Hampir menjadi cerita tahunan ketika harapan Arsenal untuk menjuarai Premier League kembali pupus. Begitu pula pada musim 2024/25 ini, yang sepertinya gagal lagi menyudahi puasa juara Arsenal sejak tahun 2004 lalu.
Skor kacamata di City Ground, markas Nottingham Forest, Kamis (26/2/2025) malam tadi meninggalkan lesu pada tubuh anak asuh Mikel Arteta. Mereka kini harus tertinggal 13 poin dari Liverpool di puncak klasemen.
Selain itu, Arsenal juga gagal untuk mencetak satu gol pun dalam 2 laga terakhir. Tentu bukan tanpa alasan. Cederanya Kai Havertz membuat Arsenal akan bermain tanpa striker murni hingga musim berakhir.
Ujian itu awalnya berhasil dilalui Arteta meski harus bersusah payah pada pertandingan kontra Leicester. Pelatih asal Spanyol itu memasang gelandang jangkar, Mikel Merino yang masuk pada babak kedua untuk menempati posisi ujung tombak. Perjudian yang terbayarkan karena akhirnya Merino juga yang memborong dua gol kemenangan The Gunners.
Namun, magis Merino pada pertandingan melawan West Ham dan Forest tak terulang. Begitu pula dengan pemain lain yang juga tak bisa memecah kebuntuan lini depan mereka.
Podium juara yang sempat menjadi mimpi nyata fans Arsenal musim ini, nampak semakin diselimuti kelabu dan keraguan. Bukannya juara, Arsenal malah bisa terperosok dari empat besar jika tren ini berlanjut.
Entah apa yang dipikirkan manajemen Arsenal, termasuk Arteta dan Direktur Olahraga Interim, Jason Ayto pada Bulan Januari lalu. Saat itu, ujung tombak mereka hanya menyisakan Kai Havertz usai ditinggal cedera Gabriel Jesus. Bahkan, Havertz pun juga bukan merupakan tipikal nomor 9 murni.
Tapi, manajemen Arsenal tetap tidak mendatangkan satu pun pemain depan baru pada bursa transfer Januari. Padahal, berulang kali klub yang bermarkas di Emirates itu dirumorkan pada nama striker besar dan potensial seperti Matheus Cunha, Benjamin Sesko, hingga Alexander Isak.
Hingga akhirnya Havertz juga mengalami cedera saat mereka 'bertamasya' ke Dubai dan manyisakan lubang besar pada lini terdepan mereka.
Hal itu juga belum termasuk cederanya Bukayo Saka yang juga menjadi andalan mereka sepanjang musim ini. Praktis, Arsenal memang tengah berada dalam situasi pincang.
Januari sudah berlalu, dan beban harus ditanggung. Kini, beban terberat ada di pundak Arteta. Pada musim keenamnya melatih Arsenal, bebannya kini adalah setidaknya untuk mendaratkan timnya dengan mulus pada akhir musim nanti.
Arteta memiliki tugas untuk mengembalikan ketajaman timnya. Pasalnya, dalam dua laga nirgol sebelumnya, mereka juga sangat jauh dari kata klinis. Dari total 33 tembakan mereka dalam 2 pertandingan terakhir, hanya 3 yang mengarah langsung ke gawang.
Mau tidak mau, pendukung Meriam London kini harus bersabar setidaknya sampai Arteta menemukan solusi dari krisis lini depan ini. Jika tidak, maka tidak hanya fans yang harus menanggung performa buntu Arsenal kini, namun juga masa depan Arteta di Emirates juga bisa menjadi taruhannya.
Bukannya menolak mimpi juara Arsenal. Namun, faktanya Arsenal yang kini berada di peringkat kedua justru berada lebih dekat dengan Aston Villa di peringkat ke-10 dibandingkan Liverpool di puncak klasemen. Mereka kini tertinggal 13 poin dari Liverpool, sementara jarak Arsenal dengan Aston Villa hanya 12 poin. Sederhananya, Martin Odegaard cs. lebih mungkin untuk terperosok di klasemen ketimbang mengudeta The Reds untuk gelar juara.
Belum lagi jika membahas peluang Arsenal yang masih berkompetisi di Liga Champions. Dinanti PSV di babak perdelapanfinal, mungkin materi skuad Gunners masih lebih bagus daripada klub asal Belanda itu. Namun, mereka harus bersiap menghadapi salah satu dari Atletico atau Real Madrid pada babak perempatfinal.
Mungkin, musim ini bisa menjadi edisi lanjutan musim tanpa trofi pada era Arteta. Mungkin, tangga juara yang sudah didambakan para pendukung harus pupus lagi musim ini. Tapi, mungkin Arsenal juga harus sadar jika hasil musim ini adalah buah dari apa yang mereka perbuat sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI