Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

TV Digital dan Potret Perubahan

3 November 2022   14:45 Diperbarui: 3 November 2022   21:19 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring hadirnya era digitalisasi TV, ada sebuah fenomena, yang membuatnya terlihat menarik. Di mana, batas antara stasiun televisi dan platform streaming menjadi sangat samar.

Dalam beberapa tahun terakhir, stasiun televisi dan platform streaming memang seperti saling terkait. Makanya, muncul anekdot, "YouTube semakin mirip TV, sementara TV semakin mirip YouTube".

Meski sebelum era TV digital masih beda medium, stasiun televisi banyak mengutip referensi video dari platform streaming (khususnya YouTube) sementara YouTube mulai memperbanyak jumlah iklan layaknya TV, lengkap dengan layanan premium berbayar.

Ketika era digitalisasi TV datang di Indonesia, platform streaming dan stasiun TV akhirnya menyatu dalam satu wadah bernama TV digital. Sebuah teknologi praktis yang sangat fleksibel.

Disebut demikian, karena selain menerima sinyal dari antena televisi, TV digital juga bisa menerima sinyal internet dari Wi-Fi.

Cukup dengan instal aplikasi dan berlangganan platform streaming berbayar, kita sudah bisa mengakses kanal TV atau acara luar negeri, tanpa harus membeli antena parabola.

Fleksibilitas TV digital menjadi berkah buat masyarakat, karena setelah puluhan tahun, masyarakat akhirnya bisa menikmati tayangan sesuai selera, dengan kualitas yang selama ini hanya bisa dinikmati kalangan tertentu.

Kebebasan ini antara lain terlihat, dari kecenderungan orang menonton siaran streaming di TV digital. Ada yang suka tayangan olahraga, ada juga yang suka nonton drakor atau anime secara maraton dan bebas sensor ajaib khas TV nasional Indonesia.

Perubahan itu semakin masif di era TV digital, karena pendekatan berpikirnya sudah berorientasi pada penonton, tidak lagi mutlak di bawah kendali televisi.

Dengan kebebasan dan fleksibilitasnya, TV digital juga ikut andil membangun cara pandang penonton menjadi lebih kritis. Untuk urusan satu ini, kita bisa melihatnya pada komentar warganet di media sosial, setiap kali ada kekurangan pada aspek kualitas konten atau tayangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun