Mohon tunggu...
Yohanes Manhitu
Yohanes Manhitu Mohon Tunggu... Penulis - Murid abadi: penulis dan penerjemah

Saya adalah seorang penulis dan penerjemah dari Timor Barat (NTT) yang berdomisili di Yogyakarta. Bidang yang saya geluti adalah bahasa, sastra, sejarah, dan sosial budaya. Saya menulis dalam bahasa Indonesia, Dawan, Tetun Resmi (Timor-Leste), Melayu Kupang, Inggris, Prancis, Spanyol, Portugis, dan Esperanto. Silakan kunjungi blog khusus untuk karya tulis saya di http://ymanhitu-works.blogspot.com dan blog serba-serbi multibahasa saya di http://ymanhitu.blogspot.com. Salam,

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bukan Sebuah Arca

7 Agustus 2020   12:27 Diperbarui: 7 Agustus 2020   12:36 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: https://www.candleandblue.co.uk

Oleh: Yohanes Manhitu

Roda-roda waktu terus berputar
dan enggan diam, bagai sebuah arca.
Segalanya berpindah, segalanya berjalan,
dari stasiun masa teramat sederhana
dengan kecepatan tak berubah.
Segalanya bergerak seakan-akan
yang ada hanyalah keabadian,
dan tiada yang hilang, atau terbuang.

Benak dan hati manusia serupa
dengan layar film, yang disinggahi
gambar kehidupan beraneka warna.
Tiap babak, yang pancing gelak tawa,
yang undang tangis, menghiasi layar.
Lalu cepat, atau lambat, berlalu juga.

Masih banyak yang mesti dipelajari
agar hidup sebernas bulir padi sejati
dan sedekat kita dengan embusan napas.
Masih banyak yang harus ditunaikan
agar tak sia-sia segala butir talenta
yang tak dibiarkan ditelan bumi.

Selama masih ada masa,

lekaslah kawan kita berpadu
'tuk pulihkan luka-luka lama,
tegakkan pilar-pilar keadilan,
suburkan lembah hati yang gersang,
dan basuh diri di kolam embun pagi.

Kita, para penumpang, yang berjejer
dalam kereta waktu, tak mungkin
terus membisu di atas roda-roda
tak diam. Sekali diam, berarti
selamanya 'kan membisu kita.

Yogyakarta, 10 Oktober 2005

--------------------  

Catatan: Puisi ini dan beberapa puisi lain oleh saya dan penulis-penulis NTT terbit di Ratapan Laut Sawu: Antologi Puisi Penyair NTT (Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma, 2014).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun