Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rau Kattu (Bagian III: Jadi Tamu di Ammu Keppue)

27 Agustus 2020   22:55 Diperbarui: 27 Agustus 2020   23:06 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kami berenang dengan ikan besi membelah gelombang samudera selama dua belas jam kurang lebih. Akhirnya kami pun berarak dari dalam perut kapal setelah ia merapat bersandar di dermaga Seba, Sabu. Kami menginjak tanah Sabu pada hari Jumat tanggal 21 Agustus 2020 jam 08.30 wita.

Sebelum meninggalkan dermaga, kami harus disemprot desinfektan dan mencuci tangan. Ini adalah prosedur standar protokol kesehatan masa covid-19. Sesudah itu kami menuju Luibali Mehara, Sawu yang berada di bagian barat pulau. Kami perlu beberapa jeda mempersiapkan kendaraan dan membagi kelompok keberangkatan.

Sekali lagi kami beriring dengan tiga mobil yang mengangkut rombongan. Kendaraan paling depan dikemudikan oleh Mone Ama. Mobil yang di dalamnya ada Rau Kattu dan beberapa pendamping. Kedua mobil lainnya hanya dibolehkan menyertai mengiring di belakang.

Mereka, kedua mobil pengiring itu tidak diperkenankan mendahului kendaraan yang membawa Rau Kattu. Tindakan itu sebagai penghormatan kepada mendiang. Itupun sekaligus sebagai tindakan penyelamatan agar tidak kualat. Intermezzo saja!

Iring-iringan itu menempuh perjalanan menuju Ammu Keppue (rumah tua) di Luibali Mehara selama kurang lebih satu jam. Seharusnya tidak selama itu. Tapi karena ada pelebaran jalan sehingga lalu lalang kendaraan agak terhambat. Khususnya di ruas jalan memasuki dan di dalam Kecamatan Mesara atau Mehara.

Karena sedang dalam pembangunan, maka sepanjang jalan kami harus bermandi debu tanah putih. Jalan yang berkelok mendaki menuruni bukit dan gunung itu menghantar kami sampai di Luibali Mehara. Jam menunjukkan pukul sepuluh kurang beberapa menit saja kami memasuki halaman Ammu Keppue.

Setelah berada di pelataran Ammu Keppue, kami berdiri bersyaf (satu baris panjang ke samping). Sebagai kepala barisan adalah Ha'o Rau Kattu (pembawa/pemegang Rau Kattu). Kemudian berdiri di sebelah kanannya, Mone Ama yang diikuti anggota rombongan lainnya berjejer berurut ke sebelah kanan.

Sesudah semua rapi berdiri dalam posisi bersyaf, diadakanlah apa yang mereka sebut Happo Hawu. Yaitu semacam upacara menerima orang atau anggota  keluarga yang baru pertama kali datang.

Yang bertindak sebagai penerimanya adalah Mone Matta Para Ammu. Dia adalah orang yang menjadi tuan rumah dan sekaligus sebagai pemimpin di Ammu Keppue. Orang yang diberi tanggung jawab sebagai Mone Matta Para Ammu adalah orang yang paham silsilah keluarga. Dalam hal ini adalah silsilah keluarga besar Djami.

Setelah upacara Happo Hawu selesai, kami diperkenankan masuk ke rumah tua, Ammu Keppue. Ha'o Rau Kattu mendahului kami semua termasuk Mone Matta Para Ammu. Satu persatu kami menaiki tangga menuju 'aula' rumah panggung tersebut.

Pembaca yang terhormat, ijinkan saya gambarkan sedikit mengenai Ammu Kepue.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun