Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dimensions, Menikmati Alur Bunyi pada Dimensi Baru Gerald Situmorang

22 September 2017   02:43 Diperbarui: 25 September 2017   23:06 2204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan deras mengiringi perjalanan saya ke Goethe Institute di jalan Sam Ratulangi no.9-15, Jakarta, di Hari Rabu tanggal 20 September lalu. Kesempatan yang akhirnya bisa saya dapatkan, mengingat tempat itu kerap mengadakan festival budaya ataupun acara hiburan lainnya dan sukses membuat saya penasaran. Selain itu kemacetan juga kerap terjadi apabila ada acara yang diadakan disitu. Membludaknya mobil yang parkir di pinggir jalan menjadi penyebabnya. Maklum, tempat parkir yang disediakan memang sangat sempit dan hanya cukup untuk menampung mobil performerataupun panitia.

Bagi yang belum tahu, Goethe Institute sendiri merupakan pusat kebudayaan Jerman di Jakarta yang berfokus untuk mempelajari kebudayaan Jerman dan memfasilitasi pertukaran budaya antar negara. Goethe Institute tidak hanya berada di Jakarta, namun juga di negara-negara lainnya yang memiliki hubungan diplomatik dengan Jerman.

Kembali ke pembahasan awal, perjalanan saya ke Goethe Institute Rabu lalu bukan tanpa tujuan. Disana saya menghadiri acara musik yang diadakan Goethe Institute dan diberi nama Alur Bunyi. Adapun acara alur bunyi tersebut menggantikan acara yang sudah exist sebelumnya yaitu Serambi Jazz. Alur bunyi sendiri memiliki konsep yang berbeda dengan serambi Jazz. Dimana pada Alur Bunyi, musik yang menjadi fokusnya adalah musik Elektronik yang saat ini eksistensinya sangat luar biasa. Sedangkan pada serambi Jazz, fokus musik yang ditampilkan adalah Jazz baik modern ataupun kontemporer.

 Dan asyiknya, acara ini free dan no reservation.Jadi, dengan kapasitas auditorium + 200 seat,hukum 'siapa cepat dia dapat' sangat berlaku. Dan jangan lupa, siap-siap parkir diluar apabila anda membawa kendaraan pribadi khususnya mobil.

Malam itu saya berkesempatan untuk menyaksikan live performance dari Gerald Situmorang yang kali ini tampil dengan konsep musik instrumental yang berbeda dibandingkan album-album sebelumnya. Malam itu juga ternyata menjadi malam perilisan album barunya yang berjudul Dimensions.Ya, album baru Gerald Situmorang ini tampil dengan nuansa elektronik yang kental namun tetap dipadu dengan progresi chorddan melodi khas seorang Gerald Situmorang.

 Jujur, malam itu menjadi yang pertama kalinya saya melihat live performance nya. Biasanya saya hanya melihat penampilannya di Youtubechannel ataupun mendengarkan beberapa lagunya secara streamingg di Apple Music atau Spotify.

 Dan penampilannya malam itu bisa dibilang sangat baik. Tidak hanya Gerald, namun personil band pengiringnya juga bermain dengan maksimal sehingga menghasilkan musik yang sangat apik. Gerald didukung oleh musisi-musisi muda yang talenta dan kiprahnya di Industri musik tanah air tidak bisa dipandang sebelah mata.

 Sebut saja ada Marco Steffiano (Drummer dan Music Director Raisa, Drummer Barasuara, dll) yang kali ini tidak hanya berkutat pada sequencer dan effect pada live performancesini, namun juga menjadi salah satu orang dibalik layar album dimensions bersama Adra Karim dan Randy MP. Kemudian ada Agung Munthe, seorang musisi multitalenta yang kali ini bermain synthesizer.Lalu ada Adra Karim, pianis jazz muda bertalenta yang sudah malang melintang di industri musik nasional, yang kali ini juga bermain synthesizer. Jessilardus Mates yang merupakan drummer muda bertalenta (session player musisi tanah air seperti Raisa, Monita, Isyana, dll)yang juga anak seorang musisi jazz senior tanah air, AS .Mates.

 Kali ini Jessi bermain E-drumsuntuk live performance. Randy MP yang merupakan produser,arrangerdan penulis lagu utuk beberapa musisi tanah air yang kali ini berperan untuk effects and soundscapes.Dan nama terakhir yaitu Baskoro Juwono yang merupakan lead vocal dan guitarist dari band alternatif tanah air, Dried Cassavamelengkapi kepingan puzzleband ini dengan voices-nya.

Penampilan mereka pun bisa dibilang sangat apik dan atraktif. Untuk bagian solo performancesyang dilakukan oleh Gerald sangat baik dan cukup membuat decak kagum. Bahkan ada beberapa penonton 'bule'yang berulang kali dibuat kagum ketika Gerald berhasil menyelesaikan part solo yang rumit dengan baik. Tak hanya Gerald, solo performancesdari Jessilardus maupun Agung Munthe dan Adra Karim juga tak kalah baik dan menariknya dengan Gerald Situmorang. Penonton pun banyak memberikan tepukan tangan ketika part solo berhasil mereka mainkan dengan mulus.

sumber: dokumentasi pribadi
sumber: dokumentasi pribadi
sumber: dokumentasi pribadi
sumber: dokumentasi pribadi
Musik yang ditampilkan Gerald malam itu juga menjadi sebuah penyegaran bagi musik tanah air. Gerald Situmorang berhasil mengeluarkan idealismenya dalam bermusik khususnya musik instrumental gitar ke arah yang lebih relevantdengan perkembangan industri musik saat ini. Menggabungkan instrumental gitar dengan hentakan musik elektronik menurut saya merupakan cara yang cerdas untuk tetap bisa menumpahkan idealisme bermusik dengan tetap bisa mengambil hati 'pasar', khususnya geenerasi millennial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun