Mohon tunggu...
Yohanes Ishak
Yohanes Ishak Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Olahraga, Hiburan, dan lain-lain

1 Korintus 10:13 || Jika ingin bekerjasama atau menulis ulang konten yang saya buat, silahkan hubungi email: Yohanes.Ishak92@gmail.com ||

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tragedi Kanjuruhan: Selama Ego Tak Dijaga, Kericuhan Tetap Ada

4 Oktober 2022   21:11 Diperbarui: 4 Oktober 2022   21:14 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kericuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan (Foto: Kompas).

Duka menghampiri sepak bola Indonesia usai pertandingan antara Arema Malang vs Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 Indonesia 2022 di Stadion Kanjuruhan.

Ratusan nyawa melayang sia-sia, puluhan orang harus dirawat dalam kondisi kritis, dan sepak bola Indonesia yang sedang berkembang kembali harus menjadi imbas tak bisa melanjutkan untuk menjadi lebih baik.

Sangat disayangkan memang. Dalam artikel ini, saya tidak membahas bagaimana kronologi, sebab-akibat, dan sebagainya karena pembahasan itu sudah pasti diulas oleh sejumlah media yang punya kekuatan untuk investigasi dan wawancara langsung ke TKP.

Dalam artikel ini, saya hanya menyoroti ulah para oknum supporter yang tak bisa menjaga ego mereka dengan baik.

Jika bicara masalah gengsi, tentu sifat yang satu ini tak bisa dihilangkan, apalagi pertandingan antara Arema vs Persebaya memiliki gengsi yang sangat tinggi dengan tajuk Derby Jatim.

Bukan hanya Derby Jatim antara Arema vs Persebaya, pertandingan lainnya pun juga pastinya memiliki gengsi yang sangat tinggi, sebut saja seperti Derby di luar negeri yang kebetulan bertanding di hari yang berdekatan, seperti Derby North London antara Arsenal vs Tottenham dan Derby Manchester antara Man City vs Man United.

Namanya gengsi pasti akan selalu ada, namun jika gengsi ini bisa dipertahankan dan dikeluarkan secara terkendali, tanpa harus mementingkan ego dan mengutamakan hiburan, maka seharusnya menonton sepak bola tak akan menjadi malapetaka.

Sudah banyak video bermunculan, di mana terdapat oknum pendukung Arema yang melakukan penyerangan terhadap pemain Arema, keamanan, dan pihak kepolisian.

Situasi pun tak terkendali, sehingga tidak bisa mengatakan pihak mana yang salah, karena dalam kejadian tersebut, pastinya suasana sudah kacau sehingga menyebabkan ratusan nyawa hilang.

Berita ini pun akhirnya meluas ke seluruh dunia, di mana petinggi sepak bola dunia, FIFA melalui presiden mereka, Gianni Infatino, berbelasungkawa dengan insiden yang terjadi.

Tak hanya Infatino, semua insan sepak bola dunia pun menyampaikan belasungkawa mereka, termasuk media-media internasional.

Apakah kita bangga nama sepak bola Indonesia akhirnya ramai dibicarakan di seluruh dunia? Apakah kita senang nama klub Indonesia dibahas di planet bumi ini?

Jawabannya jelas Tidak. Karena yang dibahas adalah tragedi, bahkan tragedi yang disebut Tragedi Kanjuruhan ini masuk dalam urutan kedua sebagai tragedy paling parah dalam dunia sepak bola.

Berita tentang kematian suporter karena menonton pertandingan di Indonesia, khususnya pertandingan besar lama-lama bukan lagi menjadi berita besar, tetapi menjadi berita yang biasa.

Berita kematian suporter yang mati sia-sia di Indonesia memang bisa dibilang cukup sering terjadi, namun mengapa tidak pernah menjadi pelajaran yang benar-benar dipelajari oleh pihak manapun, entah itu dari suporter sendiri, panitia pelaksana, maupun pihak kepolisian.

Banyak sekali suporter yang tidak bisa menerima tim kesayangannya kalah, jika sudah kalah maka berbuat onar, rusuh, menyerang wasit, menyerang tim sendiri, berbuat anarki seolah-olah menjadi jawaban jika tim mereka bakal menang.

Apakah harus dibuat aturan baru, di mana hasil pertandingan hanya boleh berakhir imbang saja, tanpa ada kemenangan dan kekalahan?

Atau juga dibuat aturan, jika tidak bisa menerima timnya kalah, maka lebih baik jangan nonton atau jangan mendukung tim sepak bola.

Imbas dari Tragedi Kanjuruhan ini memang paling fatal dibanding kejadian-kejadian sebelumnya.

Selain banyaknya nyawa yang melayang sia-sia, dampak buruk lainnya pun menghampiri sepak bola Indonesia, yaitu SANKSI!

Ya, sanksi berat untuk Indonesia dari FIFA tentu tinggal menunggu waktu saja. Kabar duka memang dihormati, tetapi hukuman tetap harus dijalankan.

Situasi inilah yang saya dan pencinta sepak bola Indonesia lainnya pasti sangat disayangkan.

Mengapa? Karena ini berdampak besar pada Timnas Indonesia juga yang sedang mengalami perkembangan signifikan.

Jika FIFA resmi memberikan sanksi untuk Indonesia, maka Timnas tidak bisa berlaga di ajang Piala Asia, padahal menuju kompetisi tersebut pastinya sangat sulit didapat oleh Skuat Garuda.

Tak hanya itu, terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 juga pasti bakal dicabut. Lagi-lagi sangat disayangkan, meski kompetisi untuk kategori pemain muda, namun pemain-pemain ini bakal jadi bintang masa depan.

Terlebih, ajang Piala Dunia, di mana seluruh dunia bakal datang ke Indonesia untuk menyaksikan pertandingan sepak bola.

Sanksi yang lebih menyakitkan adalah ranking Indonesia di tingkat FIFA juga terancam dikurangi. Padahal, untuk naiknya saja tidak mudah dan penuh erjuangan yang tinggi.

Lalu bagaimana caranya agar semua itu tidak terjadi? Pertama jelas hanya bisa berdoa saja agar FIFA bisa beri keringanan untuk sanksi yang diberikan, walau terlihat sangat mustahil untuk tidak menerima sanksi.

Kedua, ego dari para suporter jelas harus dijaga dengan baik. Harus bisa menerima hasil pertandingan apapun tanpa membuat kericuhan.

Katanya mau sepak bola Indonesia bisa berkembang, tapi di saat berkembang, kok malah dirusak oleh diri sendiri?

Harapannya kini semoga tidak ada kata semoga lagi di masa depan, tetapi harus benar-benar diterapkan, yaitu menjadi sepak bola Indonesia yang lebih baik dan suporter harus dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun