Mohon tunggu...
Penulis
Penulis Mohon Tunggu... Musisi - Train Your Mind

Tak sebaik yang terucap,tak seburuk yang terpikir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perbuatan Baik Melalui Pujian

16 September 2022   10:05 Diperbarui: 17 September 2022   00:23 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Andai, kita ditanya mana lebih banyak kita lakukan . 

(1) Memuji manusia 

(2) Memuliakan manusia,

(3) perhatian terhadap manusia 

Sikap hidup baik umat beragama, adalah yang pertama memberikan pujian (apresiasi). Akan tetapi bukan sekadar memuji teman, namun menjauhi sikap  hipokrit karena setiap orang diharapkan untuk berlaku baik tentunya. Memuji harus dengan ketulusan hati .Karena itu , harus kita lihat dimana kelebihan seseorang. Itulah definisi menghargai, bila ada kekurangannya ingatkanlah dengan halus ,dan santun . Kebiasaan seperti itulah perlu ditanamkan dalam diri kita dan diajarkan kepada generasi bangsa  serta anak-anak Negeri.  

Dengan menghargai pekerjaan rekan atau teman sekantor, di tempat bisnis. Mereka pun akan berkembang menjadi orang yang menghargai dan menghormati perbuatan temannya. Kebiasaan baik seperti itu juga berlaku kepada Tuhan kita dengan mengenal semua pemberian-Nya , dan karunia yang baik menjadi impian datang mengajukan/menghampiri diri  kita.("7 Keajaiban dunia") 

Jangan pula hanya yang kita anggap baik, kita taruh di depan sementara banyak hal. Lebih baik kita dapat memberikan hak orang. Sebenarnya sudah terlalu sering kita memberikan berkat kepada Tuhan dalam diri kepada sesama. Perhatikanlah ungkapan ini: "Ada sawah kita sedikit" padahal 1/2 - 1 hektar luasnya. "Mau lihat kebun kita yang setapak itu". "Wah, 5 hektar disebut hanya setapak". "Ungkapan kerendahan hati kok itu ", katanya lagi setelah ditanya mengapa bilang setapak padahal Tuhan memberi banyak. 

Itu tidaklah benar ungkapan kerendahan hati, melainkan upaya mensyukuri berkat yang telah diberikan ( "makanan" ) kepada Tuhan dan memang tampak juga dari perbuatan-Nya kepada masyarakat , pemberian  persembahannya ("Perusahaan loyang") sedikit sekali dari hasil kebunnya yang "setapak" itu. Tapi yang utama adalah Akuntabilitas pengembalian hak rakyat ( Lamaran Pekerjaan yang telah diajukan) agar rakyat dapat melanjutkan hidupnya.

Selain itu , sering rasa syukurnya kepada Tuhan bergantung kepada situasi, karena "kami sedang susah", katanya. Benar susah , tetapi orang beriman melihat kesusahan, bukan celaka dan saat mendekat bersama Tuhan. "Sukacita dan dukacita bergantian", tidak dikatakan lebih banyak sukacita , melainkan bergantian , itulah yang akan menguatkan iman.(berdoa/sembahyang). 

Itu maksud nas ini, "selama hidupku" menyanyi bagi Tuhan. Karena tahu tetap dipelihara Tuhan dalam hidupnya, jadi konsisten dan konstan memuliakan Tuhan. Tunjukkanlah itu kepada generasi bangsa dan anak-anak negeri kita , di rumah dan di tempat kerja, serta persaudaraan yang senantiasa bersyukur kepada Tuhan, juga tampak melalui penghargaan kita kepada sesama manusia di sekitar kita. Amin

"Aku hendak menyanyi bagi Tuhan selama aku hidup,aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun