[caption caption="Atribut bintang kejora di Manado"][/caption]
MANADO – Pihak Kepolisian didesak untuk berani bertindak tegas dalam menghadapi upaya-upaya kelompok separatis / makar. Pasalnya, sekelompok mahasiswa asal Papua di Manado berani menggunakan atribut-atribut bintang kejora dan mengecat tubuhnya dengan motif bintang kejora. Aksi tersebut dilakukan Selasa (1/9) silam di Asrama Cendrawasih dalam rangka mendukung pembahasan masalah Papua dalam forum Pasific Island Forum (PIF) tanggal 7 s.d 11 September 2015 di Port Moresby, Papua Nugini.
Menyikapi hal ini, aktivis LSM Gerakan Bina Tanah Air Sulut, Salman Charles Ngantang, SH mempertanyakan sikap aparat keamanan, khususnya Kepolisian yang terkesan membiarkan aksi tersebut (penggunaan bintang kejora). “Saya rasa semua sudah jelas, bintang kejora itu bendera separatis OPM yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Jadi aksi tersebut sudah mengarah ke makar, sehingga pantas ditindak tegas”, ujarnya.
Menurut Salman, tidak ada alasan bagi pihak Kepolisian untuk membiarkan aksi makar tersebut. “Memang sekarang Kepolisian sedang fokus mengamankan Pilkada serentak, tapi jangan lantas jadi lengah dan acuh terhadap masalah keamanan negara”, lanjutnya. Salman mengharapkan agar pihak Kepolisian bisa mendengar aspirasi masyarakat. “Kami masyarakat mempercayakan sepenuhnya penanganan aksi makar kepada [caption caption="Atribut bintang kejora di Manado"][/caption]pihak berwenang. Namun jika aspirasi kami tidak ditindaklanjuti, bisa saja kami akan turun tangan sendiri untuk meredam tiap aksi yang sudah mengancam keutuhan Merah Putih”, tutup Salman.
Dari informasi yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber, aksi dukungan terhadap PIF tersebut hanya dilakukan di dalam komplek Asrama Cendrawasih. Hingga aksi berakhir, tidak nampak aparat Kepolisian yang membubarkan aksi pemakaian atribut bintang kejora.