Generasi Milineal kemungkinan besar tidak semuanya kenal Kue Khas Aceh yang satu ini, yaitu Keukarah atau ada yang mengatakan kue sarang burung. Kue ini sangat lembut dan renyah di lidah sehingga bagi yang mencobanya ingin saja menambah lagi.
Kue Keukarah bentuknya unik seperti bulan sabit, terkadang juga ada di swalayan-swalayan di kota-kota yang ada di Aceh dan bentuknya kecil menengah namun kalau yang beredar di pesta-pesta perhelatan perkawinan di pedalaman di Aceh kebanyakan bentuknya Jumbo, pas nya seperti kumis orang dewasa.
Sensasi kue Keukarah berbeda kalau dalam keadaan kondisi kering ( Belum masuk angin) itu bersuara dan akan cepat putus kalau dimakan karena bentuk kecilnya seperti benang-benar terajut persisnya seperti sarang burung sawah, jikalau dalam keadaan dingin ( tentunya bukan pakai es) keukarah ini tidak akan cepat putus teksturnya lembut di lidah.
Ternyata, tidak semua orang bisa membuat kue keukarah ini, hanya orang tertentu saja, karena dalam mebuat kue tersebut tepungnya harus benar-benar pas tatkala masuk dalam loyang tempurung kelapa yang diberi gagang lalu dipukul diatasnya seperti irama Woodpeakers sedang mematuk pohon dan sangat teratur.
Ditambahkan lagi  si chef kue ini harus benar-benar tenang dalam mengerjakannya tidak bisa dalam tergopoh-gopoh sehingga akan menghasilkan kue yang tidak bagus, bentuknya yang hancur-hancuran.
Bahan-bahan kue ini sederhana saja, tepung beras, gula pasir, minyak goreng dan air. Cara membuat tepungnya direndam semalam lalu dicuci bersih lalu ditiriskan, setelah di tembuk dengan lesung lalu dijemur sampai kering kemudian diayak lalu disaring satu kali lagi siap diolah menjadi adonan kue. Selamat mencoba. (Ysf)