Era globalisasi saat ini didominasi oleh perkembangan teknologi bersifat eksponensial. Perkembangan ini secara langsung mengubah cara kita hidup, bekerja, dan belajar. Banyak pekerjaan yang dahulu dianggap relatif aman dan tidak tergantikan, kini telah digantikan oleh mesin, kecerdasan buatan, dan algoritma. Perkembangan ini pastinya menjadi tantangan bagi kebanyakan orang yang sudah nyaman dengan pekerjaan sebelumnya yang kini tidak relevan lagi dengan perkembangan.
Ketidakpastian ini telah menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana kita tetap selaras dengan perkembangan yang sangat masif? Jawabannya adalah terus belajar dan sikap terbuka terhadap perubahan baru.
Salah satu cara terbaik untuk memulainya adalah dengan belajar bahasa, baik itu bahasa inggris maupun bahasa lain sesuai dengan tujuan masing-masing. Belajar bahasa dan menguasainya akan membuka pintu bagi kita terhadap ilmu pengetahuan dari berbagai belahan dunia. Memungkinkan kita untuk mempelajari dan mengembangkan skill baru, dan pada akhirnya akan menjadi kunci untuk membuka peluang global yang tanpa batas.
Hasil Riset World Economic Forum (WEF) untuk periode 2025-2030 yang baru saja dirilis memberikan ilustrasi perubahan lanskap pekerjaan secara global dan nasional. Proyeksi dari laporan World Economic Forum menunjukkan adanya perubahan besar dalam lanskap pekerjaan global.
Sebanyak 92 juta pekerjaan akan tergantikan, terutama di sektor pekerjaan yang repetitif akibat otomatisasi dan AI. Namun, di sisi lain, sebanyak 170 juta jenis pekerjaan baru diperkirakan akan muncul, didorong oleh perkembangan teknologi dan kebutuhan baru dalam sektor green energy.
Dapat dilihat bahwa tantangan tersebut sangat berpotensi menjadi kesempatan emas bagi yang mampu beradaptasi dan terus belajar. Bahkan, tidak hanya berhasil bertahan dengan pesatnya perkembangan tetapi juga menjadi bagian dari mereka yang menciptakan perubahan.
Teknologi menyebabkan tidak lagi ada pembatas dari berbagai belahan dunia, yang membuat ilmu pengetahuan dapat melintasi samudera dan benua dalam waktu sepersekian detik. Namun, lagi-lagi bahasa memegang peran penting pada kondisi ini. Tanpa kemampuan bahasa, akses kita terhadap ilmu pengetahuan tersebut menjadi terbatas.
Banyak media di luar sana yang membawa konten, ilmu pengetahuan, dan informasi dalam bahasa asing. Bahkan, di Indonesia pun banyak yang membawakan ilmu pengetahuan tersebut dalam bahasa inggris, mandarin, Korea, dan lainnya yang mungkin bermanfaat dalam pengembangan diri untuk menghadapi tantangan global. Jika tidak mampu beradaptasi dan terus belajar, di negara sendiri pun kita bisa tertinggal.
Contohnya pada bahasa inggris sebagai bahasa yang digunakan sebagai bahasa internasional, kita dapat memperoleh sumber belajar yang berkualitas tinggi. Terdapat berbagai platform pembelajaran online yang menawarkan ribuan les atau kursus pada bidang ekonomi, sains, kreativitas, dan bidang lainnya. Selain daripada platform online, kita juga dapat belajar dari jurnal-jurnal atau literatur berkualitas. Hampir 90% literatur ilmiah di dunia diterbitkan dalam bahasa Inggris, sehingga kemampuan bahasa menjadi fondasi penting bagi individu yang ingin mempelajari hal baru dan menjawab dari tantangan global.
Contoh yang lain seperti bahasa mandarin yang memungkinkan kita belajar tentang teknologi. Seperti yang kita ketahui, negeri Tirai Bambu pada akhir-akhir menunjukkan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Dengan menguasai bahasa tersebut, memungkinkan kita untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan inovasi baru langsung dari sumbernya.