Mohon tunggu...
yon .
yon . Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Anak manusia yang lahir di Tegal dan saat ini hidup di 2 alam - Alam Parahyangan dan Alam Metropolitan. Senang membaca dan saat ini sedang mencoba senang menulis. Dengan membaca kita banyak memperoleh manfaat berdasarkan pengalaman dan pendapat orang lain, dengan menulis mudah-mudahan kita bisa berbagi pengalaman dan pendapat yang insyaAllah bermanfaat bagi yang membaca.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Paradox of Life series - 0 - Paradox Kehidupan

15 Agustus 2013   15:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:16 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam  menjalani kehidupan, kita akan selalu menemui kondisi atau keadaan
yang berpasang-pasangan, antara lain : benar – salah, putih – hitam, siang
– malam, kanan – kiri yang akan datang silih berganti. Fenomena tersebut
nampak saling bertentangan namun sebenarnya saling menunjang dan
melengkapi. Pada kondisi tertentu kita akan merasakan sesuatu yang disebut
Paradox, yaitu sesuatu yang seperti bertentangan dengan logika umum namun
terbukti benar.


Beberapa contoh paradox adalah :
•     Semakin kita banyak memberi semakin banyak kita menerima (konsep
sedekah) – sudah banyak yang membuktikan, silakan baca bukunya Ustad Yusuf
Mansyur.
•     Semakin kita merasa aman, maka semakin berani kita mengambil resiko.
Padahal secara logika semakin aman keadaan kita maka kita tidak perlu
mengambil resiko.


Kunci sukses hidup di dunia adalah bagaimana bisa mengelola paradox
kehidupan (yang positip). Ibarat kita menjalankan mobil ,  kunci suksesnya
adalah bagaimana mengelola gas dan rem. Kalau kita menginjak rem terus,
kita akan selamat tapi tidak  sampai kemana-mana, sebaliknya kalau kita
menginjak gas terus akan cepat sampai tujuan namun kemungkinan besar akan
mengalami kecelakaan sebelum sampai.  Paradox positipnya  adalah bagaimana
caranya bisa cepat  tapi selamat, mungkin dengan cara  konvensional injak
gas dan rem secara manual sesuai kebutuhan , atau diciptakan kendaraan
defaultnya digas terus tetapi  bisa me-rem secara otomatis pada saat
diperlukan .


Contoh lain yang terkait dengan kehidupan siswa sekolah. Rumus umumnya
adalah anak yang rajin belajar akan sedikit bergaul tapi hasil belajarnya
memuaskan, sebaliknya anak yang main-main terus, jarang belajar tapi pandai
bergaul, hasil belajarnya biasanya kurang memuaskan. Paradox positipnya
adalah bagaimana anak bisa gaul (banyak bermain, banyak teman) dan hasil
belajar memuaskan. Caranya mungkin dengan bergaulnya dalam
kelompok-kelompok belajar atau dengan pengaturan waktu yang efektif dan
menemukenali cara-cara belajar yang efektif, sehingga dengan sedikit waktu
belajar hasil tetap memuaskan.


Jadi, untuk bisa bertindak sesuai paradox positip kehidupan adalah dengan
terus berinovasi untuk mendapatkan sisi-sisi positip dari dua hal yang
sepertinya bertolak belakang dan jangan terjebak logika berpikir
konvensional yang belum tentu benar / faktual.
Pada serial Paradox of Life ini saya ingin berbagi pengalaman sehari-hari,
baik yang saya alami sendiri maupun contoh-contoh kehidupan yang saya lihat
atau yang saya baca dari berbagai media. Hal ini juga merupakan contoh
penerapan paradox positip. Rumus umumnya adalah semakin banyak waktu
digunakan untuk membaca (dibandingkan menulis), maka semakin banyak
pelajaran yang kita serap, kita semakin merasa tahu banyak tapi kita lebih
sedikit berbagi (melalui tulisan). Sebaliknya kalau lebih banyak menulis
(dibandingkan membaca),  banyak pengalaman yang kita bagi namun semakin
sedikit pelajaran yang kita peroleh dari bacaan-bacaan yang kita baca.


Paradox positipnya, adalah bagaimana caranya kita banyak berbagi pengalaman
(dengan banyak memakai waktu untuk menulis) namun masih tetap bisa menyerap
banyak pelajaran dan hikmah dari kehidupan yang kita jalani. Caranya
mungkin dengan menyediakan waktu untuk menulis secara rutin dengan tema
yang jelas, sambil menulis sekaligus mengeksplor pengalaman sesuai tema dan
browsing hal-hal terkait.  Statemen paradoxnya adalah : semakin banyak
menulis semakin banyak menyerap ilmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun