Judul di atas mungkin terlalu frontal, tapi inilah saran paling masuk akal, seiring masih bergulirnya saga transfer Lionel Messi. Seperti diketahui, pemain mungil ini memutuskan ingin pergi dari Barcelona, setelah melalui musim nirgelar penuh bencana.
Keinginan Si Kutu pergi, tak lepas dari carut marut di tubuh manajemen klub. Rencana pelatih baru Ronald Koeman, untuk membatasi keistimewaan sang bintang, demi membuat tim lebih padu, dan meregenerasi tim, juga membuatnya serasa dilucuti.
Mengingat statusnya sebagai ikon dan legenda klub, wajar jika muncul kehebohan. Sekelompok Cules pun sempat melakukan aksi unjuk rasa di depan Stadion Nou Camp, untuk meminta Leo bertahan, dan Josep Maria Bartomeu mundur dari jabatan presiden klub.
Meski ingin pergi dan memutus kontraknya yang tinggal setahun, nyatanya Barca enggan melepas gratis sang Argentino, kecuali ada klub yang bersedia membayar mahal. Tak cukup sampai disitu, pihak La Liga Spanyol juga memutuskan Messi hanya bisa dilepas dengan harga sesuai klausul pelepasannya, yakni 700 juta euro, kecuali jika Barca bersedia menurunkan harga jualnya.
Meski santer dikaitkan dengan reuni bersama Pep Guardiola di Manchester City, sikap keras Blaugrana dan La Liga membuat pemain nomor 10 ini menemui kebuntuan. Tapi apakah upaya Messi hengkang akan berhenti begitu saja?
Ternyata tidak. Messi masih punya cara lain. Tak tanggung-tanggung, pemain kidal ini melakukan aksi mogok, dengan melewatkan agenda pra-musim Barca.
Jika melihat karakternya yang selama ini cenderung kalem, terutama di Barca, melakukan aksi mogok adalah satu kejutan. Tentunya, ini menjadi sinyal, seberapa parah kerusakan yang terjadi.
Tapi, jika melihat posisinya sebagai kapten tim, rasanya tindakan Messi kali ini agak berlebihan, meski sikap ngotot manajemen klub dan La Liga juga tak kalah ngawur. Pertanyaannya, apakah Barca dan La Liga sudah kalah besar dari Messi?
Jelas, menghambat Messi yang ingin pergi adalah sebuah kesalahan, terlepas dari keengganan dirinya ikut "pasang badan" atas performa jeblok tim. Tapi, di sini Barca harus mulai bersiap merelakan sang megabintang pergi.
Oke, La Pulga sudah mencetak lebih dari 600 gol dan memberikan puluhan trofi juara buat The Catalans. Tapi, bukan berarti klub harus terlalu sibuk meladeni tingkah polah sang peraih 6 Ballon D'Or.
Akan gawat jika performa tim malah makin ambyar, akibat persiapan yang kacau. Lagipula, menjual pemain berusia 33 tahun dengan harga cukup mahal bukan ide buruk.