Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hati yang Gembira adalah Obat yang Manjur

4 Februari 2025   15:01 Diperbarui: 4 Februari 2025   15:01 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hati yang gembira adalah obat (Kredit: istockphoto)

Hati yang Gembira adalah Obat yang Manjur

Pengantar

Kata-kata bijak bestari ini terambil dari Kitab Sucinya umat Kristiani khususnya Kitab Amsal (17:22) yang berbunyi "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang." 

Penulis memiliki keyakinan yang sungguh bahwa semua umat beragama, memiliki keyakinan yang sama yang diungkapkan dengan berbagai versi, namun punya makna yang sama. Hati yang gembira merupakan obat yang manjur yang mampu menyembuhkan bukan hanya sakit badan tetapi juga jiwa.

Tulisan sederhana ini hendak mengungkapkan kepada kita alasan-alasan mengapa hati yang gembira melebihi obat, kiat-kiat untuk selalu memiliki hati yang gembira, dan bagaimana upaya untuk keluar dari persoalan hidup yang menekan kita.

Mengapa Hati yang Gembira

Dewasa ini seiring dengan kemajuan di berbagai bidang kehidupan dengan aneka penemuan obat-obatan dan alat-alat kesehatan modern, manusia mengalami berbagai kemudahan dalam hidup.

Namun meskipun manusia dimudahkan dengan berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan tersebut, tidak kurang banyak penyakit baru dan modern terus menggerogoti hidup manusia. 

Hal ini menyebabkan manusia berpikir seolah-olah dia dihadapkan dengan aneka rahmat atau kutuk, sebagaimana ditulis oleh Harold S. Kushner (Kanisius: 1994). 

Di tengah kemajuan itu manusia bertanya mengapa masih ada sakit penyakit dan penderitaan yang menimpah manusia?

Di sebuah klinik swasta yang gedungnya biasa-biasa saja. Ada seorang suster yang sepanjang hari berjibaku melayani para pasien yang datang silih berganti dengan berbagai macam keluhan penyakit. Ada orang kaya. Ada orang miskin. Semuanya datang ke klinik milik suster. 

Hampir semua pasien yang datang berobat di klinik ini pulang dengan gembira karena mengalami kesembuhan. Padahal hampir sebagian besar keluhan dan sakit diberikan obat generik yang harganya murah.

Yang aneh adalah mereka semua sudah kembali dari Rumah Sakit dan Klinik yang memiliki dokter spesialis, alkes lengkap dan canggih, tapi tidak memberikan kesembuhan kepada mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun