Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Salah Kaprah Muhaimin Soal Sebutan "Gus"

4 Desember 2018   10:07 Diperbarui: 4 Desember 2018   20:20 1706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muhaimin Iskandar. Foto: KOMPAS.com/Achmad Faizal

Dengan demikian sepanjang tidak dimaksudkan sebagai penghormatan di bidang agama, panggilan "Gus" kepada Tommy Soeharto tidak salah. Terlebih Tommy juga bukan bagian dari warga NU kultural. 

Kasus serupa pernah terjadi saat Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra dipanggil "Gus" di acara deklarasi calon presiden di Surabaya tahun 2013 lalu.  Sejumlah orang mempertanyakan "gelar" yang disematkan secara mendadak tersebut.  

Beda halnya dengan sebutan habib karena bersifat khusus yakni hanya untuk keturunan Nabi Muhammad s.a.w yang dicintai. Tentunya tidak sembarang orang bisa dipanggil habib. Menurut Ketua Umum Rabithah Alawiyah Sayyid Zen Umar bin Smith tidak semua keturunan nabi juga habib. Rabithah Alawiyah adalah lembaga yang melakukan verifikasi terhadap seseorang yang mengaku sebagai keturunan nabi. Lembaga yang menghimpun WNI keturunan Arab ini sudah berdiri di Indonesia sejak 1928.

Muhaimin tidak bisa melarang seseorang dipanggil atau memiliki panggilan "Gus" karena secara umum sebutan itu tidak mensyaratkan pada hal-hal yang bersifat khusus sebagaimana habib. "Gus" juga bukan simbol keagamaan. Jika Muhaimin mendalilkan bahwa di NU sebutan "Gus" bersifat sakral, maka "keluhannya" cukup ditujukan kepada warga NU yang memakai atau yang memberikan sebutan gus untuk orang yang tidak memiliki ilmu agama mumpuni.   

Salam @yb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun