Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"X-Men: Dark Phoenix", Penutup Saga yang Antiklimaks dan Mudah Terlupakan

9 Juni 2019   22:57 Diperbarui: 10 Juni 2019   15:35 8247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari sisi scoring, tak bisa dipungkiri tangan dingin Hans Zimmer mampu membuat nuansa megah di sepanjang film. Olahan musik Hans Zimmer nampak memberikan nyawa tambahan di tengah film yang nampak membosankan dan antiklimaks tersebut.

Akhir X-Men dengan Muatan Kisah yang Gelap

Hollywoodnews.com
Hollywoodnews.com
Seperti kita tahu, jauh sebelum Nolan dikenal lewat penceritaan Batman yang lebih kelam dan dewasa, X-Men sudah mengenalkan hal tersebut lebih dulu. Bahkan, X-Men yang dirilis di tahun 2000 silam menjadi titik balik bagi perkembangan film-film superhero di tahun-tahun selanjutnya yang cenderung lebih mengedepankan sisi realistis dan dewasa.

Dark Phoenix pun masih mempertahankan hal tersebut dengan kekecewaan, kematian, dan tragedi menjadi motor penggerak kisah kelamnya. Namun tak seperti Endgame yang masih menyisipkan komedi slapstick bahkan cringe di beberapa adegannya, Dark Phoenix justru nampak tak memberikan ruang tawa yang cukup bagi penonton.

Namun itulah X-Men. X-Men yang memang memiliki ciri khasnya sendiri sejak pertama kali muncul di layar lebar. X-Men yang sebisa mungkin tak menjadikan komedi sebagai jualan utamanya.

Dan Dark Phoenix menyadarkan kita bahwa ciri khas tersebut sejatinya akan berakhir seiring dengan bergabungnya X-Men ke dalam MCU. Maka bisa dipastikan mereka akan muncul dengan pendekatan yang lebih ramah bagi segala usia di masa depan.

So, say goodbye to Fox's X-Men.

Penutup

Sumber: 20th Century Fox
Sumber: 20th Century Fox
Sebagai saga penutup franchise X-Men yang diproduksi 20th Century Fox, Dark Phoenix nampak tak mampu memberikan sebuah jalinan kisah yang benar-benar kuat. Antiklimaks, bahkan tak bisa dipungkiri film ini cenderung mudah terlupakan.

Character driven yang tak digarap maksimal hingga banyaknya dialog klise, membuat film ini tak memiliki bobot yang sama dengan pendahulunya. Belum lagi banyaknya plot hole dan kekacauan timeline yang muncul akibat film ini. 

Maka, meskipun sering tak sepakat dengan akumulasi penilaian kritikus di rotten tomatoes, namun kali ini nampaknya saya sepakat jika situs tersebut memberikan rating 22% alias tomat busuk untuk film ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun