Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Konten Video, Makin Kesini Makin Kesana

28 Januari 2023   14:36 Diperbarui: 28 Januari 2023   14:39 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era kekinian, platform aplikasi video menjadi satu hal yang jamak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari sebatas nonton film, video call, sampai live streaming, ada begitu banyak orang yang minimal pernah memakai.

Belakangan, seiring tumbuhnya digitalisasi, aplikasi video juga menjadi sarana mencari cuan yang cukup populer. Cukup bermodal koneksi internet, semua bisa diatur.

Bukan hanya dari YouTube saja, belakangan sudah ada begitu banyak platform video pendek yang bisa menjadi alternatif, lengkap dengan beragam cara mendapatkan pemasukan.

Ada yang berusaha mendapat "gift", ada yang mengumpulkan koin dari tugas tertentu (misalnya menonton video selama 1 jam) bahkan ada juga yang berani melakukan hal-hal absurd, hanya demi menarik perhatian publik dan viral.

Soal hal absurd, sudah banyak yang viral, dengan masa edar sebentar. Masalahnya popularitas instan seperti itu masih jadi primadona. Semakin cepat viral, peluang dapat banyak cuan instan pun semakin besar.

Makanya, ada banyak orang berlomba membuat konten video, dan ada begitu banyak tutorial membuat konten viral. Mulai dari soal tampilan sampai detail seperti optimasi algoritma, semua ada. Levelnya pun beragam, mulai dari yang benar-benar ahli sampai ahli jadi-jadian.

Tapi, dengan kecenderungan sebagian warganet kita untuk menyukai hal-hal bombastis, kualitas konten video yang ada layak dipertanyakan, karena semakin kesini semakin absurd.

Bukan hanya vulgar, levelnya bahkan lebih parah, bahkan ada yang sampai meninggal dunia gara-gara membuat konten terlalu ekstrim. Hanya karena demi viral, nyawa sampai melayang. Tak ada susu, bayi minum kopi pun jadi.

Jelas, itu tragis, bahkan cenderung konyol. Meski hanya selembar, harga nyawa sangat tidak sebanding dengan nilai materi dari konten video viral. Belum lagi kalau jenis musik latar yang digunakan tidak cocok dengan jenis konten yang disajikan, tapi tetap dipaksakan.

Kalau sudah begitu, apa yang bisa dinikmati?

Karena level kualitas yang makin kesini makin kesana, rasanya mencari cuan dari membuat konten video pendek (dengan harapan menjadi viral) adalah satu perjudian.

Kalaupun dapat, uangnya cenderung "panas", seperti uang hasil judi atau semacamnya. Hanya sebentar di tangan, dan cepat berpindah. Perpindahan itu bisa semakin cepat, jika si kreator cenderung bergaya hidup konsumtif atau terlanjur "kepepet" oleh kebutuhan.

Kalau bisa dikontrol sejak awal, sekecil apapun pendapatan atau hasil monetisasinya, manfaatnya cenderung bersifat konstruktif. Kalau tidak, sebesar apapun pendapatannya, pasti akan kurang, bahkan minus, karena sudah ada sisi kompulsif yang tidak bisa dikontrol.

Sebenarnya, ini adalah satu fenomena umum di era digital. Semakin tidak teredukasi untuk membuat konten bermanfaat bagi sesama, semakin parah tingkat kerusakan yang akan hadir di masa depan.

Karena itulah, selain menggenjot kuantitas, baik dari segi konten maupun audiens, perlu ada edukasi yang mengedepankan manfaat, supaya konten yang dihasilkan bisa berdampak positif. Jadi, kalaupun viral, masa edarnya bisa lebih lama, karena relevan meski sudah lama berlalu.

Perkembangan teknologi memang bisa mempermudah banyak hal, tapi jika ternyata itu mendatangkan masalah, akar masalahnya bukan berasal dari teknologi yang digunakan, tapi dari manusia yang menggunakan. Sebagus apapun teknologinya, kalau penggunanya belum kompatibel, percuma saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun