Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mari Bersama Mencegah dan Memberantas Korupsi

9 Desember 2021   11:56 Diperbarui: 9 Desember 2021   11:56 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kata lain, ada pembiaran. Seperti dikatakan bapak Wakil Ketua KPK itu, korupsi kecil dibiarkan, atau tidak dihukum, maka lama-lama menjadi besar juga.

Ketiga,  orang melakukan korupsi karena dikuasai oleh nafsu keserakahan. Sifat tamak inilah yang membuat seseorang selalu tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimiliki. Sikap inilah yang mesti diwaspadai supaya tidak membuat kita cepat jatuh ke dalam dosa yang sama. Seperti praktik di Firdaus dahulu karena dipicu oleh kesombongan atau keserakahan Hawa dan Adam.

Apa yang harus kita lakukan?

Penulis mengajukan pertanyaan sebagaimana ditanyakan oleh si Ahli Taurat kepada Guru Yesus Kristus, "Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" (Luk 10: 25). 

Menarik bahwa Tim Aksi Puasa Pembangunan sudah pernah membahas hal ini dalam pertemuan komunitas basis pada tahun 2006. Mudah-mudahan ada hasilnya dan tujuannya pun tercapai yakni 'stop korupsi'. Ada empat hal yang menjadi fokus perhatian supoaya orang menjauhi tindakan korupsi yaitu:

1. Korupsi itu dosa. Kisah Ananias dan Safira dalam Kitab Suci menarik untuk dibicarakan. Niat jahat untuk mengambil sebagian hasil penjualan tanah miliknya tanpa sepengetahuan Petrus terbongkar. Mereka telah bersekongkol untuk hanya menyerahkan sebagian saja. 

Pada hal sudah bukan rahasia lagi sebab Petrus dan jemaat perdana sudah tahu berapa hasil penjualan tanah itu. Jadi perbuatan korupsi adalah perbuatan mendustai Tuhan. Mendustai Tuhan itu hukumannya kematian. Orang hanya akan takut melakukan korupsi biarpun kecil saja, kalau dia menyadari bahwa hal itu adalah dosa. Di sini nurani menurut Kwadran Bele harus digunakan dengan benar.

2. Kita harus membangun Budaya Malu. Budaya malu harus dibangun terus menerus. Prinsip orang-orang kecil dan sederhana "nanti orang bilang apa?". Nanti orang bilang, kok gajinya kecil tetapi gaya hidupnya mewah sekali, ada apa? Atau ada yang berpendapat, sudah punya gaji besar tapi tidak pernah puas-puas juga. Prinsip yang harus dipegang oleh setiap kita adalah malu, nanti orang bilang apa?

3.  Gerakan Membangun Budaya bebas Korupsi. Perjuangan demi kesejahteraan bersama (bonum commune) mesti menjadi tekad dan perjuangan bersama semua komponen masyarakat. Hanya dengan bergerak dan bangkit bersama kita akan boleh meraih secercah cahaya di pagi hari yang berkabut sekalipun.

4. Tobat, Kembali kepada jalan yang benar. Kalau sudah terlanjur melakukan korupsi yang kecil seperti yang dicontohkan oleh Wakil Ketua KPK itu, harus mulai bertobat. Jangan sampai menunggu menjadi gunung. Kalau masih kecil seperti cerita "Kurcaci dan Raksasa". Ketika kesalahan itu masih kecil kita tidak cepat membunuhnya tetapi membiarkannya dan ketika sudah menjadi raksasa, mungkin saja kita tidak bisa membunuhnya lagi.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun