Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Saya Menikmati WFH

21 Maret 2020   15:02 Diperbarui: 21 Maret 2020   16:34 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Okezone.com

Kala itu, saya mendapat dispensasi dari pihak sekolah, menyusul operasi pada otot "tendon achilles" kedua kaki saya. Bentuk dispensasi itu adalah, saya diperbolehkan untuk "sekolah di rumah" dua-tiga kali sepekan selama beberapa bulan, dengan guru mata pelajaran (yang juga merangkap sebagai wali kelas) datang ke rumah pada sore hari.

Singkat cerita, saya bisa mengejar ketertinggalan dari teman-teman, dan naik kelas dengan lancar di akhir tahun ajaran. Mungkin, "sekolah di rumah" terlihat menyenangkan, tapi, saat itu saya merasa agak kesepian, karena tak ada teman yang sehari-hari biasa menemani, sampai akhirnya kembali pulih dan ke sekolah seperti biasa.

Ketika memori lawas itu kembali berputar di situasi seperti sekarang, saya justru bersyukur pernah mengalaminya. Situasi saat itu menurut saya agak kurang mengenakkan, karena selain belajar sendiri di rumah, dengan kaki dibalut gips dan ditemani kursi roda, semua jadi sangat terbatas. Pengalaman inilah, yang membuat saya enggan bekerja di rumah atau kost, kecuali jika keadaan mengharuskan demikian.

Situasi WFH saat ini jelas jauh lebih baik dari saat itu. Meski saat ini hidup sendirian sebagai seorang anak kost, saya masih cukup leluasa melakukan semua aktivitas, terlepas dari keterbatasan fisik yang saya punya sejak lahir. Apalagi, saya juga tetap bisa berinteraksi dengan teman atau keluarga dari jarak jauh, berkat kemajuan teknologi.

Memang, masih ada sedikit rasa waspada, kalau tak mau dibilang khawatir, karena situasi memang masih serba tak pasti. Tapi, saya tetap bersyukur, karena di momen WFH kali ini, saya punya kesempatan untuk "berdamai" dengan memori kurang mengenakkan di masa lalu, pada situasi yang agak mirip.

Semoga, semua bisa kembali normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun