Mohon tunggu...
Yogi Pratama
Yogi Pratama Mohon Tunggu... Penggemar

https://linktr.ee/yogipratama900

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semangat Hari Buruh: Bukan Sekadar Tanggal Merah

5 Mei 2025   17:30 Diperbarui: 1 Mei 2025   17:35 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hari Buruh 

Asal Usul Hari Buruh

Tanggal 1 Mei selalu diperingati sebagai Hari Buruh di berbagai belahan dunia. Perayaan ini bermula dari perjuangan para buruh di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 yang menuntut jam kerja lebih manusiawi, yakni delapan jam sehari. Tuntutan itu memuncak dalam aksi besar di Chicago pada 1 Mei 1886, yang dikenal sebagai Tragedi Haymarket, dan menjadi tonggak penting bagi gerakan buruh global.

Di Indonesia, Hari Buruh pertama kali dirayakan pada tahun 1920. Namun, perjalanannya sempat terhenti selama masa Orde Baru sebelum akhirnya kembali dihidupkan di era reformasi. Sejak 2013, Hari Buruh resmi menjadi hari libur nasional, mempertegas arti pentingnya bagi para pekerja tanah air.

Makna Hari Buruh Lebih dari Aksi Massa

Peringatan Hari Buruh sering kali diasosiasikan dengan unjuk rasa atau pawai besar di jalanan. Meski begitu, maknanya jauh lebih luas. Ini adalah momentum untuk menghargai kerja keras para buruh yang menjadi tulang punggung perekonomian dan untuk mengingatkan semua pihak tentang pentingnya hak-hak pekerja.

Berbagai perusahaan dan organisasi kini memanfaatkan momen ini untuk memberikan apresiasi kepada pekerja melalui pelatihan, seminar motivasi, bahkan pemberian penghargaan. Semua bertujuan untuk mempererat hubungan antara pekerja dan dunia usaha dalam suasana yang lebih positif.

Hari Buruh di Era Media Sosial

Zaman terus berubah, begitu juga cara merayakan Hari Buruh. Di era digital, suara pekerja kini juga menggema di platform-platform media sosial. Kampanye dengan tagar-tagar seperti #MayDay, #HakBuruh, dan #BuruhBersatu ramai menghiasi jagat maya, menyebarkan semangat solidaritas lebih luas dan lebih cepat.

Bahkan, isu-isu yang diangkat sekarang lebih beragam. Selain soal jam kerja dan upah, muncul pula pembahasan tentang perlindungan pekerja di sektor informal, hak pekerja freelance, pentingnya kesehatan mental di tempat kerja, serta pemberdayaan pekerja dari kalangan perempuan dan penyandang disabilitas.

Cara Positif Merayakan Hari Buruh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun