Mohon tunggu...
Yohanes Apriano Dawan Fernandez
Yohanes Apriano Dawan Fernandez Mohon Tunggu...

Seorang putra daerah yang saat ini menetap di kota industri yang hirup pikuk. Terkadang hal kecil menjadi inspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengaruh Karakter Suku dalam Organisasi Pasukan KNIL

24 Februari 2012   21:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   10:13 3523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

suku di dalam pasukan KNIL. Segregasi yang diciptakan berupa diskriminasi dalam bentuk penggajian dan fasilitas. Orang Jawa yang merupakan mayoritas ternyata tidak serta merta dihargai oleh Belanda, justru merekalah yang mengalami perlakuan diskriminasi.

Jika ada penghargaan medali kuning untuk keberanian dan kesetiaan (Voor Moed en Trouw) maka prajurit Ambon dan Manado akan mendapatkan tambahan gaji f10,9 (gulden), sedangkan prajurit Sunda dan Jawa hanya mendapat f6,39. Hal ini juga berlaku dalam berbagai fasilitas termasuk tingkat kelas jika bepergian. Sebelum tahun 1905 prajurit Jawa tidak mendapatkan fasilitas sepatu karena keunggulan berperang dianggap tidak sebaik prajurit Ambon dan Manado. Prajurit Jawa yang cenderung nrimo dengan perlakukan ini menyebabkan selalu mengalami diskriminasi.

Nasib prajurit Jawa mengalami perbaikan setelah diprotes oleh J. van der Weiden --menantu Jendral van Heutsz (komandan pasukan Belanda yang berhasil menaklukkan Aceh)-- yang mengatakan bahwa prajurit Jawa juga gagah berani --selain prajurit Aceh-- terbukti dari perang Jawa yang sangat sulit dihentikan Belanda. Orang Belandalah yang berpikiran bahwa prajurit Jawa lebih lemah sehingga mendapatkan perlakuan diskriminasi.

Kekuatan pasukan KNIL mengalami penurunan setelah Perang Dunia II berakhir dan Belanda ingin menguasai kembali Indonesia dengan melancarkan Agresi Militer I dan II. Sebagian besar pasukan KNIL --antara lain A.H Nasution, Urip Sumoharjo, Alex Kawilarang dan yang lainnya-- pada masa ini sudah terpengaruh ide revolusi dan kemerdekaan sehingga mereka berjuang untuk kemerdekaan Republik Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun