Mohon tunggu...
yolanda ariska puspitasari
yolanda ariska puspitasari Mohon Tunggu... -

akku adalah akku yang apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hakikat Perkembangan Anak Didik..

23 Oktober 2010   06:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:11 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Para ahli berdebat mengenai mana yang lebih berpengaruh dalam perkembangan individu? Kematangan-kah? Atau pengalaman-kah?

Dilihat dari kaum yang mengklaim kematangan lebih mendominasi perkembangan individu, pada dasarnya individu berkembang dalam pola genetic, keculi apabila ada hambatan dari factor linhkungan. Struktur genetic akan menghasilkan komunalitas dalam pertumbuhan dan perkembangan individu. Seseorang akan merangkak sebelum duduk, tumbuh cepat pada masa bayi, mencapai puncak kekutan fisik pada masa remaja atau dewasa. Kecenderungan dasar pertumbuhan dan perkembangan telah terpola secara genetic.

Dilihat dari kaum yang mengklaim pengalaman lebih mendominasi perkembangan individu, penekanan lebih diletakkan pada pentingnya pengalaman dalam perkembangan anak. Unsure genetic hanya mewariskan potensi dasar, bagaiman dapat berkembang tergantung pada makanan, gizi, medis, latihan, endidikan yang dibrikan lingkungan. Lingkungan dipandang sebagai hal yang paling berpengaruh pada perkembangan individu.

Ada juga yang mempercayai hampir semua kualitas fisik dan psikis merupakan hasil dari pengaruh pembawaan dan lingkungan. Contoh : berat badan tergantung rancangan genetic dan juga gizi.

Lalu, mana yang lebih berpengaruh? Ini sangat sulit ditemtukan. Perkembangan dapat dihasilkan dari campuran pengaruh genetic dan lingkungan (pengalaman).


  • Kontinuitas & diskontinuitas dalam perkembangan


Para ahli yang menekankan unsure kematangan, perkembangan dianggap sebagai serangkaian tahap yang berbeda. Sedangkan ahli yang menekankan pengalaman menerangkan bahwa perkembangan itu proses yang sinambung. Mereka berpendapat bahwa perkembangan itu merupakan perubahan komulatif yang terjadi berdasarkan pada tahapan-tahapan dari masa konsepsi sampai meninggal dunia. Peekembangan merupakan proses akumulasi dari perilaku dan kualitas pribadi yang sama yang telah diperoleh sebelumnya. Di dalam berkembang, terjadilah penambahan atau mungkin bahkan pengurangan atas dasar pengalaman individu dengan lingkungannya. Di saat ada tambahan keterampilan baru, seorang individu mengkombinasikannya dengan keterampilan yang sudah ia punya untuk mendapat hasil keterampilan yang semakin kompleks.

Misalnya dalam perkembangan motorik, dari mulai dia bisa tengkurap, kemudian setelah mahir tengkurap ia mulai berlatih mengangkat bokongnya, menggerakkan bokongnya (ongkok-ongkok), dan setelah itu, mulai melangkahkan kakinya (merangkak) kemudian belajar duduk, belajar berjalan dengan meregangkan tangan, kaki masih kak, penglihatan ke depan bukan ke lantai, langkahnya masih pendek, tidak teratur, dengan masih mendapat bentuan dari ibunya, kemudian diberi keberanian untuk melangkah sendiri. Hingga kemudian si anak itu mahir berjalan dengan langkah yang lebih memanjang agar cepat sampai pada ibunya. Dan lama kelamaan dengan melihat ke lantai agar tidak menginjak atau jatur terjerembap karena tersandung batu. Pengalaman pernah jatuh mungkin akan membuat anak lebih berhati-hati, melihat sekelilingnya dalam berjaln, dll. Jadi, perkembangan ini penekannnya pada perubahan kuantitatif, unsure-unsur yang telah ada dan lebih sederhana dari pengalaman baru yang dialaminya ditambahkan dan disinambungkan sehingga menghasilkan kemampuan dan tingkah laku yang lebih kompleks.

Sedangkan, ahli yang menekankan pada aspek diskontinuitas dalam perkembangan menganggap bahwa perkembangan individu melibatkan tahap-tahap yang berbeda. Perkembangan dianggap mulai suatu pola urutan erubahan yang berbeda secra kualitatif, artinya dianggap berlangsung melui terjadinya perubahan-perubahan perilaku yang relative tiba-tiba dari tahap satu ke tahap lain. Jadi, perkembangan diartikan peristiwa transisi yang relative tajam dari tahap perkembangan satu ke tahap lainnya. Secara prinsip, mereka menganggap bahwa perkembangan diarahkan oleh factor-faktor internal biologis. Perkembangan melibatkan perubahan perubahan kualitatif, bukan hanya kombinasi sederhana dari pengalaman sebelumnya.

Ende & Harmon(Vata, Haith & Miller, 1992) menjelaskan bahwa persoalan itu melibatkan dua komponen yang diperdebatkan. Pertama, isyu yang menjelaskan pola-pola perkembangan, para ahli yang mendukung teori kontinuitas yakin bahwa perkembangan itu terjadi secrara halus dan stabil melalui peningkatan bertahap dalam hal keterampilan, atau pengetahuan baru pada langkah yang relative sama. Sedangkan, para ahli yang meyakini teori diskontinuitas beranggapan bahwa perkembangan terjadi pada periode kecepatan yang berbeda, berganti-ganti antara periode-periode yang hanya sedikit dengan periode yang banyak perubahannya. Kedua, perdebatan tentang masalah keterkaitan perkembangan. Para ahli pendukung teori kontinuitas memngemukakan pendapatnya bahwa perilaku awal secara bersama akan bersinambung dan membentuk perilaku-perilaku selanjutnya, jadi, perkembangan awal berkaitan sangat erat denagan perkembangan selanjutnya. Sedangkan, para ahli pendukung teori diskontinuitas mengemukakan pendapatnya bahwa aspek perkembangan muncul secara independen dari apa yang telah ada sebelumnya dan tidak dapat diprediksi mengenai perlaku-perilaku sebelumnya. Demikian yang dapat saya raikan tentang hakikat perkembangan peserta didik. Semoga ini dapat menjadi bekal untuk saya sendiri sebagai calon tenaga pendidik, dan bermanfaat pula bagi siapa yang hendak membacanya. Anak bukanlah orang dewasa, jadi perlakukan anak sebagaimana anak, yang masih sangat ingin tahu tentang dunia disekitarnya dan sebagai pendidik kita harus mampu menjawab rasa ingin tahu anak didik kita. Wassalamualakum wr.wb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun