Di sisi lain, ketegasan pihak-pihak yang mengatur soal kebijakan terkait karantina bagi orang-orang yang datang dari luar negeri patut dipertanyakan. Mereka bisa kecolongan seperti ini, dan dalam beberapa kesempatan kurang antisipatif, karena baru bertindak setelah kecolongan.
Padahal, dalam situasi seperti ini, antisipasi adalah kunci. Kalau kecolongan terus, bisa gawat.
Memang, di negara ini, semua, termasuk data aktual, bisa diakali, tapi rasa percaya masyarakat tidak. Apalagi, kalau ternyata kebijakannya terkesan tebang pilih atau tumpul ke atas.
Kalau pola seperti ini masih saja diulang, jujur saja, saya jadi khawatir, situasinya akan berlarut-larut, karena siklusnya terus berulang. Sudah hampir dua tahun, dan situasinya begini-begini saja. Mengkhawatirkan.
Masa iya, kita mau terjebak di lubang yang sama berkali-kali?
Maka, sebagai langkah antisipasi, pemerintah dan pihak terkait perlu menerapkan larangan berlibur ke luar negeri, terutama ke negara-negara dengan kasus harian virus Corona varian Omicron tinggi. Dengan begitu, peluang masuknya kasus baru bisa sedikit dicegah.
Bisa piknik, apalagi ke luar negeri memang menyenangkan. Apalagi, jika membawa pulang oleh-oleh khas dari sana. Tapi, jika ternyata oleh-oleh itu adalah virus yang bisa menular, lebih baik tidak piknik sama sekali, karena biaya dan dampaknya terlalu mahal untuk dibayar.