Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Dark Waters", Harga Sebuah Kebenaran yang Mengungkap Skandal Pencemaran Lingkungan

29 November 2019   04:46 Diperbarui: 29 November 2019   17:45 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika Anda berperan sebagai seorang pengacara korporasi industri kimia besar yang lantas dipertemukan oleh warga sipil yang menjadi korban atas limbah industri kimia tersebut, kira-kira apa yang Anda lakukan? Tetap menjaga kode etik dengan klien kah, atau mengikuti hati nurani sebagai seorang lawyer yang membela kebenaran meskipun beresiko tinggi?

Konflik batin itulah yang kemudian diangkat ke dalam film berdasarkan kisah nyata berjudul Dark Waters garapan sutradara Todd Haynes. Kisah nyata ini diangkat dari artikel milik Nathaniel Rich yang kemudian ditayangkan oleh New York Times Magazine di tahun 2016 silam berjudul "The Lawyer Who Became DuPont's Worst Nightmare".

Adalah Robert Bilott (Mark Ruffalo) seorang corporate lawyer yang biasanya bertugas untuk membela ragam industri kimia raksasa, menemui titik balik yang merubah hidupnya kala kedatangan tamu seorang petani asal Virginia Barat bernama Wilbur Tennant (Bill Camp) di suatu pagi tahun 1998.

Sumber: indiewire.com
Sumber: indiewire.com
Tennant memohon bantuan Bilott terkait pencemaran air sungai dan ladang yang dimilikinya, yang diakibatkan oleh limbah pembuangan perusahaan kimia raksasa asal Amerika Serikat, DuPont. 

Tennant yang juga mengenal nenek Bilott, lantas menjadikan hal tersebut sebagai alasan agar membuatnya lebih percaya untuk segera bertindak melawan DuPont sehingga kontaminasi tersebut tak menyebar lebih luas lagi.

Billot yang pada akhirnya menggunakan hati nuraninya untuk menyelesaikan kasus ini, lantas mengubahnya menjadi simbol perlawanan rakyat kecil melawan kedigdayaan DuPont yang nampak sulit untuk ditembus. Perlawanan yang bahkan masih terus terjadi hingga 2 dekade kemudian.

Perlawanan yang tak sekadar membuka mata kita terkait berbahayanya kandungan PFOA pada teflon dan barang-barang hasil industri lainnya, namun juga membuka mata kita bahwa setiap manusia nyatanya harus menanggung efek samping yang cukup berbahaya dari perkembangan industri modern itu sendiri.

Sebuah File Sejarah yang Kita Butuhkan

Sumber: VanityFair.com
Sumber: VanityFair.com

Menyaksikan film berdasarkan kisah nyata memang selalu memberikan pengetahuan baru pada suatu kasus yang mungkin tidak atau belum kita ketahui secara utuh. Entah penyampaian narasinya benar-benar objektif atau sekadar menggunakan  satu sudut pandang tertentu, film based on a true story tetap memikat para penontonnya dengan sajian khasnya tersebut.

Begitupun dengan Dark Waters, yang sejatinya tak hanya sukses memberikan kita sebuah pengetahuan baru dari salah satu kasus pencemaran lingkungan paling mematikan di Amerika Serikat, namun juga memberikan kita sebuah fakta kelam yang memang menjadi konsekuensi atas perkembangan industri dan teknologi modern yang semakin masif dari hari ke hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun