Mohon tunggu...
Putu Yonata Udawananda
Putu Yonata Udawananda Mohon Tunggu... Administrasi - Kontributor

Merajut asa dengan rangkaian kalimat

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pesta Sepak Bola Asia 2019 yang Serba Baru

3 Januari 2019   05:21 Diperbarui: 3 Januari 2019   13:00 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Australia Memenangi Piala Asia 2015 (theherald.com)

Masih teringat dalam benak momen ketika Tim Nasional Australia mengangkat Trofi Piala Asia disaat mereka menjadi tuan rumah tahun 2015 silam. Gol dari Massimo Luongo dan James Troisi yang hanya mampu dibalas oleh Son Heung-Min membawa Socceroos menang atas Korea Selatan dan menjadi juara untuk pertama kalinya dalam turnamen ini. Empat tahun berselang, turnamen tertinggi antar negara-negara AFC akan dihelat untuk ke-17 kalinya dalam sejarah.

Uni Emirat Arab mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah Piala Asia tahun ini. Turnamen akan dimulai pada tanggal 5 Januari dan akan berakhir pada tanggal 1 Februari. Serupa layaknya turnamen EURO 2016, AFC memutuskan untuk menambah jumlah kontestan Piala Asia dari 16 menjadi 24 tim. Sayangnya, disaat kans Indonesia untuk lolos ke Piala Asia harusnya lebih besar, Timnas kita justru harus didiskualifikasi sejak fase kualifikasi akibat suspensi FIFA tahun 2015 lalu.

Bertambahnya kontestan membuat venue edisi ini bertambah dari sebelumnya hanya 5 stadion menjadi 8 stadion di 4 kota di Uni Emirat Arab (Abu Dhabi, Dubai, Al Ain, dan Sharjah). Dua stadion diantaranya sudah menjadi tuan rumah Piala Dunia Antarklub pada tahun 2017 dan 2018. Diantaranya adalah Zayed Sports City Stadium di Abu Dhabi dan Hazza bin Zayed Stadium di Al Ain. Khususnya untuk Stadion Zayed Sports City, laga pembuka antara UEA melawan Bahrain dan laga final akan dihelat di stadion terbesar di Uni Emirat Arab itu.

Pemenang dari Piala Asia 2019 juga mendapat hadiah spesial karena akan menjadi yang pertama untuk mengangkat trofi Piala Asia dengan desain yang baru. Trofi yang memiliki ukuran lebar 42 cm dan tinggi 78 cm ini dibentuk selama 450 jam. Trofi yang didesain oleh Thomas Lyte melambangkan semangat dan kekuatan dari turnamen ini.

Trofi Baru Piala Asia (the-afc.com)
Trofi Baru Piala Asia (the-afc.com)
Menarik membahas siapa yang akan mengangkat trofi tersebut pada 1 Februari nanti. Raja-raja Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Iran, Australia, dan Arab Saudi barang tentu akan memasang target juara pada turnamen ini. Jelas saja, dari 16 gelaran Piala Asia sebelumnya, kelima negara diatas memenangkan total 13 piala, hanya tiga yang gagal dimenangkan oleh mereka. 

Jika melihat dari prestasi pada Piala Dunia 2018 lalu, Jepang menjadi wakil Asia yang paling jauh melangkah. Jepang takluk di babak 16 besar oleh Belgia. Sedangkan Iran memperoleh 4 poin di fase grup, Korea Selatan dan Arab Saudi mendapat 3 poin, sementara Australia hanya mencetak 1 poin.

Kekuatan sepakbola Asia yang sedang berkembang juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Negara seperti Tiongkok, Uzbekistan, dan sang tuan rumah Uni Emirat Arab bisa saja menjadi pengganggu langkah raksasa Asia. Walaupun diantara mereka semua masih nihil trofi Piala Asia, perkembangan sepakbola yang konsisten menanjak dalam beberapa tahun terakhir dapat menjadi bukti bahwa mereka serius dalam mengejar prestasi. 

Tiongkok dan UEA yang terus berinvestasi kepada kompetisi domestik dan pemain muda akan berpengaruh kepada kualitas tim nasional kedepannya. Terlebih, nahkoda yang akan memimpin kedua negara itu sama-sama berasal dari Italia dan memiliki background yang kuat sebagai pelatih. Tiongkok dinahkodai pelatih yang membawa "Negeri Pizza" juara Piala Dunia 2006, Marcelo Lippi. 

Sedangkan sang tuan rumah diarsiteki pelatih yang memimpin Jepang pada Piala Dunia 2014 lalu, Alberto Zaccheroni. Uzbekistan juga tidak bisa diremehkan. Timnas Uzbekistan U-23 baru saja menjadi juara Piala Asia U-23 tahun 2018 lalu. Sehingga, pilar mereka disaat juara tahun lalu bisa menjadi pilihan untuk dimasukkan ke skuad utama asuhan Hector Cuper, pelatih yang memimpin Timnas Mesir pada edisi Piala Dunia terakhir.

Selain para pesaing juara yang kebanyakan adalah negara yang sudah tidak awam dalam pendengaran, tentunya menarik juga untuk membahas tim debutan pada Piala Asia 2019 ini. Jika pada edisi 2015 hanya ada satu debutan, pada edisi kali ini ada tiga debutan sekaligus yang baru akan mencicipi pesta sepakbola terbesar Asia ini pada tahun 2019. Mereka adalah Kirgiztan, Yaman, dan Filipina.

Kirgiztan sedang menikmati generasi terbaik dalam sejarah timnas mereka sejak membuat debut internasional 26 tahun silam. Pada April 2018 lalu, tim berjuluk White Falcon itu berhasil mencapai peringkat FIFA tertinggi sepanjang sejarah mereka. Saat itu mereka berada di peringkat ke-75 dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun