Ketika Jiwa Melangkah (Bagian 10)
Untuk sahabatku, Faizal Hadi Nugroho
Dalam ruang yang terpisah, kita tertawa. Membicarakan kenangan bersama. Kau di bumi Blambangan, aku di tanah Brawijaya.
Benarkah jarak itu memisahkan? Bukankah hanya raga kita yang tiada berjabat tangan?
Aku sadar di sana kau menangis. Jauh dari pujaan hati dan rumah sejati. Namun, percayalah semua akan berakhir manis.
Bagaimana denganku di sini yang masih terlunta? Apakah semua akan berakhir indah jua?
Aku tiada tahu. Esok hari adalah misteri yang melaju. Hanya pasrah pada Sang Kuasa yang bisa kita tuju.
Ketika jiwa melangkah...
Kita pasti bertemu. Di antara sungai yang mengalir syahdu. Dan alunan musik yang berdansa merdu. Bahagia selalu.
Malang, 26-4-2021
Gus Pras/Yoga Prasetya