Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

5 Alasan Mengapa Ikut Menulis di Kompasiana

6 Januari 2022   21:24 Diperbarui: 8 Januari 2022   10:56 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menulis di Kompasiana itu gampang-gampang sulit. Mengapa dikatakan gampang, karena seseorang menulis sesuai dengan apa yang dimauinya sendiri. Artinya menulis mandiri: sendiri menentukan temanya. Mengapa dikatakan juga sulit? Karena penulis sulit menilai sendiri tulisannya apakah layak atau tidak? Sulit juga karena harus menyesuaikan dengan pilihan topik yang ditawarkan Kompasiana.

Sekurang-kurangnya ada lima alasan mengapa saya ikut menulis di Kompasiana.

Pertama: Keinginan yang kuat untuk belajar

Pada awalnya saya penasaran, ingin tahu saja bagaimana tulisan kita bisa ditampilkan di Kompasiana. Sebagai seorang penulis pemula, saya selalu mau belajar untuk menulis, terutama dari para penulis senior. Saya telah mengikuti kursus jurnalistik meskipun saya bukan seorang jurnalis. Ya sesekali baru bisa mengirimkan tulisan atau liputan berita ke beberapa majalah berita seperti Educare, Kana, Ekawarta dan Berkat. 

Saya juga telah menerbitkan beberapa buku. Tapi lagi-lagi sebagai seorang penulis pemula, saya merasa belum cukup dengan pengalaman-pengalaman itu. Maka ketika menemukan link untuk bisa menulis di Kompasiana, saya berusaha menangkap peluang ini, lagi-lagi dengan maksud untuk belajar. Karena itu, sesuai catatan, saya mulai bergabung di Kompasiana pada tanggal 17 Januari 2021. 

Hampir genap setahun usia saya bersama Kompasiana. Memang belum apa-apa, tapi setidak-tidaknya alasan pertama sudah terpenuhi. Saya bisa belajar dari banyak penulis dengan berbagai tulisan yang luar biasa dibandingkan dengan tulisan saya.

Kedua: Memiliki banyak teman

 Siapa yang tidak senang bila memiliki banyak teman? Apalagi bukan teman asal teman, tetapi teman-teman yang luar biasa. Apalagi pada zaman seperti sekarang ini, memiliki teman itu susahnya bukan main. Karena masing-masing oirang sibuk dengan dirinya sendiri. Teman dekat saja dirasa jauh, apalagi teman yang jauh? Ternyata sebaliknya. Justru melalui Kompasiana, teman yang jauh menjadi dekat. Senangnya bukan main, ketika tulisanku mendapat rating dari seseorang yang saya sendiri tidak mengenalnya. 

Ketika membaca profilnya, baru saya kaget ternyata penulisnya seorang Doktor atau Peneliti yang sebenarnya bukan letingnya saya. Tapi itu justru terjadi berkat menulis di Kompasiana. 

Jadi terima kasih Kompasiana, meskipun saat ini saya baru memiliki point 1.100 yaitu Kompasiana Yunior. tapi saya percaya, begitu melangkah ke jenjang berikut, temanku pasti bertambah lagi.

Ketiga: Tulisan makin berbobot

Kata orang, bergaul dengan orang bebal akan menjadi orang bebal. Tapi bergaul dengan orang bijak akan menjadi bijak juga. Apalagi bergaul dengan orang berilmu, pastinya mendapat banyak ilmu. 

Manusia itu makhluk yang selalu ingin berkembang, dinamis. Berkat belajar terus menerus. Membaca terus menerus tulisan-tulisan yang berbobot dari penulis-penulis maestro, lama-lama kita juga bisa menjadi penulis yang berbobot. 

Maka alasan ketiga mengapa saya mau menulis di Kompasiana adalah supaya pada suatu saat, saya juga memiliki tulisan-tulisan yang makin berbobot dan berkualitas.

Keempat: Menjadi orang yang berguna bagi orang lain

Setiap tulisan yang kita sumbangkan sebagai seorang Kompasianer sudah pasti punya tujuan tertentu. Biasanya mulai dengan tujuan yang biasa-biasa saja atau dangkal. Tapi lama-lama bukan tidak mungkin tulisan kita akan berguna bagi orang lain karena kita turut menyumbangkan sesuatu bagi dunia.

Seorang penulis terkenal pernah katakan, "tulis saja apa yang bisa kamu tulis. Mungkin sekarang belum atau tidak berguna. Tapi suatu saat mungkin tulisanmu akan berguna bagi orang yang membacanya". Inilah motivasi yang penting agar seseorang  mau menjadi seorang penulis. "Tulis saja apa yang bisa ditulis".

Kelima: Menjadi Pencipta sejarah

Jangan hanya belajar dari sejarah, tetapi jadilah juga seorang pencipta sejarah. Menciptakan sejarah melalui tulisan. Dengan menulis di Kompasiana, kita juga bisa menjadi pencipta sejarah. 

Dahulu, orang-orang seperti Cristofer Colombus, Magelhaens, tidak pernah berpikir bahwa kelak mereka akan tercatat dalam sejarah sebagai penemu Benua Amerika dan penjelajah dunia. Demikian pula apa yang kita buat sekarang ini atau kita tulis kelak bisa menjadi sesuatu yang berguna atau tercatat dalam sejarah.

Pramoedya Ananta Toer (1925-2006) pernah berkata, "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." ***

Atambua, 06.01.2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun