Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Au Peo Monit Nako Tilong

20 September 2021   13:47 Diperbarui: 20 September 2021   13:50 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Au peo monit nako Tilong adalah ungkapan bahasa Timor Dawan. Bila kuartikan dalam bahasa Indonesia akan seperti ini: 

Ceritaku dari Tilong tentang hidup atau aku bercerita tentang hidup dari Tilong. Itulah cerita yang bakal kujadikan satu buku. Buku yang sengaja kutulis judulnya dalam bahasa Timor juga, yaitu: Molok Noko Tilong -- Cerita dari Tilong.

Aku suka menggunakan bahasa daerah ke dalam tulisan-tulisanku. Bagiku, itu kekayaan. Dan juga sebagai ungkapan rasa cinta dan banggaku kepadanya. 

Kenapa itu kulakukan? Sebab tidak akan ada orang luar yang mau berlelah-lelah melakukannya. Kecuali ada sebuah pemaksaan, misalnya: Melakukan penelitian. Apapun bentuk penelitiannya.

Tapi kalau itu yang diharapkan kemungkinannya satu banding seribu. Barangkali juga lebih. Jadi caripada menunggu sesuatu yang tidak tentu, sesuatu yang tidak pasti lebih baik aku melakukannya sendiri. 

Walau tidak mentereng, tidak wah, tapi yang penting aku telah melakukannya dengan sepenuh hati.

Persoalan nanti ada yang tertarik atau tidak itu bukanlah target utama. Tujuanku adalah menorehkan sebuah sejarah hidup sebagai akamsi (anak kampung sini). 

Begitu kekira para milenial menyebut seorang penghuni suatu tempat. Sebagai orang Tilong aku telah memulainya, walau sangat sederhana. Biarlah generasi berikut sesudah aku yang akan menyempurnakannya.

Aku juga belum bisa memprediksi apakah buku ini bisa dipasarkan? Entah! Seandainya ya, apakah akan dibeli dan dibacanya orang? Lagi-lagi, entah! Semua itu masih gelap. 

Sama sekali tidak terbayangkan. Seperti tadi kubilang, aku hanya mau memulai sesuatu yang baik. Sebuah bakti untuk kampung di mana aku ada sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun