Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Oscar 2019, Pesan Anti Diskriminasi yang Menutup Segala Kontroversi

25 Februari 2019   15:24 Diperbarui: 25 Februari 2019   17:10 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali ke film, Period jelas memberikan pesan sederhana dengan makna yang luas mengenai wanita pedesaan India. Penceritaannya cukup simple yaitu seputar fakta pembalut wanita yang penggunaannya di India sendiri baru sekitar 10%. Hanya saja, dari satu bahasan tentang pembalut wanita tersebut, mampu menyebar ke berbagai poin pembahasan lainnya. 

Termasuk bagaimana pandangan masyarakat desa yang menganut sistem patriarki terhadap menstruasi wanita, hingga kurangnya penghargaan suami terhadap para wanita yang menjadi ibu rumah tangga karena jarangnya tempat kerja yang mau menampung wanita sebagai pekerjanya.

whimn.com.au
whimn.com.au
Semua hal tersebut disajikan dengan padat, runut dan meninggalkan pesan yang kuat terkait girl power di akhir kisah. Apalagi sang sutradara yang berasal dari Iran, Rayka Zehtabchi, juga merupakan seorang wanita. Maka film ini jelas menjadi semacam film yang menampilkan kerinduan sang sutradara dalam menyuarakan emansipasi wanita lebih lagi ke seluruh dunia.

Dunia Tak Butuh Diskriminasi

Goodmorningamerica.com
Goodmorningamerica.com
Kemenangan Green Book pada kategori pamungkas, Best Picture, juga semakin menegaskan bahwa pesan anti diskriminasi dibutuhkan dunia saat ini. Terlepas dari berbagai kontroversi yang meliputi kemenangannya, Green Book memang layak mendapatkan penghargaan tersebut. 

Seperti kita tahu, perbedaan agama, ras dan golongan menjadi sumber berbagai aksi diskriminatif yang dilakukan berbagai pihak di seluruh dunia. Dan Green Book mencoba menawarkan sebuah film yang berani serta lantang melawan segala bentuk diskriminasi tersebut.

Tak hanya itu, pesan sosial yang dibalut dalam latar era segregasi rasial di Amerika bagian Selatan tersebut, menjadi semacam pesan yang kuat bahwa rasa kemanusiaan harus jauh lebih besar dari segala perbedaan yang ada. Entah perbedaan ras, agama, hingga perbedaan orientasi seksual. Jangan sampai ego manusia membuat dunia kembali ke masa segregasi rasial yang digambarkan dengan cukup pahit tersebut.

Green Book(vox.com)
Green Book(vox.com)
Kemenangan Green Book pun seakan menegaskan bahwa tak selamanya film nyeni atau arthouse begitu menjemukan untuk ditonton. Green Book menyajikan kisah sederhana dan kuat layaknya film-film Hollywood pada umumnya tanpa mencederai unsur-unsur film seni yang dibutuhkan sebuah ajang penghargaan film seperti sinematografi berkualitas tinggi, dark humor, selipan satir atau sarkasme kehidupan yang cerdas, dan yang pasti isu sosial yang begitu hangat dibicarakan. 

Kemenangan ini jelas sungguh layak karena Green Book tak hanya menjadi konsumsi kritikus saja, namun juga menjadi konsumsi publik yang kisahnya begitu mudah dinikmati juga dicintai. Pesan kuat yang disampaikan dengan narasi sederhana bahwa dunia tak butuh diskriminasi ras, agama dan golongan.

Penutup

Twitter @TheAcademy
Twitter @TheAcademy
Jelas masih banyak hal yang bisa dibahas dari gelaran Oscar 2019 ini. Seperti bersinarnya Rami Malek, Bohemian Rhapsody yang kemenangannya di beberapa kategori dinyinyir oleh netizen luar negeri, penampilan Brian May dan Adam Lambert yang memukau hingga Black Panther yang sah menjadi film MCU paling berprestasi saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun