Mohon tunggu...
Yogi Pratama
Yogi Pratama Mohon Tunggu... Penggemar

https://linktr.ee/yogipratama900

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Urgensi Keterampilan Public Speaking bagi Pejabat Publik

14 September 2025   10:19 Diperbarui: 14 September 2025   10:19 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pejabat publik 

Di tengah derasnya arus informasi dan tingginya ekspektasi publik, seorang pejabat publik tidak lagi cukup hanya dengan memiliki kompetensi teknis atau manajerial. Ada satu keterampilan yang sering kali menjadi pembeda antara pemimpin yang efektif dan yang tidak: kemampuan berbicara di depan umum atau *public speaking*. Ini bukan sekadar seni berpidato di podium, melainkan fondasi utama dalam membangun kepercayaan, mensosialisasikan kebijakan, dan menavigasi krisis.

Seorang pejabat publik, mulai dari tingkat kepala daerah hingga menteri, adalah representasi dari negara dan pemerintah di mata rakyat. Setiap kata yang mereka ucapkan dalam konferensi pers, dialog warga, rapat dengar pendapat, atau bahkan di media sosial, memiliki bobot dan dampak yang luar biasa. Sayangnya, kita masih sering menyaksikan pejabat yang berbicara dengan monoton, terpaku pada teks, menggunakan jargon birokrasi yang sulit dipahami, atau bahkan terlihat gugup dan defensif saat berhadapan dengan pertanyaan kritis.

Kondisi ini bukan hanya menurunkan citra personal sang pejabat, tetapi juga berisiko mengikis kepercayaan publik terhadap institusi yang diwakilinya. Oleh karena itu, mengasah keterampilan *public speaking* bukan lagi sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan mutlak.

Mengapa Public Speaking Begitu Krusial?

Pentingnya kemampuan ini dapat diuraikan ke dalam beberapa pilar fundamental yang menopang efektivitas kepemimpinan seorang pejabat publik.

1.  Membangun Kepercayaan dan Kredibilitas

    Kepercayaan adalah mata uang paling berharga dalam dunia politik dan pemerintahan. Pejabat yang mampu berbicara dengan jelas, lugas, dan meyakinkan akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan dari publik. Cara mereka menyampaikan informasi---dengan tenang, terstruktur, dan didukung data---mencerminkan penguasaan mereka terhadap masalah. Sebaliknya, pejabat yang gagap, berbelit-belit, atau inkonsisten akan dianggap tidak kompeten dan tidak dapat diandalkan.

2.  Menyampaikan Kebijakan dengan Efektif

    Kebijakan publik yang paling brilian sekalipun akan sia-sia jika tidak dapat dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat. Tugas pejabat publik adalah menerjemahkan bahasa teknis dan rumit dari sebuah program atau peraturan menjadi narasi yang mudah dipahami, relevan, dan menggugah bagi semua lapisan masyarakat. Kemampuan menjelaskan "mengapa" di balik sebuah kebijakan, "apa" dampaknya, dan "bagaimana" pelaksanaannya adalah kunci agar publik mau menerima dan mendukungnya.

3.  Manajemen Krisis dan Reputasi

    Di saat krisis melanda---baik itu bencana alam, wabah penyakit, atau krisis ekonomi---publik akan mencari sosok pemimpin yang dapat memberikan ketenangan dan arah. Komunikasi krisis yang efektif, yang disampaikan dengan empati, kejujuran, dan otoritas, dapat meredam kepanikan dan menjaga stabilitas sosial. Satu pernyataan yang salah atau bahasa tubuh yang keliru di tengah krisis dapat memicu disinformasi dan memperburuk situasi.

4.  Jembatan Komunikasi dengan Rakyat

   Public speaking bukan hanya tentang komunikasi satu arah. Dalam forum seperti dialog publik atau *town hall meeting*, kemampuan mendengar secara aktif dan merespons dengan bijak menjadi sangat penting. Pejabat yang baik menggunakan forum ini sebagai jembatan untuk menyerap aspirasi, memahami kekhawatiran, dan menunjukkan bahwa pemerintah hadir dan peduli.

Elemen Kunci Public Speaking Efektif bagi Pejabat Publik

Untuk mencapai tingkat kemahiran yang ideal, ada beberapa elemen yang harus dikuasai oleh seorang pejabat publik.

* Struktur dan Kejelasan Pesan: Setiap pidato atau pernyataan harus memiliki tujuan yang jelas, dengan struktur pembuka, isi, dan penutup yang logis. Hindari melompat-lompat dari satu topik ke topik lain. Fokus pada 1-3 pesan kunci yang ingin audiens ingat.

*Bahasa yang Merakyat: Tinggalkan jargon birokrasi yang hanya dimengerti oleh kalangan internal. Gunakan bahasa yang sederhana, analogi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, dan kalimat yang ringkas. Tujuannya adalah untuk terkoneksi, bukan untuk terdengar paling pintar.

* Kekuatan Bahasa Tubuh (Non-Verbal): Lebih dari 50% komunikasi bersifat non-verbal. Kontak mata yang tulus, postur yang tegap, gestur tangan yang wajar, dan ekspresi wajah yang sesuai akan memperkuat pesan verbal. Bahasa tubuh yang tertutup atau gugup dapat mengirimkan sinyal negatif kepada audiens.

* Empati dan Kecerdasan Emosional: Mampu membaca "suasana" audiens adalah kunci. Tunjukkan bahwa Anda memahami perasaan, harapan, dan kekhawatiran mereka. Menggunakan kata-kata seperti "Saya memahami kekhawatiran Bapak/Ibu..." dapat membuat perbedaan besar.

* Kemampuan Bercerita (Storytelling): Manusia secara alami lebih mudah terhubung dengan cerita daripada data mentah. Pejabat yang efektif mampu membingkai kebijakan atau program dalam sebuah narasi yang inspiratif. Ceritakan kisah nyata dari warga yang terbantu oleh sebuah program, atau gambarkan visi masa depan yang ingin dicapai bersama.

Pada akhirnya, keterampilan public speaking bagi pejabat publik adalah tentang melayani. Ini adalah alat untuk memastikan bahwa pemerintahan berjalan secara transparan, akuntabel, dan partisipatif. Suara seorang pejabat adalah instrumen yang kuat untuk mengedukasi, menginspirasi, dan mempersatukan.

Menginvestasikan waktu dan sumber daya untuk pelatihan komunikasi dan public speaking bagi para pejabat publik bukanlah sebuah kemewahan, melainkan sebuah investasi strategis untuk pemerintahan yang lebih baik dan demokrasi yang lebih sehat. Sebab, di era keterbukaan informasi ini, pemimpin yang tidak mampu mengartikulasikan visi dan kebijakannya dengan baik akan dengan cepat kehilangan relevansi dan, yang lebih penting, kepercayaan dari rakyat yang mereka layani.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun