Mohon tunggu...
Sastra Menyala
Sastra Menyala Mohon Tunggu... Komunitas

Menyalakan sastra di Negeri Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Keluarga di Seberang Jendela

18 Oktober 2025   19:37 Diperbarui: 18 Oktober 2025   19:37 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Keluarga di Seberang Jendela

Aku sering memperhatikan keluarga yang tinggal di seberang jalan rumah. Bagi orang lain, mereka mungkin hanya tetangga biasa. Namun bagiku, mereka adalah definisi kehangatan yang nyata. Keluarga itu terdiri dari empat orang: pasangan suami istri dengan dua anak remaja, seorang laki-laki dan seorang perempuan. Setiap sore, pemandangan di teras rumah mereka selalu penuh tawa. Walaupun hanya melihat dari jauh, aku bisa merasakan energi positif dari rumah mereka. Ayah mereka, seorang pria paruh baya dengan suara tawa yang khas, tampak selalu sabar mengajari putranya memperbaiki sepeda di halaman.

Sang ibu sering kulihat merawat pot-pot bunga di depan rumah. Ia memiliki aura kelembutan yang menenangkan. Perawakannya kecil, tapi gerak-geriknya cekatan dan penuh perhatian. Aku ingat suatu kali beliau dengan telaten mengobati luka kecil di lutut putrinya sambil memeluknya erat. Di dapur, aroma masakan yang harum sering tercium hingga ke jalan. Beliau adalah sumber kasih sayang yang membuat rumah mereka terasa nyaman.

Kedua anaknya pun memiliki karakter yang menarik. Si sulung tampak lebih pendiam dan fokus pada bukunya. Ia sering duduk di kursi rotan sambil sesekali mencatat sesuatu. Adiknya sangat ekspresif, dengan gerakan tangan yang lincah saat bercerita. Mereka sering terlihat berdiskusi seru. Kadang bertukar tawa renyah, kadang juga terlihat berdebat kecil yang tak berlangsung lama. Perbedaan karakter itu justru terlihat menyatukan mereka; si kakak menjadi penyeimbang bagi adiknya yang penuh semangat.

Melihat interaksi mereka dari hari ke hari, aku menyadari bahwa kebahagiaan sejati terletak pada hal-hal sederhana dan rutin. Sebuah keluarga yang harmonis dibangun bukan dari kemewahan. Inilah yang membuatku tersentuh. Ingatlah selalu, bahwa harta yang paling berharga di dunia adalah keluarga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun