Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tentang Tidur

8 Juli 2020   15:15 Diperbarui: 8 Juli 2020   15:10 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidur adalah salah satu reaksi tubuh terhadap beban yang diembannya. Tidur berarti membiarkan diri bersembunyi di balik alam bawah sadar. Tidur itu sebuah persepakatan damai nan indah antara nalar, rasa dan raga untuk berdiam pasif.

Tubuh butuh tidur kala ia merasa lelah. Ia akan merengek minta istirahat bila ada isyarat untuk itu. Istirahat itu ada dua bentuk yang lazim dan sangat berguna. Satu, rehat sejenak lalu kembali lagi menunaikan tugas. Atau dua, melepas lelah dalam lelap yang dalam.

Rehat sejenak artinya menarik diri dari tugas yang sedang dikerjakan. Artinya membebaskan diri beberapa saat dari pekerjaan yang ingin dituntaskan. Ia bisa berupa duduk-duduk di tempat lain di luar kawasan pekerjaan itu. Bisa juga berbaring pejamkan mata lalu menghirup udara lepas dengan bebas.

Dalam kondisi rehat sejenak ini nalar dan rasa masih aktif. Kedua sumber kekuatan insani ini akan berdiskusi untuk bersepakat bagaimana menunaikan menuntaskan pekerjaan tadi. Kemudian hasil kolaborasinya itu akan diterjemahkan oleh raga.

Hasil terjemahan sang raga dari kesepakatan sadar nalar dan rasa disebut karya. Hasil karya olahan raga ini akan kasat mata. Lalu berdasarkan observasi mata akan diteruskan ke alar dan rasa untuk memberi semacam penilaian. Begitu sirkulasinya.

Sedangkan melepas lelah yang dalam maksudnya tidur terlelap. Tidur lelap tanpa mengingat apapun. Tidur yang menyebabkan terputusnya koneksivitas pikiran dan rasa dengan dunia luar. Tidur artinya semua organ tubuh diam bergeming. Kecuali jantung yang tetap berdetak bergeliat giat.

Terlelap dalam tidur akan berdampak pada rasa segar saat bangun. Ia akan memberi rasa nikmat sesaat menghela napas panjang dalam kesadaran yang utuh. Ia akan memberi energi penuh sebagai bekal/amunisi menuntaskan apa yang tertunda.

Tidur dalam lelap tak mesti melahap menghabiskan waktu berjam-jam. Ia bisa didapat dalam waktu sekejap. Ia bisa dinikmati dalam beberapa menit saja. Dan tak mesti tidur di kasur empuk. Syarat terlelap sangat sederhana. Tak berpikir tak berasa. Gelap.

Tidur semacam ini akan membayar lunas tuntas segala penat di raga di rasa. Itu tidur yang ideal bagi manusia siapa saja. Di mana saja. Dari golongan mana saja. Rehat yang diidamkan banyak orang. Itulah istirahat yang semestinya dan seharunya. Segampang itukah tidur lelap yang ideal itu, kawan?

Rasanya tidak! Nyatanya belum semua orang mengalami tidur ideal. Masih ada yang tidak dapat menikmati tidur lelap. Tidak dapat tidur dalam-dalam dalam tidur yang dalam. Masih ada saja yang tidak bisa tidur saat tidur. Satu di antaranya mungkin Anda. Ups, maaf!

Lalu bagaimana mengatasi tidur yang tak tertidur? Ijinkan saya membisikkan Anda cara saya mengatasinya. Oh, bukan cara mengatasi. Tapi cara beradaptasi menyiasati. Kemudian bersahabat berdamai dengannya.

Ketika saya tidak bisa tidur karena alasan tertentu saya bangun dan tinggalkan tempat tidur. Lalu saya membaca. Membaca apa saja. Atau menulis. Menulis apa saja menjabar yang mengalir sampai rasa kantuk membuntut.

Terkadang di saat asyik membaca ada hal menarik mengagumkan saya temukan. Ia bisa saya jadikan inspirasi baru untuk menulis. Atau apakala menulis akan mengalir berderai kata-kata yang tak terduga. Dalam situasi ini tak heran saya dibuat kagum dengan senyum dikulum.

Ya, seperti ini hari ini. Saya berniat tidur siang agar ada tenaga baru melanjutkan hidup hari ini. Tapi apa mau dikata saya tidak bisa tidur. Saya hanya menggeliat bolak-balik di atas kasur. Karenanya saya bangun dan melakukan sesuatu.

Saya melakukan sesuatu yang sekiranya mungkin berguna. Berguna bagi diri sendiri. Dan syukur-syukur bermanfaat bagi orang lain. Malah hebat bangat kalau dapat membantu orang banyak.

Seperti ini hasil menulis karena tidak bisa tidur. Mungkin tulisan ini kurang bernas. Apalagi spektakuler. Tapi paling tidak saya telah berhasil menyiasati dan menguasai tidak bisa tidur. Malah saya berhasil menyelesaikan tulisan ini walau sangat bersahaja.

Oleh karena itu, perkenankan saya menyampaikan ini kepadamu pembaca yang budiman. "Bila Anda galau kala tak dapat lelap, jangan risau. Bangun lalu halau galau. Usir dengan membaca dan menulis."  

     

Tilong-Kupang, NTT

Rabu, 8 Juli 2020 (14.57 wita)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun