Mohon tunggu...
Yosep Hernawan
Yosep Hernawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Prodi Pendidikan Manajemen Perkantoran, FPEB UPI-Konsultan ISO-Owner Zeroplas

Dosen sekaligus konsultan manajemen dan teknik industri dan merintis pengolahan plastik menjadi bahan bakar sintetis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengabdian kepada Masyarakat Sekolah Pascasarjana UPI: Pengembangan Konteks Organisasi Sistem Manajemen Mutu di SMK

27 November 2022   21:14 Diperbarui: 27 November 2022   21:56 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan adalah kebutuhan manusia yang bersifat universal, demikian pendapat Scholtens (Erlangga, 2019). Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memegang peranan sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. 

Oleh karena itu, untuk penting menyelenggarakan pendidikan permanen berdasarkan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Lomakina prinsip pendidikan dasar, prinsip sistem multi-level, prinsip diversifikasi, asas komplementaritas atau saling melengkapi pendidikan dasar dan pendidikan lanjutan, prinsip kemampuan manuver program pendidikan, prinsip suksesi program pendidikan, prinsip integrasi struktur pendidikan dan prinsip fleksibilitas bentuk organisasi (Vanchukhina, 2019). 

Maka sudah menjadi keharusan dalam penyelenggaraan pendidikan, harus berorintasi pada mutu, dimulai pada tahap input, proses dan output. Pengelolaan mutu akan mudah dilakukan saat semua elemen terlibat dan diajdikan sebagai sebuah sistem. Dalam beberapa tahun terakhir, sistem manajemen mutu telah diterapkan di lembaga pendidikan di banyak negara di dunia. 

Tujuan dari sistem ini adalah untuk membangun mekanisme perbaikan berkelanjutan untuk semua dimensi dan proses di sekolah dan, pada akhirnya, untuk meningkatkan kinerjanya (Cruz, 2016). Indonesia juga telah mengadopsi konsep-konsep manajemen yang aspiratif dan akomodatif, dan mulai terus dikembangkan seperti manajeman pendidikan berbasis sekolah dan manajemen pendidikan berbasis masyarakat sesuai dengan asas desentralisasi pendidikan yang didasarkan pada UU No 22 Tahun 1999, UU No. 25 Tahun 1999 dan UU No. 20 Tahun 2003.

Sudah ada beberapa studi menunjukkan bahwa penerapan sistem manajemen mutu cukup membantu mencapai peningkatan pendidikan yaitu Pengabdian kepada masyarakat dari Chen et al., pada tahun 2004, Dobyns dan Crawford-Mason pada tahun 1994, Kattman dan Johnson pada tahun 2002, Sallis pada tahun 2002, Stensaker pada tahun 2007 dan Tribus pada tahun 1993 (Vanchukhina, 2019). 

Pada tahap awal penerapan sistem manajemen mutu pemetaan konteks organisasi adalah tahap penting sebagai bagian yang akan mempengaruhi optimalisasi implementasi system manajemen mutu. 

Pedoman sistem manajemen mutu yang sudah dibukukan dan menjadi standar internasional yang sudah banyak dikenal dan dipakai di seluruh dunia adalah ISO 9001:2015. Standar internasional ISO 9001:2015 adalah rangkaian dari seri ISO 9000 yang memberikan panduan untuk menerapkan sistem manajemen mutu. Berbeda dengan seri lainnya seperti ISO 9004 dan 19011, ISO 9001 mensyaratkan sertifikasi dalam penerapan sistem manajemen mutu di perusahaan (Hernawan, 2018).

Keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) selalu menjadi salah satu lembaga pendidikan yang mendapat sorotan masyarakat luas. Hal ini disebabkan karena penyelenggaraan layanan pendidikan di SMK menghasilkan lulusan yang akan dituntut untuk siap pakai di dunia usaha dan dunia industri. 

Adanya miss match antara yang dipelajari di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan kebutuhan di dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja akan menjadi masalah jika tidak memperhatikan mutu layanan penyelenggaraan pendidikan. Menyadari hal itu, para penyelenggara pendidikan di SMK sudah banyak yang melakukan upaya peningkatan mutu di SMK. Salah satunya adalah dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015.

Untuk mempermudah para penyelenggara sekolah kejuruan dalam upaya memelihara mutu pendidikan dengan mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015, maka diperlukan pelatihan pada tahap pertama di klausul 4 konteks organisasi implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi sekolah kejuruan untuk mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2015 dan mendapatkan sertifikasinya. 

Dengan adanya pelatihan ini diharapakan sekolah kejuruan dapat mendapatkan informasi yang jelas dan lugas mengenai identifikasi konteks organisasi. Mengingat bahwa konteks organisasi merupakan hal penting pada implementasi system manajemen mutu. Kesalahan dalam identifikasi pada tahap ini akan menghambat optimalisasi benefit dari sistem manajemen mutu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun