Mohon tunggu...
Yosef Noferianus Gea
Yosef Noferianus Gea Mohon Tunggu... Mahasiswa -

"Seorang pribadi dengan mimpi besar membangun negri". Sedang menjalani studi di Universitas Katolik Parahyangan-Bandung, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita Orang Bawah, “Saat Ini...!”

8 Agustus 2014   03:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:06 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cerita Orang Bawah, “Saat Ini”

Seringkali kita merasa paling benar, meskipun kita sadar bahwa itu salah. Sering pula kita menyalahkan orang lain hanya karena mereka memiliki status sosial yang lebih rendah dari kita “saat ini”. Mungkin anda bertanya, kenapa dua kata terakhir dari kalimat di atas diberi tanda kutip, alasannya sederhana, karena untuk masa mendatang tidak selalu seperti saat ini. Hidup ini layaknya roda, terus berputar, kadang berada di atas kadang berada di bawah.

Nah, sebagai seorang yang merasa diri berada di bawah “saat ini”, seringkali merefleksikan apa yang ia jalani dibanding orang yang sedang berada di atas. Dalam setiap perdebatan, diskusi, atau pembicaraan apapun, baik itu benar atau salah tapi hal yang cukup menarik sering terjadi, yakni bahwa orang yang berada di bawah selalu kalah, selalu salah atau bisa jadi selalu disalahkan. Namun dari setiap pergumulan tersebut, “orang bawah” selalu berpikir ada apa sebenarnya? apakah saya salah jika membantah atau memberi penjelasan terkait sesuatu hal? apakah saya harus terus mengikuti perkataan, perintah, atau mandat dari “orang atas” atau akrab juga kita dengar sebagai “orang besar”, haruskah demikian?

Beberapa hari yang lalu, sebagai “orang bawah” yang memiliki mimpi menjadi “orang yang berada atas” (suatu hari kelak-jika Tuhan memberi amanat) mencoba membayangkan betapa hebatnya orang yang berada di atas. Segala hal yang diucapkan susah dibantah; perbuatannya seringkali harus dibenarkan; menjadikan alasan keberadaan “orang bawah” yang lemah untuk melecehkan atau setidaknya membungkam mulut “orang bawah” agar sebaiknya sadar bahwa kalian hanyalah orang yang dikasihani, jangan banyak omel, sudah dikasi ini malah keberatan, itu aturan buat kalian sebagai “orang bawah”.. dan banyak hal lainnya yang sering terucap atau diperbuat baik sengaja atau tidak, ternyata seringkali melukai batin dari orang-orang bawah ini. Secara sadar atau tidak, hal yang sempat terlintas di dalam benak “orang bawah” ini adalah suatu hal yang seringkali dihidupi oleh orang-orang atas / besar “saat ini”.

Orang atas maupun orang bawah pada dasarnya adalah sama. Terutama di mata Tuhan. Tapi kenapa hal ini harus terjadi. Eh, tapi jangan salah, tidak selalu orang atas / besar bersikap demikian, ada juga sosok orang atas / besar yang dengan “tulus” dan “ikhlas” membantu orang bawah. Mereka adalah orang atas yang “baik”.

Terkadang hanya karena kesalahan 1-2 orang dari “orang bawah” ini, maka seringkali dengan “bijaknya”, “orang atas” akan memberlakukan kebijakan yang dianggap baik, terlepas dari nyaman atau engganya si orang bawah dengan kondisi yang dimaksud. Meskipun orang bawah berkomentar apa, “orang atas” seringkali tidak mengindahkan. Alasannya sederhana, kalian orang bawah..!!! kalian patutnya diam…!!! ikuti rule kami…!!! atau kalian mau dikeluarin dari ruangan ini…?!!!

Adakah hal ini baik???

Saya pikir tidak, bahkan seorang guru/dosen pun memberi kesempatan bagi murid/mahasiswa untuk bertanya menyanggah apa yang ia sampaikan sekalipun hal itu jelas-jelas benar adanya. Satu hal yang perlu kita ketahui dan perlu kita pahami, siapapun itu, selagi ia masih sebagai “manusia”, terlepas dari statusnya sebagai orang atas atau orang bawah pada hakikatnya “haruslah kita hargai”. Mereka adalah sesama kita, terutama “orang bawah - saat ini”, mereka suatu hari kelak mungkin menjadi orang atas / besar juga lho J, tidak salah jika kita menjadikan mereka sebagai keluarga, mendengar mereka layaknya sahabat, memahami mereka seperti saudara. Mereka baik jika diperlakukan baik, mereka kurangajar jika diperlakukan dengan kurangajar, mereka anarkis jika diperlakukan otoriter. Jadi sebaiknya perlakukanlah mereka dengan baik jika anda sebagai “orang atas/ besar” saat ini menginginkan hal yang baik. J

Semoga dapat menjadi refleksi buat Anda, khususnya “orang besar” atau “orang yang berada di atas” saat ini.

*salam orang bawah

Ditulis oleh : Yosef N. Gea


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun