Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Simbiosis Mutualisme CR7, Al Nassr dan Arab Saudi

31 Desember 2022   17:41 Diperbarui: 31 Desember 2022   20:27 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bintang sepak bola Portugal, Cristiano Ronaldo, berfoto dengan jersey Al Nassr seusai menandatangani kontrak dengan klub Arab Saudi itu pada 30 Desember 2022. (Photo by Al Nassr Football Club/Handout/ANADOLU AGENCY/Anadolu Agency via AFP)

Masalahnya, tuntutan gaji besar, penurunan performa dan usianya yang sudah 37 tahun membuat banyak klub top Eropa mundur teratur. PSG yang tajir saja enggan, karena sudah punya trisula mewah Mbappe-Neymar-Messi dan harus mematuhi aturan Financial Fair Play UEFA.

Ternyata, masalah tuntutan gaji ini jadi satu celah, yang mampu dimanfaatkan Al Nassr untuk merayu legenda Real Madrid berlabuh di Jazirah Arab. Angkanya bahkan tergolong spektakuler, karena lebih besar dari total nilai transfer Kylian Mbappe dan Neymar ke PSG (400 juta euro).

Meski level kesulitan kompetisinya berada di bawah Eropa, tawaran menjadi atlet bergaji termahal di dunia jelas terlalu sulit ditolak. Inilah rekor terkini yang diciptakan Ronaldo, dan mungkin akan sulit dipecahkan dalam waktu dekat.

Di sisi lain, gaji sebesar itu juga berkelindan dengan popularitas global yang dimiliki sang peraih 5 trofi Liga Champions. Satu hal yang juga bisa dipahami dari sini adalah adanya kemungkinan campur tangan dari pemerintah Arab Saudi.

Di mana, pemerintah negeri monarki itu belakangan sedang mencanangkan visi Saudi 2030, dengan antara lain memberdayakan sektor nonmigas dan berupaya menghapus beberapa aturan konservatif atau menjurus ekstrem.

Jadi, kedatangan Ronaldo di Arab Saudi bisa dilihat sebagai satu upaya pemerintah di sana untuk membantu mengembangkan olahraga, khususnya sepak bola di sana, sambil membangun citra positif di mata dunia.

Pada masa lalu, pola transfer ini juga pernah diterapkan di Amerika Serikat, saat David Beckham bergabung dengan LA Galaxy tahun 2007. Kebetulan, seperti halnya CR7, Beckham juga merupakan pesepak bola dengan popularitas global.

Kala itu, kedatangan Becks mampu menjadi titik awal berkembangnya sepak bola di Amerika Serikat. Selain membantu membangun familiaritas dan menarik minat bintang dunia lain untuk datang, kualitas liganya juga jadi lebih baik.

Terbukti, selain muncul sebagai "liga para veteran" MLS belakangan muncul sebagai batu loncatan beberapa pemain potensial

Ada Alphonso Davies (Kanada) yang bermain di Bayern Munich, Miguel Almiron (Paraguay) yang awet di Newcastle United, dan Thiago Almada (Atlanta United) yang ikut meraih trofi Piala Dunia 2022 bersama Timnas Argentina.

Lebih jauh, terpelihara Negeri Paman Sam sebagai tuan rumah Piala Dunia 2026 (bersama Kanada dan Meksiko) juga tak lepas dari andil perkembangan pesat MLS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun