Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rasa Unik Webinar Maraton

4 Juli 2021   01:24 Diperbarui: 4 Juli 2021   20:12 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Temuan ini menunjukkan, jejak sejarah hubungan itu sudah ada di Indonesia sejak lebih dari 1000 tahun lalu. Relief Candi Borobudur juga merekam beragam bentuk kebudayaan lokal Nusantara, yang secara langsung menekankan kebhinekaan. Temuan inilah yang menginspirasi program "Sound of Borobudur", dan menjadi pokok bahasan sesi pertama webinar.

Momen Webinar (Dokpri)
Momen Webinar (Dokpri)
Secara garis besar, sesi pertama webinar menjadi pengantar menuju sesi kedua, karena kita diajak untuk mengetahui latar belakang penyelenggaraan program "Sound of Borobudur", lengkap dengan paparan kajian ilmiah dan contoh aplikasinya. 

Boleh dibilang "Sound of Borobudur" sama sekali bukan program pariwisata asal-asalan, karena berasal dari temuan sejarah, yang memang sudah dikaji secara mendalam oleh para ahli. 

Pertanyaannya, konsep pariwisata apakah yang sebaiknya diterapkan?

Jawaban dari pertanyaan ini hadir di sesi kedua webinar. Kali ini Prof. Dr. M. Baiquni, M.A, pakar geografi pembangunan, pendiri Sustainable Tourism Action Research Society, Direktur Industri Musik, Seni Pertunjukan, dan Penerbitan Kemenparekraf RI Dr. Muhammad Amin S.Sn, M.Sn MA, serta perwakilan dari UNESCO dan Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) hadir sebagai pembicara.

Secara khusus, Moe Chiba, perwakilan dari UNESCO Jakarta, yang hadir secara daring menyebut, Borobudur, dalam posisinya sebagai salah satu situs warisan dunia UNESCO, bisa digarap menjadi satu aset wisata, dengan menerapkan konsep "Sustainable Tourism". 

"Sustainable Tourism" sendiri merupakan konsep pariwisata yang bertujuan mengedukasi masyarakat tentang nilai sejarah dan budaya situs, sekaligus membantu upaya pelestarian situs sejarah, dan memberdayakan masyarakat, khususnya di sekitar situs, sehingga bisa hidup lebih sejahtera.

Aksi Dewa Budjana (Dok. K-Jog)
Aksi Dewa Budjana (Dok. K-Jog)
Masukan ini sejalan dengan temuan sejarah di relief Candi Borobudur. Di situ, ada proses interaksi budaya yang terjadi di Borobudur. Pada masanya, Candi Borobudur merupakan salah satu pusat seni budaya dan keagamaan internasional. Dalam kaitannya dengan program "Sound of Borobudur", bisa dibilang Candi Borobudur merupakan satu pusat musik dunia pada masanya. 

Dari temuan inilah, tercipta tagline "Borobudur Pusat Musik Dunia". Dalam konteks kekinian, temuan tersebut bisa direinterpretasi sebagai satu aset bangsa yang membanggakan, karena menyatakan keluhuran budaya bangsa, dan menjadi satu aset kebudayaan dunia dari Indonesia.

Sayang, potensi ini belum sepenuhnya digarap, dan baru mulai diseriusi pemerintah belakangan ini, lewat penyelenggaraan program "Sound of Borobudur", dan penetapan Borobudur sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas. Sebagai informasi, terdapat lima obyek wisata di Indonesia yang menjadi Destinasi Super Prioritas. Selain Borobudur, ada Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.

Hanya saja, berhubung saat ini pandemi Corona masih belum reda, dan grafik kasusnya belakangan sedang tinggi di Indonesia, agaknya pemerintah perlu menggarap potensi wisata virtual. Dengan demikian, sektor pariwisata yang sedang lesu bisa tetap hidup, tanpa harus khawatir dengan risiko penularan virus Corona. Jika situasi sudah aman terkendali, promosi kunjungan wisata secara fisik boleh digalakkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun