Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gereja Berwajah Migran sedang Berziarah Menuju Tanah Harapan

10 Juli 2025   19:49 Diperbarui: 10 Juli 2025   19:49 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain kemiskinan di daerah asal, juga adanya dorongan dari dalam diri sendiri untuk pergi merantau demi mencari kehidupan yang lebih baik. Tujuan yang ingin dicapai melalui migran dan perantau adalah kehidupan yang lebih baik. Karena itu orang seperti ini akan selalu berusaha untuk mencapai kesuksesan di tanah rantau. Ia tidak akan kembali ke negerinya, kalau ia belum berhasil.

3.   Karena instink manusia sebagai peziarah

Fenomena migrasi manusia sudah ada di muka bumi sejak adanya manusia, sebab salah satu sifat manusia adalah selalu berpindah-pindah tempat. Karena itu keinginan untuk migrasi tidaklah terlepas dari dorongan instik manusia sebagai peziarah (homo viator).

Inspirasi Teologis Biblis

Marilyn Lacey, dalam  buku berjudul "This Flowing Toward Me, A Story of God Arriving in Strangers," mengemukakan bahwa perjumpaan dengan Tuhan di tanah pengungsian dapat terjadi dalam rupa-rupa peristiwa sederhana dan orang-orang dari berbagai tipe, karakter, latar belakang, suku, agama, dan negara yang ditemui (Lacey, 2013: 66)..

David L. Petersen, sebagaimana dikutip Martin Chen dalam "Perantau di Muka Bumi Menjadi Gereja Migran" mengatakan sejak dalam perjanjian lama fenomena migrasi telah terjadi. Bahkan migran telah ada bukan hanya dalam sejarah umat Israel, tetapi sejak awal sejarah kemanusiaan manusia.

Seiring dengan itu Alkitab tak segan-segan menampilkan bagaimana sikap Allah terhadap persoalan migrasi manusia. Alkitab melukiskan bahwa kisah manusia sejak awal adalah kisah migrasi yaitu migrasi yang terpaksa (a forced migration). Kisah Adam dan Hawa diusir keluar dari Taman Eden (Kej 3: 23)  adalah sebuah migrasi terpaksa dan begitulah seterusnya kisah manusia bermigrasi dikemas dengan apik dalam Alkitab.

Ada tiga jenis migrasi sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Suci, yaitu:

Pertama, adanya migrasi yang dipaksakan (a forced migration) seperti deportasi ribuan orang Yudea ke Mesopotamia pada tahun 597-582 SM sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Yeremia (52:28-30). 

Kedua, migrasi sukarela (voluntary migration) yaitu perpindahan orang Israel ke negeri lain akibat kondisi alam seperti kekeringan yang menyebabkan kelaparan sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Kejadian (12: 26,46). Migrasi sukarela bisa juga didorong secara politis. 

Ketiga, migrasi karena tawanan (incarceration) yaitu pemenjaraan orang Israel di negeri lain seperti pembuangan ke Babel (Chen, 2019: 95).

Di atas semuanya itu, Paulus Pati Lewar dalam "Spiritualitas Migrasi dalam Iman dan Harapan," mengajak manusia untuk memahami migrasi bukan sekadar sebagai fenomena sosial dan ekonomi. Tetapi terutama sebagai pengalaman iman yang menyentuh inti jati diri manusia sebagai peziarah menuju pemenuhan panggilan hidupnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun