Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Dear Basketball", Bukti Cinta Kobe Bryant dan Sedikit Kenangan Manis dari Sang Legenda

27 Januari 2020   17:12 Diperbarui: 27 Januari 2020   20:10 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Dear Basketball | Believeentertainmentgroup.com

The heart can take the pounding.
My mind can handle the grind.
But my body know it's time to say goodbye.

-Kobe Bryant, Dear Basketball-

Berita duka cita menyelimuti dunia olahraga pagi ini kala kabar mengejutkan datang dari legenda NBA yang menjadi kecintaan semua orang, Kobe Bryant. 

Seorang atlet basket yang loyal terhadap klub yang dibelanya sejak tahun 1996 hingga 2016, LA.Lakers, harus berpulang menemui penciptanya hari ini, atau pada 26 Januari pukul 09.06 pagi mengacu pada zona waktu pasifik.

Helikopter pribadi yang ditumpanginya bersama sang anak, Gianna (13), jatuh di wilayah Calabasas, California, dalam sebuah perjalanan menuju pertandingan bola basket. Ledakan hebat yang tercipta lantas membuat seluruh penumpang tak ada yang selamat di dalam helikopter nahas tersebut.

Sumber: Businessinsider.com
Sumber: Businessinsider.com
Sedih, kaget, dan tidak percaya tentu saja kita rasakan terkait meninggalnya sang superstar sekaligus legenda yang terkenal karena kemampuan bermainnya yang brilian. Secepat itulah maut menghampiri, secepat itu juga lah kita harus menerima fakta bahwa sang legenda kini telah tiada.

Meninggalkan warisan berupa pelajaran hidup yang lebih dari sekadar piala atau piagam penghargaan yang diterimanya. Bryant menjadi legenda yang tak hanya berintegritas, namun juga humble sekaligus bermental baja dalam urusan karir profesionalnya.

Kita mungkin sudah tahu bahwa Kobe Bryant adalah seorang yang memiliki integritas tinggi dalam melakukan pekerjaannya, juga tak setengah-setengah dalam menghidupi setiap mimpi masa kecilnya. Raihan MVP, juara NBA, hingga membantu negaranya meraih medali olimpiade menjadi sedikit bukti betapa dirinya benar-benar seseorang yang spesial di dunia olahraga.

Kobe membuat setiap anak-anak dan remaja generasi 90-an ingin bermain basket mengikuti jejaknya, dan dirinya tetap menjadi inspirasi bagi banyak atlet baru yang muncul hingga masa pensiunnya tiba sebagai pebasket profesional.

Sumber: Dearbasketball.com
Sumber: Dearbasketball.com
Setidaknya hal-hal itulah yang pada akhirnya kita ketahui secara mendalam lewat film animasi pendek berjudul Dear Basketball yang dirilis di tahun 2017 silam. 

Berasal dari tulisan yang ditulisnya khusus untuk perpisahannya dengan karir pebasket yang selama ini digelutinya, Dear Basketball kemudian memberikan kita sebuah film pendek animasi dengan sudut pandang personal yang tak hanya bertutur dengan indah nan puitis, namun juga memiliki rasa hangat yang masuk ke dalam hati.

Dear Basketball seakan menjadi kenangan manis sang legenda, sekaligus bukti cintanya yang luar biasa terhadap bola basket. Dear Basketball jugalah yang pada akhirnya mendapatkan piala Oscar di tahun 2018 silam di kategori film pendek animasi terbaik dan mengukuhkan nama Kobe Bryant sebagai atlet pertama yang memenangi piala Oscar.

Kobe Bryant saat menerima piala Oscar | Metro.co.uk
Kobe Bryant saat menerima piala Oscar | Metro.co.uk
Sangat wajar jika kemudian film itu diganjar piala Oscar dan memenangi 5 penghargaan lainnya termasuk dari ajang bergengsi khusus animasi, Annie Awards. 

Pasalnya lewat Dear Basketball, Kobe memberikan kita sebuah catatan perjalanan hidup penuh arti, yang secara magis juga relate dengan aspek kehidupan apapun yang sedang kita jalani. Tidak terbentur pada suatu batasan tertentu.

I knew one thing was real.
I fell in love with you.
The love so deep i gave you my all.
From my mind and body to my spirit and soul.

-Kobe Bryant, Dear Basketball-

Kutipan di atas yang berasal dari salah satu part pada Dear Basketball mungkin menjadi sedikit kutipan yang langsung menggambarkan ke arah mana film pendek ini akan bermuara.

Pada dasarnya, Dear Basketball adalah versi visual dari puisi atau tulisan yang diciptakan langsung oleh Kobe Bryant. Menceritakan kehidupannya mulai dari mimpi masa kecilnya hingga masa pensiunnya, Kobe lantas menenun kata-kata indah tersebut dan mengkombinasikannya dengan berbagai istilah dan momen dalam pertandingan bola basket yang membuat film tersebut makin bernyawa.

Momen Kobe kecil | SI.com
Momen Kobe kecil | SI.com
Semakin indah dan berisi kala film animasi pendek tersebut disutradarai oleh Glen Keane, seseorang yang berjasa pada departemen animasi untuk film-film animasi legendaris semisal Tarzan (1999), Beauty and The Beast (1991), dan Pocahontas (1995).

Menggunakan gaya sketsa pada animasinya, Dear Basketball lantas memberikan kita transisi masa kecil dan masa dewasa Kobe Bryant secara smooth, walaupun timeline yang digunakan maju mundur. 

Memberikan nuansa unik sekaligus personal, karena kita seakan ikut dalam lembaran bergambar di buku kehidupan yang dibacakan langsung oleh Kobe Bryant sendiri.

Scoring megah dari John Williams (Star Wars, Indiana Jones) lantas semakin melengkapi dan menambah bobot film pendek ini. John Williams seakan mampu menangkap setiap momen rise and fall seorang Kobe Bryant dalam satu komposisi musik yang membuat kita ikut larut dalam dinamika kehidupan tersebut.

Tontonlah. Entah sudah berapa kali penulis menyaksikan film pendek ini. Seakan menjadi 6 menit yang berharga setiap selesai menyaksikan film pendek tersebut.

Komposisi visual animasi yang sederhana namun indah, musik yang menggetarkan dada, narasi Kobe Bryant yang magis, hingga pesan-pesan kehidupan yang tidak preachy namun memberikan dampak besar bagi yang mendengarkannya, menjadi beberapa alasan mengapa film pendek animasi ini begitu brilian dan layak menerima ragam penghargaan bergengsi.

Dear Basketball lantas memberikan kita sebuah sudut pandang baru terkait kesederhanaan pada sebuah film animasi. Di tengah industri animasi modern yang menuju ke arah realistis dengan efek 3D yang semakin menggigit, Dear Basketball justru hadir dengan tampilan "biasa saja" untuk ukuran tahun rilis dimana 3D sudah menjadi hal yang lumrah pada animasi.

Sumber: AWN.com
Sumber: AWN.com
Dear Basketball memang menggunakan teknologi 3D dalam menciptakan motion gesture untuk karakter dan setting tempat di dalamnya. Namun kombinasi nuansa sketsa 2D yang sederhana itulah yang justru mengeluarkan inner power yang dimilikinya.

Penonton jadi tidak hanya terfokus pada sisi visualnya saja, untuk kemudian mengabaikan faktor menarik lainnya. Justru sederhananya animasi yang bergerak seiring narasi yang dibacakan Kobe Bryant sekaligus timing komposisi musik yang pas dari John Williams, membuat Dear Basketball menjadi satu kesatuan yang memang nikmat jika "dikonsumsi" secara bersamaan.

Sumber: Awn.com
Sumber: Awn.com
Dear Basketball seakan menjadi harta karun terakhir yang bisa digali dari seorang Kobe Bryant setelah harta karun lainnya sudah diperlihatkan sebelumnya di sepanjang karirnya. Pilihannya untuk memberikan salam perpisahan melalui media film pendek animasi yang menyentuh jelas merupakan pilihan yang brilian.

Karena melalui media film, sejarah seseorang bisa disampaikan dengan baik, lengkap dengan sisi emosional yang juga kuat. Melalui media film, sisi kemanusiaan seorang superstar yang mungkin tak pernah kita tahu bisa tergambar jelas dan memberikan kita sudut pandang yang baru.

Bahkan melalui media film, karya-karya besar seseorang akan mampu tertangkap dengan baik dan terus tersimpan dari generasi ke generasi. Meskipun mungkin orang tersebut sudah tidak lagi berada di dunia ini.

Dear Basketball memang singkat, namun impact yang diberikannya pada tiap generasi tentu masih bisa dirasakan hingga bertahun-tahun ke depan. Seakan menjadi warisan manis sang legenda untuk para penggemarnya di seluruh dunia yang tentu saja semakin menambah rasa kagum pada pencapaian hidup yang diraih seorang Kobe Bryant.

Sumber: DearBasketball.com
Sumber: DearBasketball.com
Kini sang legenda memang telah tiada, namun lewat Dear Basketball kita bisa merasakan kembali 'kehadirannya' pada tiap baris kata yang diciptakan dan diucapkannya. 

Perjalanan hidupnya menginspirasi banyak orang untuk menciptakan sendiri kehidupan yang luar biasa yang berasal dari mimpi yang mungkin sempat tertutup rapat sebelumnya.

Selamat jalan legenda.

"There is power in understanding the journey of others to help create your own," Kobe Bryant- Dear Basketball

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun