Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Disabilitas, Secuil Sudut Pandang

3 Desember 2021   11:34 Diperbarui: 4 Desember 2021   15:23 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penyandang disabilitas| Sumber: Shutterstock/Bro Vector via Kompas.com

Tak ada lagi komunikasi intens, tak ada lagi kejar-kejaran soal pemberkasan yang harus dipersiapkan. Rasanya seperti kena ghosting, karena mereka seperti hilang tanpa jejak.

Komunikasi baru terjalin lagi, setelah ter-ghosting selama dua minggu. Itupun dengan posisi yang terkesan menggantung. Rasanya seperti disandera, karena masih belum ada kejelasan. Andai komunikasinya benar-benar terbuka sejak awal sampai akhir, seharusnya ini akan sangat membantu.

Alhasil, saya memilih kembali bergerak dulu sebagai pekerja serabutan. Daripada menunggu dalam diam, lebih baik menunggu dengan bergerak, supaya nanti tidak kebingungan saat harus bergerak.

Dengan semua keruwetan yang sudah atau sedang saya alami, dalam kondisi sebagai seorang penyandang disabilitas, wajar jika saya belum lama tahu, kalau ada hari peringatan khusus, yang bahkan diperingati setiap tahun secara internasional. Ada atau tidak, efeknya belum benar-benar terasa.

Kalau boleh jujur, peringatan Hari Disabilitas Internasional, yang jatuh pada tanggal 3 Desember, masih terkesan seperti sebuah kampanye media sosial. Belum ada dampak yang nyata, karena budaya yang ada di negara ini belum sepenuhnya ramah kepada penyandang disabilitas.

Kalau memang ingin menciptakan dampak yang luas, seharusnya ini bisa jadi momentum, untuk mencari cara tentang bagaimana supaya bisa benar-benar memberdayakan penyandang disabilitas secara berkelanjutan, supaya mereka bisa hidup mandiri, dan tak merasa terasing karena kondisi fisik mereka. Dengan demikian, kata kunci "inklusif" bisa menjadi sesuatu yang nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun