Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Living With Yourself", Usaha Berdamai dengan Diri Sendiri dalam Bingkai Komedi yang Menggelitik

28 Oktober 2019   06:35 Diperbarui: 29 Oktober 2019   16:28 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paul Rudd dalam Living With Yourself/sumber: netflix

Ant-Man jadi dua!!

Eits, salah. Maksudnya yang berperan jadi Ant-Man di MCU jadi 2 sosok berbeda tapi sama di serial ini, heuheuheu..

Adalah Living With Yourself, serial terbaru Netflix berjumlah 8 episode yang akan saya ulas pada tulisan kali ini. Masuk ke dalam kolom trending di platform Netflix sekaligus mendapatkan rating cukup baik di rotten tomatoes, serial yang masing-masing episodenya hanya sekitar 20-30 menit ini lantas menjadi serial yang paling banyak diperbincangkan akhir-akhir ini.

Tomatometer sebesar 84% certified fresh dan audience score sebesar 88% tentu sudah sedikit memberikan gambaran bagaimana 'asiknya' serial ini untuk ditonton.

sumber: netflix
sumber: netflix
Living With Yourself bercerita tentang seorang pria bernama Miles (Paul Rudd) yang mengalami stagnasi dalam kehidupannya, baik itu dalam pekerjaannya maupun hubungannya dengan sang istri, Kate (Aisling Bea). 

Miles butuh sesuatu untuk meroketkan kembali semangatnya yang telah lama pudar, entah karena apa.

Percakapannya dengan rekan kerjanya, Dan (Desmin Borges) di suatu rapat kerja, menuntunnya pada sebuah rekomendasi tempat spa yang mampu membuat pengunjungnya segar kembali. 

Bahkan bukan hanya segar, spa eksklusif seharga 50 ribu USD tersebut bahkan mampu membuat hidup seseorang jauh lebih baik dari segala aspek. Seakan tubuh lamanya telah dibuang.

Menggunakan semua uang tabungan tanpa sepengetahuan sang istri, Miles pun akhirnya berangkat ke tempat spa tersebut. Harapan akan tubuh baru yang segar dan penuh semangat pun akhirnya muncul sepulangnya dari tempat spa tersebut. 

Miles yang sebelumnya datar, kini jauh lebih atraktif, memiliki rencana kerja yang visioner, hingga mampu melayani Kate dengan perhatian yang tak pernah dimunculkannya sebelumnya.

sumber: netflix
sumber: netflix
Konflik kemudian muncul kala Miles bertemu dengan Miles lainnya di rumah yang sama. Tersadar bahwa salah satunya adalah hasil kloning dari instalasi spa yang ternyata bukan tempat spa biasa. 

Mereka pun pada akhirnya tak hanya berusaha untuk saling menerima namun juga berusaha saling mengeliminasi satu sama lain. Semakin complicated kala masalah double diri sendiri ini juga dibarengi dengan masalah lainnya seputar kesetiaan, infertilitas dan perjalanan karir.

Lantas, bagaimana cara Miles asli dalam menghadapi si Miles kloningan ini? Rasanya, tak perlu spoiling terlalu jauh karena akan mengurangi esensi menyaksikan serial ini.

sumber: netflix
sumber: netflix
Living With Yourself pada dasarnya membawa unsur sci-fi lewat narasi kloning, di mana hal ini juga menjadi science invention yang sampai saat ini masih menimbulkan pro dan kontra terkait efek sampingnya. 

Namun jika dalam film sci-fi lainnya selalu dikaitkan dengan narasi gelap, maka dalam serial ini isu kloning dibawakan dengan komedi jenaka yang mampu mengocok perut. 

Mungkin film komedi Multiplicity di tahun 1996 bisa menjadi perbandingannya, meskipun narasinya sendiri sangat jauh berbeda dengan serial ini.

Unsur jenaka pertama tentu datang dari pusat kloning yang alih-alih digambarkan sebagai laboratorium canggih, justru hadir dalam kamuflase berbentuk layanan spa. 

Hanya dengan sehelai rambut, dua ilmuwan Korea di dalamnya berhasil mengekstraksi DNA pasien dan meningkatkan performanya dalam berbagai sisi.

Tidak masuk akal serta jenakanya perihal cara pembuatan kloning ini tentu sudah jadi isyarat kuat di awal bahwa serial ini tidak akan berfokus di unsur sci-fi nya, melainkan pada narasi komedi serta chemistry antar tokoh dan konflik yang terbentuk pasca insiden kloning tersebut.

Kanan ke kiri : Aisling Bea, Jonathan Dayton, Paul Rudd, Valerie Faris dan Timothy Greenberg/sumber: netflix
Kanan ke kiri : Aisling Bea, Jonathan Dayton, Paul Rudd, Valerie Faris dan Timothy Greenberg/sumber: netflix
Duo Sutradara Jonathan Dayton dan Valerie Faris yang sebelumnya juga terlibat pada film-film komedi apik seperti Little Miss Sunshine, Ruby Sparks dan Battle of The Sexes, tetap memberikan sentuhan magisnya lewat komedi yang tak hanya jenaka, namun juga berhasil menyampaikan deretan pesan kehidupan dengan cukup efektif. 

Mereka seakan menjadi pelengkap atas skenario yang merupakan hasil kreasi dari Timothy Greenberg, yang mampu menyampaikan berbagai isu sosial dalam satu benang merah yang terjalin rapi.

Hal ini lah yang menyebabkan sentuhan sci-fi dalam serial ini hanya sekadar pelengkap, karena isinya jauh lebih dalam dari itu. 

Infertilitas, kesetiaan, passion atas karir dan self acceptance, jelas menjadi beberapa isu sosial yang dibawa ke dalam serial ini dan saling melengkapi konfliknya satu sama lain. Sehingga antar episode tidak pernah membosankan, namun sebaliknya selalu membuat penasaran.

Karena serial ini menggunakan beberapa sudut pandang yaitu dari sudut pandang Miles, Katie, Miles ke-2 bahkan Dan, maka tentu butuh durasi lebih dari setengah episode untuk menjelaskan beberapa konflik yang belum sempat terjawab. 

Kabar baiknya, serial ini mampu mengemas backstory salah satu karakter atau sudut pandang atas suatu permasalahan dari masing-masing karakter lewat flashback di opening sequence beberapa episodenya.

sumber: netflix
sumber: netflix
Dengan kemasan adegan flashback yang tidak murahan tersebut, kita kemudian diajak untuk melihat sudut pandang lain yang beberapa di antaranya mampu membuat 'mindblown', sebelum kemudian lanjut ke konflik utama di episode tersebut. 

Pun cara ini cukup ampuh untuk menjawab semua keresahan penonton -terutama SJW, heuheuheu- yang mungkin tidak nyaman dengan narasi maskulinitas yang tergambar dari sudut pandang Miles.

Karena lewat adegan flashback tersebut kita diajak juga untuk melihat sudut pandang Katie yang lebih feminim namun sama halnya dengan Miles, yaitu bisa menjadi hero sekaligus villain atas ragam konflik rumah tangga yang sejatinya mereka ciptakan sendiri. 

Di sini, setiap karakter adalah abu-abu. Tidak ada yang terlalu baik, pun tak ada yang terlalu jahat. Semuanya punya alasan atas sebuah aksi yang mereka lakukan, namun semuanya juga punya jawaban atas apa yang seharusnya mereka kerjakan.

sumber: netflix
sumber: netflix
Pujian tentu patut disematkan kepada Paul Rudd. Di luar teknologi canggih yang membuat dirinya bisa menjadi dua dan tampak seamless, aktor serba bisa ini benar-benar total dalam memerankan dua sosok berbeda.

Tak hanya soal penampilan pakaian, namun juga detail kecil seperti gaya bicara, gestur tubuh dan cara pandang semuanya berhasil dibedakan antara Miles asli dan Miles kloning. 

Bahkan line komedi yang dilemparkan masing-masing karakternya pun punya ciri khas masing-masing. Memberikan sajian tawa yang berbeda meskipun muncul dari 1 aktor yang sama.

Isu sosial yang diangkat dalam serial ini sejatinya juga cukup relevan dengan keadaan saat ini. Khususnya tentang konflik yang berhubungan dengan rumah tangga.

Suami yang terlalu sibuk dengan karir dan passionnya hingga mengabaikan istri bahkan cuek dalam penyelesaian problem infertilitas mereka. Istri yang mencoba berselingkuh dari suami dalam usahanya menghindar dari kesepian. 

Serta bagaimana self acceptance memiliki peran penting dalam usaha memperbaiki diri, menjadi contoh bagaimana isu sosial di era modern ini mampu dikemas dengan sangat baik dan menghibur dalam serial ini tanpa harus menggurui.

Paul Rudd dan Aisling Bea/sumber: netflix
Paul Rudd dan Aisling Bea/sumber: netflix
Hal-hal tersebut juga mampu diinterpretasikan dengan sangat baik oleh Paul Rudd dan juga Aisling Bea. Keduanya sangat meyakinkan sebagai pasangan suami istri yang sedang berada dalam fase tawar sebuah hubungan. 

Keduanya mampu membuat kita tertawa pada tindakan 'bodoh' mereka sekaligus merasa empati pada tiap momen yang menggambarkan kerapuhan diri mereka masing-masing.

Living With Yourself 
juga seakan menjadi 'kelas pernikahan' dimana penontonnya bisa mengambil banyak pelajaran di dalamnya. Bukan hanya belajar mengenai bagaimana seharusnya cara pandang kita sebagai suami/istri dalam menghadapi sebuah masalah.

Namun juga bagaimana pernikahan seharusnya menjadi semacam moment of share. Karena pernikahan sendiri adalah momen untuk 'give and give' dan bukan sekadar 'take and give'.

Sementara sosok Miles kloning memberikan contoh tentang apa yang akan terjadi jika sisi terbaik dari diri kita berhasil kita keluarkan. Namun sabotase kehidupan terhadap Miles asli juga seakan menunjukkan bahwa jika kita belum bisa berdamai dengan diri sendiri dan berubah 100% menjadi sosok berbeda, maka kehidupan kita 'sebenarnya' pun akan hilang tergantikan dengan diri kita yang baru, yang belum tentu 100% baik. 

Paul Rudd & Aisling Bea/sumber: netflix
Paul Rudd & Aisling Bea/sumber: netflix

Kuncinya adalah tetap seimbang membentuk diri lebih baik dan menerima fakta bahwa self acceptance adalah jawaban terbaik untuk menikmati kehidupan ini. Berdamai dengan diri sendiri tidak hanya akan membuat hidup kita lebih baik namun juga membawa aura positif bagi orang lain di sekitar kita.

Skor 8/10 untuk kesegaran cerita, line komedi yang apik dari Paul Rudd dan pesan kehidupan yang mampu disampaikan dengan efektif tanpa terkesan menggurui.

Salam Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun