Untuk itu sekali lagi, apakah hal ini sudah dipertimbangkan dengan matang oleh KPI?
6. More Than Quality, It's All About Value
Pada saat memutuskan berlangganan layanan streaming 3 tahun lalu, saya pribadi memang membutuhkan tayangan alternatif yang berbeda dari televisi bahkan bioskop.
Karena saya tahu, di Netflix dan juga penyedia layanan streaming lain menghadirkan sesuatu yang lebih dari sekadar film. Lebih dari segala faktor kualitas pada sisi teknis ataupun konten yang sedang hype saat itu.
Saya dan mungkin teman-teman pelanggan Netflix ataupun platform streaming lain juga tahu bahwasanya layanan streaming tersebut menyediakan banyak sajian edukatif, budaya dan nilai-nilai kehidupan melalui ragam tayangan alternatif dari berbagai negara yang sebelumnya tak bisa didapatkan di tv nasional ataupun bioskop.
Dan nilai edukasi itu sendiri terkadang datang dari berbagai film atau tayangan dengan selipan nudity, kekerasan, atau bahkan ragam inappropriate content lainnya.
Lagipula tak selamanya konten yang mengandung ketelanjangan atau kekerasan akan memprovokasi penonton untuk berbuat kejahatan misalnya.Â
Karena layaknya lirik lagu yang vulgar atau tulisan erotis pada sebuah buku, ketelanjangan dan kekerasan yang jika disajikan pada porsi yang pas dan nyeni, juga akan menjadi sebuah unsur sinematik yang mampu melengkapi kedalaman chemistry antar tokoh atau kedalaman inti ceritanya.
Namun sekali lagi, saya berbicara hal ini dalam ruang lingkup seni bukan pembahasan tentang moralitas.
Sebagai contoh, mungkin saya tidak akan tahu bagaimana sakitnya menjadi seorang perempuan kelas bawah yang dipermainkan oleh lelaki tak bertanggung jawab jika tidak menyaksikan Roma.