Mohon tunggu...
Yoakim ZordanHalawa
Yoakim ZordanHalawa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

lebih tertarik dalam bidang tarik suara, penulisan, dan jalan-jalan. menjadi dewasa merupakan masa masa dimana perjalanan kehidupan yang sebenarnya mulai terasa karena segalanya ditanggung sendiri tanpa mengandalkan bantuan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemerataan Pendidikan sebagai Gerbang Awal Merdeka Belajar

15 Mei 2022   19:57 Diperbarui: 16 Mei 2022   10:41 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama saya Yoakim Zordan Halawa. Saya dipanggil Zordan

Saya salah seorang putera daerah Nias yang nun jauh di pelosok barat sana, yang konon katanya pulau yang tak terlihat pada atlas se-Asia. Mungkin benar adanya seperti itu, namun meski begitu, tidak mengurangi rasa bangga saya terhadap daerah saya ini yang saya labeli dengan julukan  “Ufuk Jingga Tersembunyi”. Saya juluki demikian karena Nias menyimpan segudang potensi untuk dikembangkan sebagai tempat para wisatawan berlabuh untuk menikmati kekayaan & keindahan alam yang khas, yang hanya bisa dinikmati di daerah ufuk barat.

Namun sayangnya, potensi ini masih tersembunyi, belum tersentuh secara maksimal lewat media-media kekinian sebagai ajang sumber informasi di kalangan anak-anak zaman now, yang mengedepankan melihat perkembangan sosialita dan entertaimen di media sosial daripada pengenalan budaya dan geografi mengenai bangsanya sendiri.

Saya meninggalkan pulau itu meninggalkan orang tua, saudara serta semua orang yang disayangi demi mengadu nasib mengejar cita-cita di daerah yang tak pernah saya datangi sebelumnya yaitu Bali. Hal itu bisa terjadi karena saya merasa bahwa pendidikan yang didapatkan dari luar daerah lebih bagus dari pendidikan dari daerah sendiri seperti salah satunya di kabupaten Nias selatan terdapat sebuah perguruan tinggi swasta yang menurut saya perlu pembinaan lebih dari pemerintah pada fasilitas sarana dan prasarana kampus yang masih tidak lengkap dan perlunya perbaikan.

Harusnya hal seperti inilah yang perlu diperhatikan oleh pemerintah guna meningkatkan daya tarik siswa siswi lulusan daerah untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang ada di daerah masing masing serta meringankan biaya hidup dan biaya pendidikan. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan diluar daerah dengan harapan membawa ilmu baru yang tidak didapatkan oleh mahasiswa di sana serta dapat mengimplementasikannya untuk pendidikan daerah saya kedepannya.

Saat ini saya sedang kuliah di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Sekarang sudah Semester VI program studi Akuntansi.  Pada semester ini saya sedang mengikuti program unggulan pemerintah Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (KEMENDIKBUDRISTEK) yaitu “KAMPUS MERDEKA” dengan sub kegiatan “KAMPUS MENGAJAR” dan saat ini sedang mengikuti program tersebut dengan penempatan di SD Negeri Ketawang, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.

Di tengah kejenuhan belajar daring sejak pandemi Covid-19, tiba-tiba ada info bahwa Kementerian Pendidikan sedang merekrut mahasiswa untuk menjadi agen perubahan bangsa dengan mengabdikan diri untuk mengajari anak-anak sekolah regenerasi selanjutnya setelah masa ini karena di tangan merekalah tujuan dan harapan bangsa ini diserahkan.

Awalnya keraguan ada dalam pikiran untuk tidak mendaftarkan diri dikarenakan wabah penyakit yang sedang melanda bumi yang mengharuskan segala bentuk kegiatan dilaksanakan secara virtual. Hingga pada akhirnya memutuskan untuk mendaftarkan diri dan ikut seleksi dengan membelakangi setiap resiko yang akan ada dengan tujuan utama ialah “Belajar dan mengabdikan diri” dengan ilmu yang sudah didapatkan selama ini. Di sisi lain, saya juga merasa berutang budi dan tanggung jawab besar untuk negeri ini atas perjuangan para pejuang terdahulu yang telah gugur dalam mempertahankan NKRI dan pendidikan anak bangsa seperti yang sudah saya dapatkan. Hal itu menjadi pemacu adrenalin diri untuk ikut dalam program ini.

Berbicara tentang Kampus Mengajar yang sedang diikuti saat ini, Kampus Mengajar merupakan ajang di mana mahasiswa melakukan suatu terobosan baru dalam membantu pendidikan bangsa, sebagai generasi millenial yang akan membuat perubahan bangsa. Mahasiswa juga membantu pemerintah dan guru-guru sebagai garda terdepan dalam pemerataan pendidikan nasional, mahasiswa juga berkesempatan dalam mengabdikan dirinya untuk negeri.

Dalam acara Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Global Dialogue, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa “Dunia masih kekurangan simber daya dan kesiapan dalam menghadapi pandemi Covid-19, serta rencana masa depan dimana dampak yang dialami saat ini di seluruh dunia. Masih ada 300 miliar penduduk dunia yang masih belum bisa mengakses internet dan mengoperasikan media-media pembelajaran daring termasuk Indonesia”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun