Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Mengunjungi Bioskop yang Kembali Dibuka, Begini Situasinya

24 Oktober 2020   23:04 Diperbarui: 13 Oktober 2021   16:14 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi area lobby bioskop. Sumber:dokpri

Ruang studio yang terasa sepi. Sumber:dokpri
Ruang studio yang terasa sepi. Sumber:dokpri

Rasa rindu penulis dan mungkin para pecinta bioskop lainnya memang cukup terobati berkat pembukaan kembali bioskop di akhir bulan ini. Gelegar sound system, tajamnya gambar film, serta nyamannya kursi di dalam studio tentu saja berhasil membawa sedikit kebahagiaan setelah berbulan-bulan harus puas dengan sound system televisi di rumah yang seadanya.

Namun sepinya lobi dan studio bioskop juga membawa rasa sedih.

Bioskop yang beberapa tahun ini mengalami perkembangan luar biasa, penuh di mana-mana, dan menjadi pop culture baru di tengah masyarakat Indonesia, kini harus menemui kondisi yang sama dengan bioskop lainnya di seluruh dunia. Sepi, tanpa film baru, dan tanpa hiruk pikuk pecinta film yang berdiskusi tentang film di sela-sela waktu tunggu.

Sepinya Lobby CGV GI. Sumber:dokpri
Sepinya Lobby CGV GI. Sumber:dokpri
Kondisi ini tentu saja mengingatkan penulis akan kondisi bioskop di Indonesia, 9 tahun lalu, atau di awal tahun 2011. Di mana kenaikan bea masuk film impor menyebabkan beberapa distributor film Hollywood menghentikan peredaran filmnya di bioskop nasional saat itu.

Otomatis film-film yang muncul hanya film Indonesia yang saat itu masih didominasi film-film horor vulgar dan beberapa film asing seperti Thailand, India, dan Eropa. 

Sepinya film Hollywood tentu saja sejalan dengan sepinya minat penonton Indonesia ke bioskop. Bahkan saat itu jamak terlihat penonton yang rela pergi ke Singapura ataupun Malaysia untuk menyaksikan film Hollywood blockbuster terbaru, termasuk film penutup saga Harry Potter kala itu.

Memang penyebab sepinya bioskop saat itu berbeda dengan kondisi saat ini. Jika sebelumnya karena perkara perjanjian bisnis, maka kali ini dikarenakan pandemi yang sifatnya global.

Namun situasi sepi saat ini jauh lebih membawa kesedihan. Sedih karena industri film dan bioskop nasional yang sedang naik harus terhantam badai yang sangat-amat besar. Sedih karena bioskop tak "sehidup" 8 bulan lalu. Sedih karena dibalik pembukaan kembali bioskop saat ini, masih ada ketidakpastian masa depan yang sejatinya menaungi para pekerja industri tersebut di segala levelnya.

5. Sewa Studio Jadi Tren Baru

Penawaran rental studio Cinepolis. Sumber: twitter @CinepolisID
Penawaran rental studio Cinepolis. Sumber: twitter @CinepolisID
Strategi bisnis baru yang coba diterapkan saat ini tentu saja adalah layanan sewa studio bioskop untuk menonton film pilihan bahkan untuk bermain gim lewat layar raksasa. Sebuah pilihan bagi penonton yang ingin menonton film di bioskop bersama keluarga namun tidak mau bercampur dengan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun