Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Superstar: Musim Perdana di Liga 1 Indonesia

28 Desember 2020   16:00 Diperbarui: 28 Desember 2020   16:06 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Canva/Yoga Prasetya

1 Januari 2016

Panggil dia Superstar.

Superstar merupakan pelatih termuda di Liga  1 Indonesia. Saat ini, ia sedang menukangi klub promosi Madura FC. Di usianya yang masih 30 tahun, Superstar mampu menunjukkan kelasnya dalam meracik strategi.

Hal itu terbukti dengan keberhasilannya membawa Madura FC juara Liga 2 dan promosi ke Liga 1 Indonesia musim ini. Bukan sekadar juara, Superstar memiliki catatan apik dengan kemenangan beruntun 20 kali dan tanpa kekalahan selama semusim di Liga 2. Bahkan, anak asuhnya banyak yang dipanggil untuk membela tim nasional Indonesia di pertandingan persahabatan.

Awalnya, Superstar hanyalah asisten pelatih Diaz asal Argentina yang menangani Madura FC di musim 2015. Kekalahan lima kali di awal musim membuat Diaz didepak manajemen klub. Bak jatuh tertimpa tangga, pihak klub harus memberikan pesangon kepada Diaz sebagai konsekuensi pemecatan.

Di tengah krisis finansial Madura FC, Superstar menjadi "caretaker coach" hingga akhir musim. Target manajemen hanya satu. Madura FC bisa bertahan di Liga 2.

Menjadi tim kuda hitam membuat skuad asuhan Superstar sering diremehkan lawan. Padahal, secara kualitas pemain sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tim lain di divisi 2.

Momen "diremehkan" itulah yang dimanfaatkan Superstar. Alhasil, mereka mengawali lima pertandingan dengan kemenangan beruntun yang berlanjut hingga akhir musim tanpa merasakan kalah. Apa yang istimewa dari Superstar?

Sebenarnya, kelebihan Superstar dibandingkan dengan pelatih lain hanya satu.  Motivasi. Di samping lapangan, Superstar selalu terlihat ekspresif. Ia bisa membakar semangat para pemain dan menjaga kondisi mental mereka stabil.

Begitulah potret singkat Superstar di musim lalu. Musim berganti masalah perdana muncul. Pemain andalan Madura FC musim lalu, Abimanyu dan Imbiri resmi pindah menuju klub Argentina.

"Pak Presiden? Mengapa Anda menjual dua pemain bintang kita?" Protes Superstar kepada Presiden Madura FC.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun