Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Juventus dan Bayang-bayang Dekadensi

5 Januari 2023   22:36 Diperbarui: 5 Januari 2023   22:39 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari yang tadinya berpotensi bersaing di Liga Champions, levelnya mulai menurun menjadi spesialis kompetisi domestik, sebelum akhirnya kehilangan Scudetto tahun 2021.

Dengan dekadensi yang tampak, bukan kejutan kalau situasi tetap gawat, saat Arrivabene masuk. Kiprah eks pimpinan Scuderia Ferrari ini juga hanya berlangsung setahun, dan berakhir saat para petinggi Juventus mundur bulan November 2022 silam, termasuk Presiden klub Andrea Agnelli dan Pavel Nedved, deputi sang bos sekaligus legenda klub.

Dengan demikian, Cherubini bisa dibilang mewarisi tim yang sedang dalam masalah.

Salah satu penyebabnya, para petinggi klub asal kota Turin ini diduga memalsukan laporan keuangan klub, antara tahun 2018-2021, termasuk diantaranya laporan keuangan di masa pandemi.

Karena ini termasuk pelanggaran hukum, situasi bisa semakin buruk buat Bianconeri. Di tingkat benua, UEFA sedang menginvestigasi kasus ini, karena berpotensi melanggar aturan Financial Fair Play.

Sebelumnya, mereka sudah dalam sorotan UEFA, karena masih bertahan di proyek Liga Super Eropa yang kolaps.

Jika kedapatan melanggar, sanksi denda besar dan larangan tampil di kompetisi tingkat benua bisa didapat.

Di dalam negeri, penyelidikan dari pihak berwenang juga masih berjalan. Andai tim kesayangan Juventini dinyatakan bersalah, sanksi denda dan skorsing buat pihak yang terlibat (seperti dialami Luciano Moggi pada kasus Calciopoli) sudah menanti bersama potensi pengurangan poin bahkan degradasi.

Tentunya ini bisa menjadi satu titik nadir buat klub milik keluarga Agnelli, seperti kasus Calciopoli tahun 2006. Meski segala kemungkinan masih terbuka, dekadensi yang sudah ada dalam beberapa tahun terakhir benar-benar nyata.

Kebangkitan dan prestasi yang sudah terbangun, pelan-pelan hilang karena menemui titik jenuh dan manajemen klub yang ternyata bermasalah. Seperti halnya Calciopoli dulu, Juventus bisa kembali jatuh ke titik nadir, bukan karena lawan yang kuat, tapi karena kesalahan yang mereka buat sendiri.

Tragis!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun