Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perilaku Bersih, Senyum Mbah Petrus dan Cita-cita Poros Maritim Dunia

9 Oktober 2016   21:48 Diperbarui: 9 Oktober 2016   22:05 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mewujudkan lingkungan bersih dan sikap ramah murah senyum (sumber gambar: baliinspirasi.com ; wisatajogja.com ; maritim.go.id ; okezone.com)

Sebelum membaca artikel ini, saya sarankan untuk mengawalinya dengan senyum   :)

Indonesia, sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya adalah lautan. Terdiri dari 17 ribuan pulau dan garis pantai lebih dari 99.093 Km (sumber),  wajar jika Indonesia disebut sebagai Negara Kepulaun terbesar di dunia. Lebih dari sekedar predikat, lautan Indonesia berlimpah ikan/pangan lain, energi fosil, energi baru dan terbarukan. Kekayaan tersebut akan menguatkan Indonesia, baik internal maupun eksternal.

Tepian Laut Selatan, Pantai Selatan (foto dok.pri)
Tepian Laut Selatan, Pantai Selatan (foto dok.pri)
Oleh sebab itu, kehadiran Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pada jajaran Kabinet Kerja pimpinan Presiden Joko Widodo adalah langkah tepat, yaitu bekerja untuk menggali dan mengembangkannya potensi kelautan Indonesia. Mengusung misi mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan Nasional, Kemenko Kemaritiman memiliki peran yang strategis dalam mewujudkan cita-cita besar “Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia”.

Secara sederhana, Indonesia Poros Maritim Dunia dimaknai bahwa Indonesia akan memiliki pengaruh besar dalam menggerakkan (poros penggerak) perekonomian sektor kelautan dunia. Menjadi penggerak sektor ekonomi dari biota laut, energi,  transportasi perdagangan dunia via laut, hingga wisata bahari. Selain sebagai poros penggerak, kemaritiman Indonesia juga diharapkan menjadi “simpul dari berbagai tali yang menjulur” ke berbagai penjuru dunia. Artinya, Indonesia akan menjadi pusat perhatian dunia dan terus didatangi masyarakat Internasional.

Menyiapkan Diri Yang Akan Menjadi Pusat Perhatian Dunia

Sebagian ikon ekspresi daerah dalam menyambut tamu (sumber gambar: tourhematdibali.com dan wisatajogja.com)
Sebagian ikon ekspresi daerah dalam menyambut tamu (sumber gambar: tourhematdibali.com dan wisatajogja.com)
Jika akan menjadi pusat perhatian dunia, apa yang harus disiapkan? Sebelum menjawab pertanyaan ini, baiknya kita membayangkan perihal “Bagaimana jika Kita mendapat perhatian positif dari orang lain dan orang lain tersebut akan bertamu ke rumah Kita?” Jika mendapati momen seperti itu, sebagian besar mungkin akan menyiapkan diri untuk menyambutnya. Mulai dari membersihkan ruang tamu, halaman rumah bahkan menyiapkan makanan sebagai hidangan untuk tamu tersebut. Tujuannya agar yang bertamu menjadi betah dan nyaman di rumah Kita. Saat tamu tersebut tiba, Kita pun akan menyambutnya dengan senyum terbaik. 


Pun begitu saat Kita bertamu ke rumah orang lain. Kita akan disambut dengan ramah dan disiapkan makanan. Bahkan, saat Kita bertamu ke rumah orang lain secara mendadak, dengan sigap si tuan rumah akan membereskan ruang tamu. Dengan cepat Ia akan merapikan benda-benda yang berserakan sambil berkata “maaf berantakan…”. Jika tidak ada hidangan untuk teman ngobrol, hanya ada minuman, tuan rumah pun akan kembali minta maaf maaf tidak ada apa-apa, cuma minum.Begitulah kebiasaan yang saya amati, yang katanya sudah menjadi budaya, menyiapkan diri untuk tamu untuk menghargai/menghormatinya dan untuk kenyamanannya.

Meskipun bukan hal yang dicari dan diutamakan oleh tamu, tetapi sambutan berupa ruangan yang bersih dan senyum ramah itu bisa mempengaruhi kunjungan selanjutnya. Hal itulah yang sebaiknya dilakukan untuk mempersiapkan diri untuk menjadi pusat perhatian dunia sektor maritim. Indonesia diharapkan menjadi jalur perdagangan laut Internasional, maka laut dan propertinya harus disiapkan, mulai dari menjaga kebersihannya hingga sarana-prasarana apa saja yang dibutuhkan. Kita pun akan menyambut “pelaut” internasional itu dengan senyum terbaik.

Begitu juga untuk kemaritiman sektor wisata, wisata pantai/laut. Jutaan wisatawan asing berkunjung ke Indonesia, salah satu tujuannya adalah menikmati keindahan pantai Indonesia. Secara ekonomi, kedatangan mereka sangat menguntungkan Indonesia yaitu devisa dan untuk masyarakat sekitar kawasan wisata,  yaitu keuntungan transaksi jual beli. Agar keuntungan tersebut dapat terjaga, bahkan meningkat, maka tempat wisata juga harus dijaga keindahannya. Terutama kebersihannya, agar keindahan wisata tersebut tak ternoda oleh sampah/kotoran.

Selain menyiapkan kebersihan tempat wisata, yang tak kalah penting adalah cara menyambut wisatawan. Seperti halnya tamu, mereka layak mendapat sambutan hangat dan senyuman terbaik. Agar mereka merasa aman dan nyaman berekreasi di Indonesia. Agar kunjungan wisata semakin meningkat.

Kesimpulannya, yang harus disiapkan untuk menyambut perhatian dan kunjungan masyarakat dunia, antara lain adalah kebersihan lingkungan dan senyum keramahan. Tentunya itu persiapan umum yang bisa dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sedangkan persiapan teknik atau keilmuan khusus kemaritiman, tentu sudah disiapkan ahlinya. Kita, sebagai masyarakat umum, membantu yang “ringan-ringan” saja namun sangat penting, yaitu perilaku bersih dan ramah.

Pentingnya perilaku bersih dan ramah inilah yang sepertinya mendasari Kemenko Bidang Kemaritiman membuat Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBS). Tentunya untuk mendukung cita-cita besar, Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia - Menjadi pusat perhatian dunia-, yang nantinya berdampak pada kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Gerakan yang digagas Kemenko Bidang Kemaritiman (sumber gambar: maritim.go.id)
Gerakan yang digagas Kemenko Bidang Kemaritiman (sumber gambar: maritim.go.id)
Untuk mengetahui mengapa dan atas dasar apa perilaku bersih dan sikap murah senyum itu penting dan harus menjadi gerakan nasional, mari kita uraikan satu-persatu.

Manfaat Perilaku Bersih

Kebersihan kuat hubungannya dengan kesehatan. Banyak jurnal kesehatan yang menyatakan bahwa kebiasaan hidup bersih berpengaruh positif terhadap kesehatan tubuh. Sehingga ini bisa menjadi dasar kuat untuk menjaga kebersihan, yang sekaligus menjaga kesehatan.

Perilaku hidup bersih diterapkan mulai dari diri sendiri, kemudian di lingkungan keluarga. Dengan cara menjaga kebersihan makanan, pakaian, kamar/rumah hingga lingkungan sekitar rumah. Dengan begitu, kebersihan seluruh anggota keluarga dan lingkungan akan terjaga, yang selanjutnya berdampak pada terjaganya kesehatan keluarga.

Selain itu, pola hidup bersih juga memberi banyak manfaat lainnya. Lingkungan yang bersih akan memberi kenyamanan, baik kenyamanan fisik maupun pikiran/perasaan. Bersih juga dapat membuat penampilan jadi menarik, sehingga akan menjaga pergaulan. Sebab, tentunya banyak orang suka dengan yang bersih dan cenderung suka bergaul dengan orang berprilaku bersih. Pola hidup bersih juga menghemat pengeluaran uang, misalnya pengeluaran untuk biaya pengobatan. Karena perilaku bersih dapat meminimalisir datangnya penyakit, yang selanjutnya berdampak pada rendahnya-bahkan tidak ada- biaya untuk pengobatan.

Satu lagi, kebersihan lingkungan juga menjadi magnet untuk sektor wisata. Salah satu sifat magnet adalah tolak-menolak atau tarik-menarik. Jika lingkungan tempat rekreasi bersih, maka akan menarik wisatawan dan berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian daerah sekitar. Jika lingkungan sekitarnya kotor, maka dengan sendirinya akan “menolak” datangnya wisatawan. Kalaupun ada wisatawan yang datang, mungkin itu kedatangan pertama sekaligus terakhirnya. Sebab, wisatawan akan “kapok” untuk kembali, karena lingkungannya kotor dan membuat mereka tak nyaman.

Jadi, dengan mengetahui banyaknya manfaat perilaku bersih dan kebersihan lingkungan, maka  jangan ragu atau malas untuk menjaga kebersihan. Kebersihan untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitar.

Nasionalisasi Perilaku Hidup Bersih

Dengan memahami banyaknya manfaat perilaku bersih, maka tak berlebihan jika perilaku bersih ini menjadi sebuah perilaku nasional, yang diupayakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Terkait ini, Kementerian Kesehatan RI memiliki program untuk mengkampanyekan perilaku hidup bersih untuk kesehatan, yaitu program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program tersebut diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk membiasakan pola hidup bersih dan sehat. Membiasakannya mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar.

Mengapa program PHBS penting? Sebab, tahun 2012, International Earth Science Information Network merilis data yang sangat meprihatinkan, yaitu Indonesia adalah negara terbersih ke 134 dari 140 negara. Jika dibalik, Indonesia menduduki peringkat ke 7 sebagai negara terkotor (sumber). Oleh sebab itu, kesadaran perilaku bersih memang layak menjadi agenda penting dan gerakan secara nasional untuk menuju Indonesia bersih dan sehat.

Memang, saat ini tren kesadaran kebersihan telah berangsur membaik. Hal itu dapat dilihat dari peningkatan kebersihan di berbagai kota di Indonesia. Entah seberapa besar peningkatan kesadaran akan kebersihan lingkungan, yang pasti Indonesia belum masuk dalam daftar 10 besar negara terbersih di dunia. Sehingga, masih dibutuhkan kampanye yang lebih dahsyat untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Sejalan dengan Kemenkes RI, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI turut mengkampanyekan perilaku hidup bersih, melalui Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBS). Mengapa Kemenko Kemaritiman harus ikut-ikutan menggalakkan perilaku bersih? Sebab, Indonesia adalah negara kepulauan, yang sebagian besar wilayahnya adalah perairan (lautan). Lautan memberi kita bahan makanan, energi dan wisata yang luar biasa.

Lautan yang sudah memberi manfaat besar untuk manusia, ternyata mendapat perlakuan yang memprihatinkan. Ocean Conservancy, sebuah lembaga internasional nonprofit bidang lingkungan, merilis data bahwa Indonesia adalah salah satu dari 5 negara dengan garis pantai terkotor di dunia dan sekaligus urutan kedua sebagai negara penyumbang sampah plastik terbanyak di lautan (sumber).

Negara penyumbang sampak plastik terbesar di dunia (sumber: http://nationalgeographic.co.id/)
Negara penyumbang sampak plastik terbesar di dunia (sumber: http://nationalgeographic.co.id/)
Predikat tersebut tentu sangat memprihatinkan dan memalukan. Namun, yang terpenting saat ini bukan sekedar perasaan malu, melainkan kesadaran. Sadar akan kebersihan lingkungan, baik di daratan maupun di lautan. Oleh sebab itu, laut harus kita jaga dan perhatikan bersama, termasuk kebersihannya. 

Rasanya tak adil jika hanya mempublikasikan raihan buruk Indonesia dalam hal lingkungan. Masih ada yang membanggakan dan bisa menjadi inspirator, yaitu lingkungan Desa Panglipuran, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Desa tersebut didaulat sebagai salah satu desa terbersih di dunia(sumber). Desa Penglipuran ini menjadi penglipur lara dari kondisi lingkungan Indonesia.

Desa Penglipuran, Bangli, Bali (sumber: news.okezone.com)
Desa Penglipuran, Bangli, Bali (sumber: news.okezone.com)
Program kebersihan yang dikampanyekan oleh Kemenkes dan Kemenko Kemaritiman adalah bagian dari nilai strategis Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Gerakan tersebut merupakan gerakan sosial yang dilakukan secara bersama-sama untuk menuju Indonesia yang lebih baik, yang mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk kebersihan. Penggunaan kata “gerakan” bermakna cita-cita GNRM membutuhkan partisipasi dan keterlibatan aktif masyarakat. Pasalnya, dalam hal ini –kebersihan-, masyarakat adalah subjek sekaligus objek yang akan bergerak dan mendapat manfaatnya.

Perilaku bersih mnjadi nilai strategis GNRM (sumber gambar: revolusimental.go.id)
Perilaku bersih mnjadi nilai strategis GNRM (sumber gambar: revolusimental.go.id)
Menumbuhkan Kesadaran Diri dan Menjadi Teladan Untuk Keluarga

Uraian di atas adalah sebagian potret dan perilaku secara Nasional. Dalam menanggapi sebuah program atau gerakan Nasional, yang terpenting adalah kesadaran dan upaya pribadi untuk mensukseskannya. Termasuk gerakan perilaku bersih, karena sejatinya, manfaatnya akan dinikmati diri sendiri, yaitu Kita. Bersih itu dari Kita, oleh Kita dan untuk Kita.

Misalnya, memakan makanan yang bersih. Manfaatnya tentu akan dinikmati sendiri. Menggunakan pakaian yang bersih, kenyamanannya juga dinikmati sendiri. Kamar atau rumah yang bersih, yang nyaman juga kita sendiri. Bahkan, orang lain pun akan nyaman jika melihat lingkungan sekitar kita tampak bersih. Jika ini disadari, maka perilaku hidup bersih yang selanjutnya berdampak pada hidup sehat adalah sebuah kebutuhan.

 Jika sudah mengerti akan kebutuhan kebersihan dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka langsung atau tidak langsung, perilaku positif tersebut akan mempengaruhi orang lain. Orang lain yang terdekat adalah keluarga. Orangtua atau orang yang lebih dewasa di lingkungan keluarga, hendaknya memberi teladan bagi seluruh anggota keluarganya.

Untuk urusan kebersihan di lingkungan keluarga kecil saya, harus saya akui bahwa istri adalah juaranya. Dia begitu ketat untuk masalah kebersihan, baik itu kebersihan makanan, pakaian, lantai dan rumah secara umum. Hal ini yang kemudian Kami tularkan kepada putri kecil Kami yang kini berusia 2 tahun, Kia namanya. Sejak Kia bisa berjalan di usia hampir satu tahun, Ia sudah bisa membuang sampah pada tempatnya.

Yang saya amati dari tumbuh kembang Kia, Ia cenderung akan melihat dan menirukan apa yang dilakukan oleh orang terdekatnya. Oleh sebab itu, berbagai pelajaran yang ingin kami ajarkan padanya, dengan Metode “demonstrasi”. Termasuk saat kami mengajarkan membuang sampah pada tempatnya. Diawali dengan mendemonstrasikan membuang sampah, kemudian mengajaknya membuang sampah pada tempatnya. Akhirnya Ia bisa membuang sampah sendiri tanpa harus diperintah.

Metode demonstrasi cukup ampuh digunakan untuk anak-anak. Selain itu, metode ini juga akan membentuk sikap keteladanan orangtua. Sebab, untuk mengajarakan hal yang baik pada anak, dengan memberi contoh atau teladan akan lebih bermakna daripada sekedar memerintah anak melakukan sesuatu. Terkait metode keteladanan ini, beberapa bulan lalu saya tulis dalam artikel berjudul “Pelajaran dari Sandal yang Dilepas”.

Dari situ saya menyimpulkan bahwa memberi teladan/contoh adalah cara terbaik untuk mengajarkan sesuatu yang baik, termasuk menjaga kebersihan. Mari kita membiasakan perilaku hidup bersih dan menjadi teladan untuk seluruh anggota keluarga di rumah. Demi kenyamanan  dan kesehatan bersama.

Kesadaran Kolektif dan Turun Temurun Di Lingkungan Masyarakat

Meskipun telah berusaha menanamkan perilaku bersih sejak usia dini di lingkungan keluarga, namun terkadang terkontaminasi dengan oknum masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Contoh nyata, beberapa waktu lalu, saat saya dan keluarga dalam perjalanan menggunakan kendaraan, tampak penumpang dari mobil yang berada tepat di depan, dengan seenaknya membuang sampah (tisu dan plastik) melalui jendela mobil. Parahnya lagi, aktifitas tersebut dilakukan 2 kali. Sampah yang kedua adalah kulit buah, sepertinya kulit jeruk.

Celakanya, anak saya, Kia, melihat aksi buang sampah sembarangan itu. Lantas ia pun bilang “buta’ yah”, sambil menunjuk kaca pintu mobil kami (maksudnya buka kaca pintu mobil). “buat apa?” tanya saya. Kia tak menjawab, hanya berkata “buta’…buta’…buta’” berulang-ulang sambil memaksa. Belum sempat saya bukakan, Kia berbegas mengambil wadah tisu yang ada di depannya, di atas dashboard mobil. Ternyata, Ia akan menirukan orang yang membuang sampah dari dalam mobil tadi. Mungkin dilihatnya bagus ada ada benda beterbangan, seperti sampah yang beterbangan dari dalam mobil tadi. Akhirnya saya harus memberi penjelasan berulang-ulang pada Kia, bahwa membuang sampah sembarangan itu tidak baik.

Kejadian seperti ini cukup sering saya temui di jalan raya. Jika memang tidak memiliki tempat sampah di dalam mobil, kan bisa mengumpulkannya di wadah sementara. Membuang sampah di jalan raya bukan hanya akan mengotori lingkungan jalan, tetapi juga akan memberi contoh buruk pada orang lain, terutama anak-anak yang belum bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk.

Oleh sebab itu, dibutuhkan kesadaran kolektif seluruh masyarakat, agar perilaku bersih dapat menurun ke generasi berikutnya. Sehingga kebersihan lingkungan akan terus terjaga. Hal itu lah yang menjadikan Desa Penglipuran, Bangli, Bali selalu terjaga kebersihannya, dan menjadi salah satu desa terbersih di dunia.

Suasana di Desa Penglipuran, Bangli, Bali (sumber gambar: www.baliinspirasi.com)
Suasana di Desa Penglipuran, Bangli, Bali (sumber gambar: www.baliinspirasi.com)
Menurut I Nengah Moneng, Ketua pengelola desa wisata Penglipuran, kebersihan desanya berkat kesadaran yang dibangun masyarakat desa secara turun temurun. "Sudah dari turun temurun kepribadian kami. Sudah terbentuk dari dulu” (sumber). Karakter masyarakat Desa Penglipuran ini bisa kita jadikan referensi, untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan secara bersama-sama menyadari pentingnya perilaku dan menjadi teladan untuk generasi berikutnya, maka kebersihan lingkungan akan terus terjaga.

Selain Kebersihan, Senyum Juga Penting Untuk Kesehatan

Ternyata,selain menjaga kebersihan, ada cara lain yang bisa dilakukan untuk membantu menjaga kesehatan, baik kesehatan fisik maupun mental. Caranya amat sangat mudah, yaitu tersenyum.Ya, senyum, mudah bukan?

Sebuah riset di University of Kansas mengungkap bahwa tersenyum mempengaruhi kemampuan mengatasi stres dan meningkatkan kesehatan jantung (sumber). Kajian lain mengungkapkan bahwa tersenyum bisa mengurangi rasa sakit dan menjadi obat alami penahan rasa sakit. Sebab, hormon Endorfin yang dilepaskan saat tersenyum akan mengurangi rasa sakit. Selain itu, senyum juga dapat menurunkan tekanan darah (sumber). Bayangkan, begitu mudahnya untuk membantu menjaga kesehatan tubuh dan pikiran, yaitu dengan senyum.

manfaat tersenyum (sumber: (http://health.detik.com/read/2011/12/02/153301/1781243/766/10-manfaat-senyum-bagi-kesehatan) (http://www.lovelytoday.com/trendlifestyle/2012/02/10/6574/senyum-9-manfaat-senyuman-bagi-kesehatan) (http://health.kompas.com/read/2014/03/23/1205050/Efek.Senyum.Saat.Menstimulasi.Otak))
manfaat tersenyum (sumber: (http://health.detik.com/read/2011/12/02/153301/1781243/766/10-manfaat-senyum-bagi-kesehatan) (http://www.lovelytoday.com/trendlifestyle/2012/02/10/6574/senyum-9-manfaat-senyuman-bagi-kesehatan) (http://health.kompas.com/read/2014/03/23/1205050/Efek.Senyum.Saat.Menstimulasi.Otak))
Berdasarkan gambar di atas, saya kembali menyarankan pada pembaca untuk tersenyum :), agar manfaat di atas lebih terasa :).

Senyum Itu Menular dan Memberi Kebahagiaan

Besarnya manfaat tersenyum ini telah lama dibuktikan oleh kerabat saya, yang sering saya sapa Mbah Petrus. Beliau masih sehat dan bugar di usia 80an tahun. Kerabat saya ini, jarang terlihat sedih, murung apalagi marah. Wajahnya selalu tampak bersahabat, bahagia dan dihiasi senyum.

senyum itu menular (sumber gambar: dailysmscollection.in)
senyum itu menular (sumber gambar: dailysmscollection.in)
Salah satu kebiasaan Mbah Petrus adalah suka berjalan kaki keliling kampung, untuk sekedar menyapa tetangga atau mencari teman ngobrol. Beliau melakukan itu saat di rumah sepi, saat anaknya bekerja dan cucu-cucunya sekolah. Saat “ritual” tersebut, dari kejauhan, senyum khasnya sudah tampak menghiasi wajahnya. Beliau memang selalu tampak bahagia, untuk “sekedar” senyum bukanlah hal sulit atau mahal baginya. Kami yang akan menyambut kedatangannya pun sudah siap-siap memasang senyum, untuk membalas senyum terbaik Mbah Petrus. Inilah yang saya sebut senyum itu menular.

Terkait kepercayaan bahwa senyum itu menular, salah satu berita di laman Kompas.com membenarkannya. Dikutip dari Kompas.com, ahli Neurosains, Marco Iacoboni, menyatakan bahwa manusia memiliki sesuatu yang disebut cermin Neuron. Ketika tersenyum, cermin Neuron menanggapinya, yaitu membalas senyuman (sumber). Jadi, saat tersenyum, manfaatnya bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Jika senyum mendatangkan kebahagiaan, maka menulari senyum akan membagi kebahagiaan.

Satu pertanyaan yang sering dilontarkan tetangga pada Mbah Petrus adalah apa resep agar tetap sehat dan bugar?. Pertanyaan itu kerap dijawab lugas, kuncinya adalah “kudu seneng, ben ora stres, ben sehat” (harus bahagia, agar tidak stres, agar sehat). Maksudnya, hidup ini harus dibawa senang, agar terhindar dari stres. Keduanya berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. Kehidupan Mbah Petrus ini membuktikan bahwa sehat itu mudah dan murah, yaitu mengontrol pikiran untuk selalu senang dan menghindari stres.

Entah berapa kali Mbah Petrus tersenyum dan tertawa dalam satu hari, entah berapa banyak tetangga yang terserang “virus kebahagiaan” Beliau. Namun yang pasti, siapapun yang bergaul dengan Beliau, akan ikut bahagia, minimal tersenyum.

Senyum Itu Bagian Dari Sedekah

Wajah bahagia yang dihiasi senyum berseri dan kebiasaan menyapa orang disekitar ini bukan hanya bermanfaat untuk kesehatan Mbah Petrus, tetapi juga sebagai bentuk sedekah Beliau kepada orang-orang di sekitarnya. Sedekah karena membagi manfaat senyum dan kebahagian pada orang lain.

Banyak yang yakin dan percaya bahwa senyum adalah sedekah paling murah dan mudah. Sedekah dalam arti luas, yaitu memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain dan membuat orang lain senang. Sedekah biasanya diidentikan dengan pemberian harta atau benda. Jika diberi harta atau benda, biasanya si penerima akan senang. Tentunya jika pemberian tersebut murni sedekah, ikhlas tanpa pamrih.

Namun, tidak hanya harta benda yang bisa membuat orang lain senang. Nyatanya, hanya dengan memberi senyum, orang lain akan senang, seperti yang dilakukan Mbah Petrus. Membuat orang lain senang adalah bagian dari sedekah dan ibadah, yang akan mendapat ganjaran kebaikan atau pahala.

Jadi, kesimpulannya, nikmat dan manfaat tersenyum itu sangat luar biasa. Senyum yang dilontarkan pada orang lain, bisa menjaga suasana hati dan kesehatan diri sendiri dan orang lain. Tak hanya itu, tersenyum adalah amalan baik yang mudah dilakukan dan “murah” untuk diberikan.

Membudayakan Senyum dan Melestarikan Predikat “Negara Paling Ramah”

Tentu bukan hanya Mbah Petrus yang ramah dan murah senyum, banyak sekali masyarakat Indonesia yang seperti Beliau. Saking banyaknya, masyarakat Indonesia yang murah senyum, Indonesia kerap mendapat predikat Negara Paling ramah dan murah senyum di Dunia.

Tahun 2009, sebuah lembaga survey Internasional, The Smiling Report, mengumumkan bahwa negara paling murah senyum adalah Indonesia (sumber). Tahun 2012, sebuah media informasi perjalanan Internasional, Lonely Planet, menyatakan bahwa Indonesia adalah negara paling Ramah sedunia. Sebab, para wisatawan/pendatang asing selalu disambut senyum lebar oleh masyarakat Indonesia (sumber). Tahun 2014, Indonesia kembali masuk dalam sepuluh besar daftar “Negara Paling Ramah di Dunia”, berdasarkan riset oleh InterNation (sumber).  Jadi, masyarakat Indonesia sudah terbukti ramah dan murah senyum, dan itu diakui dunia internasional.

Predikat positif yang diakui internasional ini sangat layak untuk terus dilestarikan. Senyum dan keramahan harus menjadi budaya masyarakat Indonesia. Sebab, selain bermanfaat untuk masyarakat Indonesia sendiri, juga dapat menjadi “daya tarik” bagi masyarakat internasional. Masyarakat internasional yang pernah berkunjung ke Indonesia, akan “rindu” dengan keramahan dan senyum manis masyarakat Indonesia. Alhasil, mereka pun akan berkunjung lagi ke Indonesia, meramaikan wisata Indonesia, meningkatkan devisa negara dan menambah kesejahteraan ekonomi masyarakat Indonesia.

Jadi, gerakan bersih dan senyum ini sangat banyak manfaatnya. Jika kebersihan lingkungan dan sikap ramah murah senyum terus terjaga, maka fisik yang sehat dan suasana hati yang positif akan terus terjaga pula. Selain untuk diri sendiri, hal itu juga bermanfaat untuk orang lain. Meskipun demikian, sadari dahulu bahwa gerakan ini bermanfaat untuk diri sendiri dan merupakan suatu kebutuhan.

Setelah menyadari manfaatnya untuk diri sendiri, baru kemudian untuk konteks yang lebih luas, yaitu Indonesia dan cita-cita besar sebagai Poros Maritim Dunia. Cita-cita tersebut adalah cita-cita besar yang membutuhkan peran serta seluruh masyarakat Indonesia. Dalam suatu gerakan sederhana namun penuh makna, yaitu Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBS). Sebuah gerakan kolektif, gerakan gotong royong, yang dilakukan secara berkelanjutan.

Saran Untuk Kemenko Kemaritiman Terkait GBS

Betapa penting dan besarnya manfaat GBS, maka ada 3 saran untuk Kemenko Bidang Kemaritiman, guna GBS yang komprehensif. Sebagai berikut:

Pertama, Perlu kampanye yang lebih luas dan menggunakan berbagai media. Meskipun kampanye melalui media internet sudah cukup bagus, namun masih banyak masyarakat yang belum bisa dan belum biasa mengakses internet. Sehingga dibutuhkan media kampanye yang lain, seperti Televisi dan radio yang mampu diakses seluruh masyarakat, hingga kawasan pesisir. Selain itu, perlu banyak media spanduk GBS yang di kawasan strategis, yang memungkinkan dibaca banyak orang.

Kedua, Kemenko Kemaritiman bekerjasama dengan Kementerian lain. Gerakan Budaya Bersih dan Senyum adalah gerakan membangun sikap manusia secara umum. Untuk itu, Kemenko Kemaritiman bisa mensinergikan gerakan ini dengan program di kementerian lain yang relevan, seperti Kementrian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Selanjutnya Kemenko PMK akan mengkoordinasikan program tersebut pada kementerian-kementerian dibawah naungannya.

Selain itu, Kementerian Luar Negeri adalah mitra strategis Kemenko kemaritimian untuk program GBS. Kementerian Luar Negeri bisa turut mengkampanyekan GBS di kedutaan besar RI di berbagai negara, untuk kemudian disampaikan pada seluruh masyarakat Indonesia yang tingga di sana (diaspora). Selain bermanfaat untuk pribadi diaspora, gerakan ini akan meningkatkan citra positif Indonesia di mana dunia. Para diaspora Indonesia menjadi “Duta Budaya Bersih dan Senyum” di negara yang ditinggalinya.

Ketiga, GBS harus berkelanjutan. Gerakan Budaya Bersih dan Senyum adalah bagian dari upaya menumbuhkan karakter. Hal itu tidak bisa dilakukan dengan singkat, butuh proses dan kebiasaan yang lama. Untuk itu, GBS ini harus terus dikampanyekan, menjadi program jangka panjang Kemenko Kemaritiman dan kementerian terkait lainnya.

Sekian, semoga tulisan ini bermanfaat.

Mari jaga kebersihan lingkungan sekitar, jaga kesehatan seluruh anggota keluarga dan tetap murah senyum, seperti Mbah Petrus :)

Facebook I Twiter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun