Mohon tunggu...
Putu Yonata Udawananda
Putu Yonata Udawananda Mohon Tunggu... Administrasi - Kontributor

Merajut asa dengan rangkaian kalimat

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sevilla dan Europa League: Romansa yang Kian Sulit Dipisahkan

22 Agustus 2020   07:11 Diperbarui: 22 Agustus 2020   07:14 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sevilla Menjuarai Europa League 2019/20 (shutterstock.com)

"Kalau sudah jodoh, pasti Tuhan akan menghendaki." Mungkin seperti itulah ungkapan yang cocok untuk menggambarkan kiprah Sevilla di kancah UEFA Europa League (UEL), setidaknya selama tujuh musim terakhir. 

Sulit untuk menolak mengatakan bahwa Sevilla sepertinya memang berjodoh dengan Europa League. Terlebih setelah dini hari (22/08) tadi, mereka kembali bersanding bersama di podium juara.

Kemenangan 3-2 atas Inter di RheinEnergieStadion, Cologne dini hari tadi menambah koleksi trofi UEL mereka menjadi enam trofi. Sekaligus mengukuhkan diri sebagai peraih juara Europa League terbanyak. Mereka unggul jauh dari pesaing terdekatnya yang juga menjadi lawan mereka pagi tadi, Inter yang baru tiga kali menjadi juara.

Ikut serta sebanyak lima dari tujuh gelaran Europa League teranyar, Sevilla berhasil keluar sebagai pemenang sebanyak empat kali! Hanya satu musim di mana mereka gagal merengkuh trofi Coupe UEFA. Raihan tersebut juga termasuk rekor menjuarai UEL sebanyak tiga musim beruntun pada musim 2014-2016 di bawah nahkoda Unai Emery.

Cerita romantis Sevilla dan UEL dimulai pada tahun 2006, ketika mereka memenangi kompetisi yang kala itu masih bernama UEFA Cup setelah menaklukkan Middlesbrough. 

Semusim setelahnya, Sevilla menyamai torehan Real Madrid dengan menjuarai UEFA Cup pada dua musim beruntun. Klub asal Provinsi Andalusia itu mengalahkan lawan senegaranya, Espanyol di partai puncak.

Selama jalannya tujuh musim berikutnya, Sevilla hanya tiga kali mengikuti kompetisi kelas dua Eropa tersebut. Pencapaian terbaik mereka tak lebih dari babak 32 besar. Namun, pada musim 2013/14 gelar juara UEL ke-3 mereka akhirnya datang ke Stadion Ramon Sanchez Pizjuan. 

Melalui drama adu penalti, Sevilla berhasil menghempaskan perlawanan Benfica. Pencapaian tersebut menutup musim penuh pertama Sevilla bersama Unai Emery yang baru ditunjuk sebagai pelatih kepala setahun sebelumnya.

Semusim setelahnya, Emery dan anak asuhnya kembali sukses menjuarai UEL setelah mengandaskan tim kuda hitam Dnipro di final. Pada musim tersebut, UEFA juga memberikan keuntungan bagi pemenang UEL dengan memberi tiket otomatis ke fase grup Liga Champions (UCL) musim berikutnya. Hal tersebut membuat Sevilla berlaga di UCL musim 2015/16.

Namun, Sevilla gagal lolos dari fase grup UCL dan finis ketiga di Grup D. Takdir mempertemukan kembali Sevilla dan Liga Europa saat itu. Heroiknya, Sevilla lagi-lagi menjadi juara setelah mengalahka Liverpool dengan skor 3-1 di partai final. Sevilla dan Emery sekaligus menjadi klub dan pelatih pertama yang sukses menjuarai UEL selama tiga musim beruntun.

Setelahnya, Sevilla berkiprah di UCL selama dua musim dan tak pernah kembali ke Europa League. Tapi, setelah mengalami musim 2017/18 yang buruk, Sevilla kembali berlaga di UEL. Sayangnya, perlawanan mereka harus kandas oleh Slavia Praha pada babak 32 besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun