Ketika Jiwa Melangkah (Bagian 8)
Seorang anak suka mendengar lagu puji-pujian
Sejak kecil sang ayah mengajarkan tentang keduniawian
Adakalanya sang ibu turut menyenandungkan bunga kefanaan.
Sepertinya semua telah merasuk ke raga dan tersimpan rapi di memori
Yang penting bekerja bekerja bekerja, untuk bekal masa kini
Seakan kehidupan setelah mati adalah dusta dan raga akan abadi.
Ketika jiwa melangkah, ada rasa sesal yang menjadi-jadi
Raga yang dibanggakan telah dikoyak-koyak oleh ganasnya api
Ucapan dukacita dari kolega, tinggal kenangan yang tak menyelamatkan diri.
(Puisi Gus Pras/Yoga Prasetya ditulis di Pesantren Al-Madani Malang pada bulan Ramadan 1442 H/2021 M)