Mohon tunggu...
YOSEF PASKAH
YOSEF PASKAH Mohon Tunggu... Freelancer - Pustakawan

saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita 13.05.18

14 Mei 2020   07:24 Diperbarui: 14 Mei 2020   07:38 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kejadian itu membuat semua umat minoritas (Kristen dan Katolik) tidak menjadi tertutup dan membenci umat Islam tetapi malahan mempeerat tali persaudaraan. 

Ada salah satu bentuk nyata dalam perkuliahan di salah satu universitas yang meminta mahasiswanya untuk tinggal tiga hari dua malam di salah satu pesantren di Surabaya. Pesantren itu tidaklah pesantren yang mampu tetapi pesantren tidak begitu mampu dan cenderung miskin. 

Mahasiswa diminta untuk memberikan dialog lintas agama agar tali persaudaraan ini tidaklah putus tetapi terus terjalin hingga saat ini. Mereka juga diminta untuk memberikan suatu kegiatan yang positif terhadap anak-anak santri agar tidak menjadi "radikal" terhadap orang-orang yang minoritas.

Hal ini cukup menarik apabila mengaitkan persoalan ini dengan persoalan baru-baru ini yakni virus corona atau COVID-19. Kita tahu, bahwa hingga sampai saat ini pasien yang terkonfrimasi positif sangatlah banyak. 

Di tengah penderitaan akibat Covid-19, kita melihat bahwa upaya pemerinah untuk menanggulangi dampak covid-19 sangatlah cukup baik. betapa tidak, pemerintah menggencar-gencarkan program untuk saling gotong royong membantu sesama yang membutuhkan. 

Ada banyak cara yang dilakukan untuk mempererat tali persaudaraan dengan memberikan bantuan kepada orang-orang yang terdampak. Tetapi, Apa yang dapat kita maknai atas dua peristiwa ini?

Sebagai seorang yang tahu akan intelektual, kita pun akan melihat betapa pentingnya tali persaudaraan. Kita tahu Tuhan tidak menciptakan manusia sendiri hanya laki-laki tetapi, Tuhan menciptakan perempuan untuk mendampingi laki-laki. 

Hal ini dapat di artikan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri dan manusia tidak dapat apabila manusia hanya mementingkan egonya sendiri. apabila manusia hanya mementingkan egonya sendiri, tentu manusia tidak akan dapat hidup secara manusiawi. 

Ia hanya dapat hidup dengan dunianya sendiri. sebagai contoh apabila kita apatis terhadap dua kejadian ini tentu kita tidak akan memedulikan orang lain dan yang paling menyedihkan lagi apabila kita tidak mau terlibat dalam solidaritas kemanusiaan.

Dengan demikian, memaknai dua kejadian ini memanglah tidak mudah. Memang, pada saat ini ada persamaan ketika menghadapi ancaman bom Surabaya yaitu kehilangan orang yang kita cintai. 

Bila dahulu orang yang dikasihi karena korban ledakan bom kini, orang yang di kasihi hilang akibat bom yang tidak dapat dilihat secara jelas oleh mata kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun