Sedangkan, bagi kubu Prabowo, Anies akan "di-Wibisana-kan". Karena, dengan pengalamannya sebagai mantan Menteri, dan mantan ketua tim transisi, Anies bisa menjadi salah satu sumber referensi kunci bagi kubu Prabowo, dalam menghadapi pilpres 2019 memdatang. Mengingat, Anies cukup paham bagaimana konsep rancangan awal strategi pemerintahan Jokowi, berikut kelemahannya.
Bagi Anies sendiri, manuver 'menyeberang' ini, menjadi jalan baginya, untuk "me-Wibisana-kan" diri. Di sini, terlihat jelas bahwa Anies menginginkan peran yang lebih dari sekadar sebagai Menteri, dengan posisi DKI 1 sebagai pijakan awalnya. Tapi, ia masih harus mengalah dengan Prabowo, yang masih mendambakan kemenangan di pilpres. Dengan kemenangannya di ibu kota, peluang Anies menjadi cawapres Prabowo di tahun 2019 mendatang cukup terbuka. Karena, popularitasnya kini cukup meningkat pascapilkada DKI lalu.
Menarik disimak, bagaimana kiprah politik Anies selanjutnya. Apakah ia akan naik tingkat? Atau justru tetap bertahan di ibukota? Terlepas dari semua kemungkinan itu, sepak terjang Anies di kancah politik nasional sekali lagi membuktikan; tak ada yang abadi atau permanen dalam dunia politik, kecuali kepentingan.