Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengembangan Ekonomi Ekologis dan Aplikasi Praksisnya Untuk Tobat

8 Maret 2024   10:53 Diperbarui: 8 Maret 2024   12:15 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Uskup Atambua menanam untuk ekologi (sumber: SESAWI.NET)

Melalui ekonomi pembebasan itu, Allah menghibahkan alam semesta, bumi dan lingkungan hidup dengan segala sesuatu yang terkandung didalamnya tanpa menuntut balasan apapun, sehingga manusia diselimuti kekayaan yang berlimpah ruah.

Manusia sungguh dikasihi dengan karunia kemurahan hati, rahmat dan berkat dari Allah secara gratis dan berlimpah ruah. Sebagaimana difirmankan Tuhan melalui Nabi Yesaya yang berbunyi:

"Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat" (Yes 55: 1-2).

Ekonomi Paus Fransiskus

Melawan kecenderungan ekonomi yang menghambat perkembangan sejati manusia, Paus Fransiskus  menegaskan bahwa politik dan ekonomi, dalam dialog secara tegas mengabdikan diri kepada kehidupan, terutama kehidupan manusia. 

Pemimpin umat Katolik sejagat yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio, dalam ensiklik Laudato Si  mengemukakan bahwa ekonomi uang dan pasar yang tidak memperhatikan biaya sangat besar yang harus dibayar masyarakat dan kaum miskin, sesungguhnya merupakan ekonomi semu yang timpang, tidak berkeadilan dan merusak.

Menurutnya, ekonomi ekologis harus berlandaskan sikap hormat kepada hidup, peduli, dan solider dengan lingkungan alam ciptaan yang rusak parah akibat pengembangan eksploitatif yang tanpa batas.

Pembisaan sejak dini anak-anak  PAUD (Sumber: dok. pribadi)
Pembisaan sejak dini anak-anak  PAUD (Sumber: dok. pribadi)

Aplikasi Praksis

Di Keuskupan Atambua, kita telah berjuang selama hampir 80-an tahun untuk menata dan memajukan hidup umat melalui program-program pastoral pemberdayaan ekonomi.

Bila kita belum meretas kemajuan yang berarti, Bapak Uskup mengajak seluruh umat kristiani untuk merefleksikan secara jujur, kritis dan analitis, apa saja faktor-faktor penghambatnya. 

Mungkin saja kita masih tersandera dan terbelenggu oleh cara pikir (mindset), citarasa hati (mood), keinginan hati, dan kulitas kemartabatan diri (mankind) kita. Untuk itu sebagai aplikasi paling praksis adalah perlunya membangun sikap tobat ekologis untuk membangun ekonomi yang ekologis pula. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun